JOURNEY

1.2K 99 15
                                    

A/N : Maaf untuk typo

.⋆。⋆˚。⋆。˚。⋆.


Pagi adalah hari dimana matahari tidak bersinar begitu terik. Biasanya para manusia akan menggunakan kesempatan itu untuk berolahraga pagi, namun para vampir tentu tidak membutuhkan olahraga pagi, bukan?

Tidak.

Itu tidak berlaku bagi pasangan yang baru  saja dikaruniai seorang bayi laki-laki dikehidupan mereka. Berdebat adalah olahraga pagi yang luar biasa mengasyikkan jika dilakukan bersama pasangan mu.

"Tidak. Itu tidak bisa." Tolak Yunho, kesabaran nya mulai diuji dan Mingi tentu bisa melihat bagian yang disebut 'kesabaran' itu mulai menghilang seiring hembusan napas kasar yang pria manis itu keluarkan.

"Dia berbicara kepada Brian." Mingi masih berbicara dengan nada yang sama. Tenang dan tanpa emosi. "Dia akan datang kesini. Hari ini."

"Apa?! Tega-tega nya Seungwoo hyung berbuat seperti itu!" Yunho tersentak. "Maksud ku... dia pasti tidak akan menyukaiku."

Mingi berbicara dalam posisi bersandar dipintu kamar dengan kedua tangan terlipat didepan dadanya. "Seungwoo akan sampai lebih dulu."

Yunho dengan segera melesat melewati pria yang lebih jangkung, tujuan utama nya hanya satu. Yaitu pintu depan utama, dimana seorang vampir tampan dan tinggi tengah mengibas-ngibaskan rambutnya dengan jari-jari tangan panjangnya. Ia sepertinya kehujanan saat diperjalanan.

"Oh, halo Yunho." sapa Seungwoo, nyengir.

Suasana menjadi sunyi dan senyap.

Wooyoung dan San melesat mendekati Yunho dan berdiri dibelakang pria manis yang terlihat berapi-api itu. Beberapa kali memberikan isyarat kepada vampir yang lebih tua untuk berdiri sedikit lebih jauh dari Yunho, namun isyarat itu tidak berhasil disampaikan dengan baik.

"Yeosang." pinta Yunho, mengulurkan kedua lengannya. Tanpa berkata apa-apa Yeosang menyerahkan seorang bayi laki-laki kepada Yunho. Pria manis itu mendekapnya erat-erat ke jantungnya yang tidak berdetak, memeluknya seperti jimat untuk mencegah perbuatan sembrono.

Yunho akan tetap mendekapnya dalam pelukannya hingga ia berhasil meyakinkan dirinya bahwa membunuh Seungwoo sepenuhnya didasari pada penilaian rasional, bukan emosi semata-mata.

Bayi laki-laki yang berada dipelukannya tersebut hanya terdiam, menonton dan mendengarkan seolah-olah ia juga penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Sebentar lagi, Brian akan sampai." Seungwoo menyampaikan kepada Yunho dengan nada biasa-biasa saja.

"Seharusnya aku membunuhmu, kemarin." Yunho menyemburkan kata-katanya dari sela-sela giginya. "Apa yang sudah kau lakukan?!"

Senyum Seungwoo goyah, tapi masih terlalu tegang untuk menjawab dengan serius. "Apa dia tidak berhak untuk bertemu dengan Oscar? Well, bukankah dia kakek sambung nya?"

"Ya ampun, dia masih memanggilnya dengan nama kadal gurun itu." Oceh Jongho yang berdiri diatas tangga, "Bukankah lebih baik kau menikam nya saja?"

"Rileks, Yunho. Aku tidak memberitahu dia apapun yang tidak ingin kau beritahu." Elak Seungwoo seraya mengangkat kedua lengannya kedepan dada, mencoba menghentikan niatan Yunho untuk menyerang.

Yunho menghirup napas dalam-dalam. "Lalu apa yang dia inginkan?"

Seungwoo tersenyum. "Tentu saja dia ingin bertemu dengan cucu tersayang yang sangat dinantikan nya." Jawab pria tampan itu.

Mata nya terasa sedikit perih, tapi kali ini bukan karena takut atau sedih. Brian akan bertemu dengan putra nya, apakah dia akan tersenyum saat membayangkan dirinya menjadi seorang kakek?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SWEET BLOOD || [MINGI x YUNHO] SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang