✽ Mereda

2.7K 498 8
                                    

⸙ ⸙ ⸙

Di ruang hampa tak berunjung nan gelap di isi dua gadis yang selaras atau kembar. Yang membedakan di kedua adalah sifat.

Satu gadis dipaksa berdiri dengan rantai yang membelit ditubuhnya, sorot matanya kosong tak tau harus berbuat apa.

Dan yang satunya menyeringai lebar senang dengan kembarannya yang tak berdaya.

Ia melangkah mendekati si kembaran. Diusapnya pipi dingin itu, bibirnya terangkat, tersenyum remeh.

"Kasihanya... diri ku"

⸙ ⸙ ⸙

Siraman matahari pagi berhasil membuka pelan kelopak mata. Tak seperti hari biasanya mendapatkan pandangan langit kosong.

(y/n) memandang diam wajah tidur yang satu futon dengannya. Dengan tambahan cahaya si surya sebagai pencahayaan, memberi kesan asri nan menyejukan.

Akhirnya bunga layu tersebut menyadari keberadaan hangat Yuta yang selama ini ada di dekatnya.

Tangannya mulai bergerak pelan, mengusap sudut wajah polos yang tengah tertidur.

Suara erangan pelan terdengar, manik biru tua mengerjap beradaptasi pada hari baru seraya mengusapi kelopak mata.

Bibir melukis kurva melengkung manis. "Ohayou, (y/n)-san"

"O...ha" ia menyapa dalam volume kecil.

Sekilas netra membelalak, ia sambar tubuh rapuh tersebut, membelai kembali. "Syukur lah. Aku senang kau berhenti menangis"

Satu malam penuh (y/n) menangis, Yuta yang menemaninya hanya bisa memeluk tubuh rapuh sampai ia lupa untuk membersihkan badan si gadis.

"(y/n)-san," panggil Yuta. "Jangan menangis lagi ya. Aku tidak akan melukaimu"

Yuta melepas pelukan, saling tukar pandang. "Jika terjadi sesuatu tolong katakan. Jika menangis aku tidak mengerti" senyuman paksa Yuta terasa manis.

Netra (e/c) menunduk, kepala mengangguk pelan.

Yuta bangkit dari futon. "Aku akan menyiap kan air mandi untuk mu, setelah itu sarapan, ya"

(y/n) mendangak menatap diam wajah Yuta. Empu muka mengulurkan  tangan, senyuman Yuta berhasil membuat si gadis menerima tangan tersebut.

"Pelan-pelan saja, aku tidak akan pergi kemana pun"

Tangannya bergetar, netra indah membola kala kalimat yang pernah di dengar dari bibir orang yang sudah lama mati memasuki ingatan.

Paras manis Yuta kembali dipenuhi khawatiran lantas air mata membasahi pipi si gadis. Tergagup-gagup Yuta menghapus liquid bening tersebut.

Alis Yuta tertekuk menanda dirinya dipenuhi rasa cemas. Ia selaraskan diri pada tubuh si gadis, menyatuhkan kening tanpa permisi.

"Maaf, aku akan lebih berhati-hati"

Gadis rapuh satu ini sangat sensitif pada kalimat. Sosok yang ia sayang sudah direngut oleh yang diatas, mengembalikan ingatan yang terkubur sejak kepergian Murasame Ako. Dirinya dipenuhi akan trauma.

"Kumohon. Jangan menangis lagi"

──── · · ⸙ 23 march 2021 ⸙ · · ────

O. Yuuta  ❛AkrasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang