"Jangan berlari kesana, karena disana tidak akan ada cahaya."
.
.
.
Yunho bangun pagi-pagi sekali, dari tidur nyenyak tanpa mimpi, merasa segar tapi kaku. Dia terbaring di ranjang, dibawah selimut hangat nya. Dia beranjak dari kamarnya untuk pergi kearah dapur, dan dia bisa mendengar Wooyoung sedang berbincang dengan Brian. Dia menghentikan langkahnya dibalik dinding dapur. Mendengarkan pembicaraan dua orang itu.
"Seberapa parah keadaan nya?" tanya Wooyoung lirih, dan awalnya Yunho mengira mereka sedang membuat sarapan dan membicarakan tentang pekerjaan Brian.
Brian mendesah, "Parah sekali."
"Ceritakan padaku. Aku ingin tahu semua yang terjadi setelah kami pergi."
Sejenak, tidak terdengar apa-apa selain suara kompor yang dimatikan dan rak pantry yang ditutup. Yunho menunggu dan menegang.
"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan." Brian memulai pelan-pelan, "Minggu pertama itu, aku sampai berpikir untuk membawanya ke rumah sakit. Dia tidak mau makan dan minum, bahkan berbicara dengan ku."
"Tapi akhirnya dia normal lagi?"
"Aku meminta Seungwoo datang dan membawanya kerumah orang tua kandungnya, tanpa sepengetahuan nya. Aku berharap jika dia tinggal dengan keluarga nya, bisa membantu. Tapi waktu aku mengemas pakaiannya, dia bangun. Aku pernah melihatnya marah, tapi sungguh, dia benar-benar sangat marah hari itu. Dia menghamburkan pakaian nya kemana-mana dan berteriak-teriak, kemudian akhirnya dia menangis. Menurutku, itulah titik baliknya. Aku tidak membantah sewaktu dia menolak permintaan ku untuk pergi bersama Seungwoo."
Suara Brian menghilang. Dia benar-benar mencurahkan isi hatinya tentang semua yang dialami oleh Yunho.
"Lalu?" desak Wooyoung.
"Dia kembali berkuliah dan menjadi sedikit lebih baik. Meskipun dia masih tidak ingin berbicarapada siapapun. Aku takut jika aku akan mengatakan perkataan yang salah dan menyinggung hatinya. Dia hanya menjawab saat aku bertanya pada nya, dia tidak pernah memulai pembicaraan." Brian mengangguk-anggukan kepalanya tapi tatapan nya murung. "Kesimpulannya, aku merasa seperti tinggal bersama mayat hidup. Dan dia sering menjerit dalam tidurnya.."
"Aku sangat menyesal mendengar hal itu, Brian." kata Wooyoung, nada nya sedih.
"Itu bukan salah mu," tutur Brian, "Sejak dulu kau sangat baik padanya."
"Sepertinya dia sudah lebih baik sekarang.."
"Ya. Semenjak bergaul dengan Seungwoo, aku melihat banyak kemajuan. Bibirnya mulai tersenyum lagi saat dia pulang. Dia lebih bahagia."
"Kalau begitu, beruntung jika Yunho memiliki dia." Wooyoung berpendapat.
Brian menghembuskan napasnya pelan, "Yeah.. Aku tidak tahu apakah Yunho bisa melupakan nya, aku tidak yakin apakah dia bisa pulih dari hal seperti ini. Dia bukan tipe orang yang melupakan hal dimasa lalu, atau yang bisa berubah pikiran."
"Dia memang berbeda dari yang lain.." Wooyoung membenarkan dengan suara kecil.
"Wooyoung.." Brian ragu-ragu sejenak, "Kau tahu jika aku sangat menyayangi anak itu. Tapi aku takut jika kedatangan mu kesini akan berdampak pada dirinya lagi.."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET BLOOD || [MINGI x YUNHO] SLOW UPDATE
Vampire[ON GOING] [Slow Update] Yunho adalah lelaki yang biasa-biasa saja, lugu, dan tidak pernah tertarik dalam hal memiliki pasangan. Tetapi ketika dirinya bertemu dengan Mingi, seorang vampir misterius yang sangat tampan. Yunho mulai tertarik padanya...