◌Stockholm Syndrome:Be my boo(k)

1.8K 114 6
                                    

Stockholm syndrome
__________
Vote+comment

Typo tandai..

Happy Reading
_________

Maxime mengawasi setiap pergerakan Laura setelah apa yang Laura katakan, seharusnya Laura tak mengatakan hal seperti itu, hal yang bersifat dewasa dan membuat Maxime terus-menerus menatap nya.

"Aku bisa melakukan nya______

"Sebaiknya kau keluar, lagipula seharusnya kau tidak ada di sini hanya untuk melihat ku"potong Laura, ia tak ingin pria itu terus ada di hadapan nya, selain risih, Laura juga benci pada pria kejam seperti itu.

"Tempat ini milik ku, aku bisa melakukan apa saja dan kau, kau tidak berhak melarang ku"ucap Maxime, Laura berusaha menahan diri untuk tidak menjawab ucapan Maxime, meski dalam hati, Laura masih ingin berbicara dengan Maxime, karena ia masih ingin terus berkata kasar pada pria yang menculik nya tersebut.

"Kau tahu Laura, wajahnya mu seperti malaikat tapi sifat mu seperti iblis"ucap Maxime penuh penekanan, bayang-bayang Ester memenuhi pikiran nya, dan yang ia salahkan adalah wanita yang kini berdiri di hadapan nya.

"Jika aku iblis, kau apa?"ucap Laura

"Jin, hantu atau malaikat pencabut nyawa"jawab Laura, yang justru membuat Maxime marah. Entahlah apa isi otak wanita itu sehingga selalu menjawab ucapan Maxime.

"Seharusnya kau berpikir sebelum menyimpulkan sesuatu yang bahkan tidak kau ketahui"ucap Laura, Maxime tak menjawab namun ia tetap menatap lekat wajah Laura yang memerah karena amarah nya.

"Aku tidak mungkin membunuh Ester, untuk apa aku membunuhnya"ucap Laura.

"Tapi aku senang jika Ester pergi, dengan itu dia tidak akan tersiksa karena memiliki kekasih , seperti mu"ucap Laura, ia menatap mata Maxime tanpa rasa takut, Maxime tak pernah mendapatkan tatapan itu dari orang-orang yang ia tangkap namun kali ini seorang wanita cantik yang ia culik, dengan berani menatap nya seperti itu.

"Jaga bicaramu___

"Memang kau juga menjaga bicaramu?"tanya Laura,  Maxime tak bisa berkata-kata lagi tentang Laura, wanita itu sungguh  memiliki rasa keberanian yang cukup besar.

"Hentikan!"ucap Maxime cukup keras.

"Kenapa, kau sudah tidak punya jawaban lagi?"tanya Laura.

"Tidak juga, aku hanya tidak ingin berdebat dengan orang seperti mu"ucap Maxime, ia memilih melangkah menuju pintu keluar daripada harus meladeni orang seperti Laura, sungguh wanita itu membuat nya marah karena kalimat demi kalimat yang di ucapkan oleh nya.

Pintu kembali tertutup dan sekarang hanya ada Laura yang masih merasa kesal dengan Maxime, namun disini lain Laura merasa lega karena sudah mengalahkan pria itu dengan ucapannya.

Laura menarik napas panjang, lalu berjalan mendekat ke sebuah rak buku yang cukup besar dengan berbagai buku yang tertata dengan sangat rapi. Laura baru menyadari jika di kamar ini juga tersedia rak buku seperti itu, meski ia belum paham mengapa Maxime meletakkan rak buku seperti ini di tempat Laura terkurung.

"Untuk apa dia mengoleksi buku sebanyak ini"ucap Laura menatap buku-buku itu, sampai akhirnya ia tertarik dengan buku tebal dengan sampul hitam.

Mafioso Italiano

Itulah judul buku yang ada di sampul buku itu, buku itu terlihat buku lama.

"Buku ini tentang Mafia di Italia"ucap Laura, sebelum membuka isi buku itu dan membaca isi buku yang di tulis menggunakan bahasa Italia. Tak ada kesulitan yang Laura alami dalam membaca nya karena kedua orang tua nya selalu mengajarinya bahasa yang berasal dari negara kedua orang tua nya berasal.

Stockholm SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang