HONEY MOON

1.1K 108 1
                                    

.

Tubuhnya terasa panas ketika dia bangun. Mungkin sudah menjelang siang atau telah lewat tengah hari, dia tidak tahu. Cahaya matahari menembus jendela kaca, membuat kamar terang benderang dan kelambu-kelambu putih melembutkan sinarnya. Dia tidak ingin membuka matanya, terlalu nyaman berbaring diatas dada dingin Mingi dengan kedua tangan yang memeluk dirinya dengan erat. 

Jari-jari Mingi dengan lembut menelusuri tulang belakangnya, dan Yunho tahu jika vampir-nya itu juga sudah bangun. Matanya tetap terpejam dan malah mempererat kedua lengannya melingkari leher Mingi, semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Mingi.

Yunho tiba-tiba tertawa ketika merasakan perutnya keroncongan. Akan sangat membosankan bila tetap berada dalam posisi seintim ini tetapi perut nya kelaparan. "Apa yang lucu?" gumam Mingi, suaranya serius dan parau, membuat kilasan kejadian semalam memenuhi kepalanya. Pipinya kembali memerah.

"Aku lapar, hehe.." kikik Yunho seraya membuka matanya, mendongak untuk menatap Mingi. Wajahnya hanya menatap keatas, lurus dan kosong. "Mingi? Ada apa?" tanya Yunho dengan suara tercekat.

"Apa kau masih perlu bertanya?" Suaranya kaku dan sinis. 

Otak Yunho berputar-putar, memikirkan semua yang telah terjadi, tetapi sama sekali tidak menemukan kesalahan. Apa yang terlewatkan olehnya? Bukan kah semalam mereka hanya melakukan hal yang sudah seharusnya mereka lakukan setelah sah menjadi pasangan? Mengapa Mingi terlihat tidak nyaman dengan hal itu?

Jari-jari Mingi perlahan terulur menghaluskan kerutan di dahi halus Yunho. "Apa yang kau pikirkan?" bisiknya.

"Kau marah? Aku tidak mengerti. Apakah aku..?" Yunho tidak melanjutkan kata-katanya. 

Mata Mingi tiba-tiba menegang, "Separah apa cedera yang kau alami, Yunho? Jangan mencoba menutupi nya." 

"Cedera?" ulang Yunho dengan nada yang lebih tinggi karena dia terkejut dengan perkataan Mingi. Dengan otomatis Yunho bangkit untuk duduk dan merenggangkan tubuhnya, mengejangkan dan mengendurkan otot-otot tubuhnya. Tubuhnya memang terasa kaku, dan di beberapa tempat terasa nyeri, dan kemudian dia merasa lembek seperti ubur-ubur, seakan-akan semua persendian tulangnya lepas, dia kembali ambruk ke kasur.

Mingi memejamkan mata. "Kau bahkan tidak bisa menahan beban tubuhmu, sekarang." katanya sambil mengusap wajahnya kasar lalu bangkit dari kasur dan melesat kedalam kamar mandi. 

Yunho tiba-tiba merasa marah, Mingi telah merusak pagi indah miliknya. "Mingi!" teriaknya dari atas ranjang. Mengetahui tidak akan ada jawaban, Yunho kembali bangkit dan turun dari tempat tidur, menyeret selimut putih bersama dengan dirinya, kemudian berjalan tertitah ke kamar mandi. "Apa maksud-" 

"Lihat dirimu, Yunho." sakit hati dan shock, Yunho melangkah masuk kedalam kamar mandi dan berdiri disamping Mingi yang sudah lengkap dengan bathdrobe nya. 

"Mingi, aku baik-baik saja. Tidak ada yang-"

"Dengar Yunho!" Sergah Mingi seraya menarik Yunho untuk menghadap kearah cermin besar diatas meja konter. "Lihat ini." vampir itu sedikit menurunkan selimut tebal yang menutupi pundak Yunho, menampilkan bercak keunguan ; lebih seperti lebam. 

Yunho menatap pantulan dirinya di dalam cermin, perlahan membuat selimut lembut itu jatuh kelantai. Mingi kembali menutup matanya ; seolah-olah tidak ingin melihat pantulan tubuh Yunho dicermin. Mata Yunho mengikuti jejak memar itu dari lengan, naik kebahu, hingga turun ke arah tulang rusuk. Dia mengulurkan satu lengannya yang bebas untuk menyentuh memar itu, menenkan nya pelan ; membuat warna lebam nya menghilang, kemudian melepasnya ; membuat warna lebamnya muncul kembali. Rasanya agak berdenyut-denyut.

SWEET BLOOD || [MINGI x YUNHO] SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang