17

707 142 12
                                    

"Nanti kalo lo butuh apa apa bilang ke gue aja" ucap Jisung tersenyum manis. Memasukkan tangannya ke saku celana, seperti biasanya.

"Ya ya yaa, serah lo" balas Soeun memutar bola matanya. Udah hari ketiga ini dia dapet job bareng Jisung.

Sebenernya Soeun bingung kenapa harus dapet kerjaan sama wakil ketua osis sesibuk Jisung. Tapi herannya cowok itu selalu punya waktu buat sekedar basa basi, ngobrol, atau bahkan ngajak Soeun pulang bareng.

Yang pastinya selalu ditolak Soeun.

"Udah sana lo pergi! Bantuin si Minhee ngurus osis, bukannya keliyaran disini! Hus hus!" Ucap Soeun mendorong Jisung.

Seperti biasa, Jisung cuma ketawa pelan. "Gue pergi dulu, ntar pak boss marah gue keliayaran mulu. Papaii.." ucap Jisung berlari menjauh setelah berhasil mengacak rambut Soeun.

Soeun berdecak kesal. Merapikan rambutnya yang berantakan.

"Soeun!"

Soeun menoleh ke sumber suara. Dia cuma bisa senyum tanggung setelah liat siapa yang dateng.

"Oh Ningning, kenapa?" Tanya Soeun merubah ekspresinya menjadi lebih ceria.

Berbanding terbalik, Ningning menatap Soeun dengan mata tajamnya.

"Gue cuma mau bilang ke elo, jangan deket deket Jisung."

Senyum Soeun sempurna menghilang. Apa maksudnya?

"Gue nggak pernah deket deket Jisung. Tapi Jisung yang deket deket gue" balas Soeun membalas tatapan tajam Ningning.

"Ck. Ya harusnya lo paham maksud gue. Artinya udah lo nggak perlu deketin Jisung lagi."

Soeun berdecak kesal. Mendorong pelan bahu kanan Ningning. "Ya udah, lo bisa kan bilang itu ke Jisung? Gue juga ogah deket deket tu anak."

"Yang gue mau, lo nggak ngerespon Jisung" ucap Ningning mengepalkan tangannya.

"Lo liat Jisung barusan? Lo liat gue? Apa gue keliatan ngerespon Jisung dengan baik? Liat faktanya ning bukan cuma berasumsi."

"Ya udah sih apa susahnya ngehindarin Jisung doang? Lo bilang lo nggak mau deketan sama dia."

Soeun muak. Kenapa kesannya justru Ningning yang cari gara gara.

"Udah berapa kali gue bilang ning, gue males sama jis-"

"Soeun!"

Kedua cewek yang saling berhadapan itu menoleh ke arah samping. Dimana seorang cowok berlari ke arah mereka.

"Jake.." lirih Soeun saat melihat cowok yang akhir akhir ini memenuhi pikirannya.

Jake berlari kearah mereka berdua. Lalu berdiri dihadapan Soeun, membelakangi Ningning.

Soeun mengernyitkan dahinya bingung. Lalu sedetik kemudian dia paham.

Dia cuma senyum tanggung, lalu pergi ninggalin Jake dan Ningning disana.

Soeun hampir melupakan fakta dimana nyokapnya Jake mau jodohin dia sama Ningning.

Dan sekarang Soeun sadar, dia cuma figuran dalam ceritanya Jake. Walaupun Soeun nggak pernah berharap buat jadi sesuatu yang penting di hidup Jake.
.
.
.
.

"Lo nggak papa?" Tanya Jake ke Ningning.

"Gue emang nggak papa. Tapi lo salah Jake, dengan apa yang barusan lo lakuin justru bikin Soeun makin mikir hal yang lain."

"Maksud lo?"

"Gue yakin lo suka sama Soeun. Dan yang barusan lo lakuin malah bikin Soeun mikir lo ngelindungi gue" balas Ningning lalu pergi meninggalkan Jake.

[4] Hurt Road Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang