Prolog

9.4K 810 25
                                    

⸙ ⸙ ⸙

Padahal di saat surya diatas langit gedung itu ku telusuri tanpa ada rasa enggan.

Terasa berbeda saat bulan yang berjaga, namun begitu masih ku langkah kan seperti biasa mengekori punggung teman ku.

"Ngapain ke sekolah malam-malam?"

"Klub paranormal melakukan eksperimen, aku ingin melihatnya"

Bola mata ku putar jengah. "Dasar kau ini"

"Sudah diam dan ikut atau kau tidur di jalanan saja"

Teman ku bernama Ako, memberi ancaman yang membuat ku tertohok, menerima dengan paksa mengikutinya.

Pintu geser ruang kelas di buka cepat meninggalkan suara hentakan kuat. Gadis yang mengisi ruangan mendongak pada dua kaum hawa yang ia tunggu.

"Kalian sudah datang"

"Yui-chan sendiri?" (y/n) melangkah masuk lalu menarik kursi yang kosong.

"Kyoya-kun tidak mau menemaniku" matanya melirik jengah ke arah lain.

"Lupakan saja dia," Ako ikut duduk di kursi depan gadis bernama Yui. "Sekarang perlihatkan padaku!" sorot matanya berbinar terang-benerang mengharapkan sesuatu yang lebih dari imajinasinya.

Yui, gadis berambut hitam senada dengan netranya meringai bak iblis. Ia meletak kotak kayu persegi panjang─seukuran dengan telapak tangannya.

Ku tangkup pipiku dengan sudut siku ke meja, netra (e/c) menatap bosan menanti isi kotak tersebut.

Dilepas penutup kayu tersebut, menampakkan sesuatu yang berlilit kertas segel aneh yang membuatmu mencibir tak yakin.

"Apa apaan ini? Aku kesini menyaksikan sesuatu yang lebih lah"

Kening Ako berkerut, mata menatap kesal yang sudah tepat di tujukan untuk ku. "Kau berisik (y/n). Saksikan saja dulu baru berkomentar"

"Iya deh"

Kembali atmosfer membungkam terjadi. Yui mencoba merobek kertas kuno tersebut, dan ia berhasil.

Belitan di benda itu cukup panjang seakan benda itu keramat nan terlarang, tak boleh barang sekali pun membukanya sembarang.

Aku yang merasa datar kini terteguh melihat apa yang terlilit oleh kertas tersebut. Kuku hitam runcing dengan kulit warna coklat kemerahan gelap memberi kesan bahwa benda itu sudah lama.

"Jari?"

"Lihat (y/n)!" Ako berseru gembira sendiri. "Sudah ku katakan jangan melihat dari sampulnya saja!"

"Iya deh" kembali manik mata pada jari tersebut. "Benda apa ini─"

Kepala mendongak ke atas kala aura yang tak ada muncul dari langit atap. (y/n) itu bisa dikatakan sering melihat hal di luar akal atau superanatural seperti makhluk bermata dan bertangan banyak.

⸙ ⸙ ⸙

Padahal kami bertiga masih utuh tapi, sekarang tidak. Yui dilahap dahulu karna kakinya tersandung sendiri disaat berlari. Dan sekarang Ako di telan hidup-hidup di depan mataku.

Kaki bergetar hebat niat untuk lari seakan terkunci kala rasa yang telah lama hilang kembali naik ke permukaan, telah lama tidak dirasakan semacam menusuk ke dalam jantung.

Jari aneh tadi jatuh dari tangannya, buliran air bening turun pelan dari pipinya. Raut wajahnya semakin sendu seakan menyesal.

Lututnya lecet bergesekan pada lantai lantaran kaki tak kuat lagi. Netra miliknya seakan kosong tak bisa melihat. Dirinya mempersembahkan diri lantas sudah tak berguna lagi hidupnya.

'Ako-chan... aku datang...'

Manik mata di tutup, tak nak membayangkan kelanjutan karna tau malaikat maut sudah di depan mata.

'...Kita akan bersama lagi'

"Kau baik saja?"

Suara lembut miliknya masuk ke dalam pendengaran sang gadis. Netra indah ia tampilkan kembali agar bisa juga melihat si pemilik suara.

Dihadapannya berkisaran 10 centimeter, wajah yang tak ia kenal memandanginya dalam diam dengan raut polos.

"Syukur lah kau masih hidup" orang yang tak ia kenal berucap enteng dengan senyuman yang sering ia perlihatkan pada semua orang.

Manik (e/c) bergulir pada sesuatu di belakang pemuda tersebut. Sosok monster yang tengah mencabik-cabik monster lain dengan enteng seperti sudah biasa atau memang itu lah pekerjaannya.

Kembali ke kenyataan, kau berteriak histeris dengan nada serak memanggil dan menggapai orang yang sudah tak ada lagi di dunia.

"AKO-CHAN!! YUI-CHAN!!"

Pemuda dihadapanmu menahan mu untuk beranjak ke belakang tubuhnya. Karna tak tau berbuat apa, ia merangkul mu dan menutup mata yang mengalir sungai bening dengan telapak tangan besarnya.

"Tenang lah"

Ia tetap merontah dari gengaman pemuda itu, tangan menggapai-gapai udara kosong.

"AKO-CHAN!!! JANGAN PERGI!!"
"AKU TAK INGIN SENDIRI!!!!"
"Sendiri itu menakutkan"

──── · · ⸙ 7 march  2021 ⸙ · · ────

Hbd buat Okkotsu Yuta. Hadiah dari mars ini, beda dengan Lucian yang nantinya mars buat happy yang ini kita buat sedih. Btw ini cerita kecil bersama Yuta.

Yang sedang reread. Jangan vote, comment, share, dan follow akun ini untuk mendukung ke depannya.

O. Yuuta  ❛AkrasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang