11

659 143 10
                                    

Soeun berjalan ke balkon kamarnya. Sekarang udah jam 11 malam, dan dia sama sekali belum bisa tidur sejak 2 jam lalu.

Sekitar jam 9, dia pulang ke rumah tantenya. Hari ini juga dia nggak kerja di kedai. Udah ada Nako disana.

Soeun natap ke arah langit malam, dimana nggak ada satu pun bintang yang keliatan. Walaupun dia yakin berjuta juta bintang bertebaran diatas sana.

Plakkk!

Soeun memeluk bahunya sendiri, meringkuk dipinggir balkon. Matanya terpejam kuat, tangannya memeluk diri sendiri dengan erat.

Suara itu terngiang ngiang di kepalanya.

Hingga dinginnya angin malam menerpa tubuhnya. Soeun bangkit, setelah membuka matanya.

Dia sendirian.

Perlahan Soeun menarik nafas dalam, menenangkan diri sendiri.

Soeun melirik hp nya yang terjatuh dilantai balkon. Layar hp nya menyala, memperlihatkan sebuah panggilan masuk.

Jake is calling...

Buru buru Soeun mengangkat telepon dari Jake.

"Masih online aja neng"

Jake terkekeh pelan di seberang sana.

"Haha kebetulan aja"

"Nggak bisa tidur? Apa belum ngantuk?"

"Gue rasa dua duanya"

Soeun tertawa pelan, mengatasi kecanggungan diantara keduanya.

"Apa perlu tidur sama gue lagi biar bisa tidur cepet?"

"Bisa nggak sih lo nggak bahas itu?"

"Kenapa hm? Malu?"

"Bukan masalah malu apa enggaknya Jake. Tapi kalo ada orang lain denger dan salah tanggep ntar bisa berabe"

"Ya udah sih, mau mereka denger atau enggak ya udah"

"Gila lo! Kalo ada yang ngomongin gimana anjir"

"Lo kan masih ada gue. Nggak bakal ada yang ngomongin"

"Iya, lo nggak diomongin. Tapi gue, Jake"

"Enggak, percaya sama gue"

"Percaya sama lo musyrik. Buktinya cowok selalu dibela, cewek yang selalu disalahin"

Disana, Jake mengerutkan keningnya.

"Kok lo marah? Buat apa kita bahas ini lagi? Lo bilang nggak usah di bahas"

Soeun menghela napas panjang. Nahkan dia kelepasan. Dia nggak bisa ngontrol emosinya.

"M-maaf..."

Hening.

"Buat apa lo minta maaf? Kalo lo sama gue, artinya gue yang harus minta maaf. Nggak peduli mau gue yang salah atau lo yang salah"

Soeun cuma diem. Dia nggak mau memperpanjang urusan yang menurutnya sepele.

"Anggap aja gue kemarin malem itu cuma angin lalu"

[4] Hurt Road Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang