✽ Maaf

2.9K 507 23
                                    

⸙ ⸙ ⸙

Hembusan nafas lega lancar keluar dari bibir. Tangannya terenggang tinggi ke langit, waktunya dirinya kembali ke rumah.

"Okkotsu-kun~!"

Empu nama menghentikan langkah, menoleh pada lelaki jenjang berpakaian serba hitam seperti biasa.

"Ada apa, Gojo-sensei?"

"Apa (y/n)-chan baik saja?"

Anggukan diberi Yuta.

"Dia akan tinggal bersama mu terus, kan?"

Anggukan dengan tampang polos sekali lagi diberikan.

"Berarti... kau harus memandikannya agar tubuhnya tetap bersih"

Kelopak mata mengerjap, berhasil mencerna dirinya melonjat dengan sipuan panas di pipi. "K-kenapa?"

"Selama disini yang melakukannya Ieiri"

Soal itu Yuta tau.

"Jadi kau harus melakukannya biar tubuh (y/n)-chan wangi dan bersih" lanjut Gojo.

Marga Okkotsu menunduk dalam, ia harus melakukan karna sudah tanggung jawab.

"Uhk... Baik lah"

⸙ ⸙ ⸙

Bibir ranum menukik ke bawa, kedua sisi plastik putih di buka memperlihatkan barang yang baru saja dibeli.

Bahu tegapnya turun bersama alis yang berkerut. Ia terlihat seperti orang bodoh membeli semua alat mandi─tidak, barang-barang cewe yang di gunakan untuk mandi.

Sangkin paniknya harus melakukan apa minimarket yang menjadi pengalih perhatian dan keluar dengan sekantung plastik barang tergolong mahal yang tak pernah ia dengar nama atau pun cara gunakanya.

Kakinya kembali melangkah ke arah jalan pulang sambil berkonflik batin tak tau harus cara yang benar memandikan seseorang.

Sesampai di rumah, sepatu ia telak di dalam rak. Membuka pintu shoji yang dimana masih ada bunga layu.

Air muka sendu disetiap melihat si gadis kembali terlukis. Yuta tau, (y/n) tak ada bergerak sedikit pun. Si gadis masih duduk diam di atas futon dengan tatapan kosong.

Meletak kantong belanjaan dan katana berbalut kain hitam, tangan Yuta mendekap diri si gadis tanpa permisi.

Ia belai surai lesuh tak nampak terurus dengan apik. Sesekali tanganya mampir pada pipi dingin si gadis.

"Aku akan menyiapkan air mandi untukmu"

⸙ ⸙ ⸙

Yuta sudah mengganti baju putihnya. Degan kaos oblong, celana pendek berwarna hitam, kembali Yuta memasuki kamar bunga layu lantas mengajaknya untuk membersihkan badan.

Ia belai pipi dingin sebelum bergerak menarik pakaian (y/n). Hati Yuta sudah berucap sejuta maaf kala tangannya harus bergerak membuka baju si gadis─bagian atas.

Dengan menyisahkan pakaian dalam, susah payah Yuta bergerakan belakamg si gadis untuk mencepol surai (h/c).

Yuta terdiam di depan punggung si gadis, manik biru membulat sempurna, piluhnya bercucuran. Pelan-pelan jemarinya bergerak pada luka diagonal yang terlihat dalam dan sudah lama berbekas disana.

Baru menitik ujung jari, empunya punggung menunduk dalam wajahnya, menutup mata dengan telapak tangan kembali lagi bunga tersebut berteriak dalam trauma.

"Hentikan! Hentikan! Yamette! Onegai! Onegai!"

Belum sampai tangan Yuta menjangkau, (y/n) sudah menoleh duluan. Ia berteriak seraya menjatuhkan tubuh Yuta ke lantai tatami.

"Ukh!"

Kini sang gadis sudah diatas marga Okkotsu dengan tangan yang mencekik leher Yuta.

"Karna kau! Karna kau! Karna kau! Karna kau!"

Dari dinding di atas kepala Yuta, roh kutukan keluar. Langsung Yuta perintahkan untuk tidak ikut campur tangan.

"Jangan Rika-chan-!"

Nafas Yuta terhenti kala tangan (y/n) semakin mengerat di leher. "Kaa-san mati!"

"(y/n)-san sadar lah!"

Tangan itu merenggang, langsung Yuta menghirup oksigen sebanyaknya. Gadis itu mendudukan diri di paha Yuta. Kali ini liangan air mata tidak tertuju pada masa kelam melainkan pada Okkotsu Yuta.

Dengan tumpuhan siku nya, Yuta membangunkan diri. Sebelah tangan menghapus jejak air mata di pipi.

Gerakannya rapuh, (y/n) menjangkau punggung Yuta seakan meminta maaf atas apa yang ia lakukan.

"Gomen"

Tangan lebar Yuta membelai kepala belakang si gadis, kepalanya mendangak pada atap kayu kian diberi ruang untuk bertenang.

"Tak apa-apa"

──── · · ⸙ 21 march 2021 ⸙ · · ────

O. Yuuta  ❛AkrasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang