Ini kesekian kalinya Wooyoung main di apartemen San, lebih tepatnya bermain dengan kucing peliharaan si Choi.
Sudah seperti rutinitas.
Wooyoung akan membawakan makanan dan San akan mempersilakan Wooyoung masuk ke apartemennya.
Mereka tidak pernah menyinggung malam itu, baik San maupun Wooyoung seakan menghindari topik itu.
Tapi Wooyoung baru menyadari, San memang tidak pernah benar-benar tersenyum. Maksudnya San memang tersenyum kala menerima pemberian Wooyoung atau ketika berbicara dengan Seonghwa di telepon. Tapi senyum itu tidak benar-benar tulus, bukan terpaksa, lebih tepatnya seperti ada beban di sana.
Dan selama menjadi temannya San, Wooyoung sudah mendengar banyak cerita dari pemuda berlesung pipi itu. Memang bukan cerita detail, paling cuma satu atau dua kalimat.
Contohnya, San ternyata baru bertemu keluarga Park di umur 10 tahun. Atau fakta kalau San tidak pernah mengenal ayahnya.
Tapi dari semua cerita itu, Wooyoung belum menemukan benang merah penghubung alasan Lee Felix ingin mendapatkan San.
"Wooyoung!"
Wooyoung tersentak. Ah, ternyata dari tadi dia melamun. Dia tersenyum melihat saos tteokbokki yang belepotan di sekitar mulut San, tangannya mengambil tisu yang selama beberapa minggu ini selalu ada di sakunya, mengambil selembar dan mengelap bibir San dengan benda tersebut.
San terdiam, matanya mengawasi gerakan Wooyoung, menatap lamat-lamat sang detektif Jung. Setelah selesai, barulah San bersuara, "Gue bisa bersihin sendiri."
"Kamu pernah ngomong gitu pas makan eskrim," kekeh Wooyoung.
"Kan--"
"Pas makan kue coklat."
"Woo--"
"Pas minum milkshake juga."
"Ish, Wooyoung!"
San menghampiri Wooyoung, lalu memukul lengan Wooyoung berkali-kali untuk melampiaskan kekesalannya. Sedangkan sang korban sendiri malah tertawa, senang berhasil menggoda remaja yang berstatus targetnya.
San berhenti memukul, lalu berujar, "Wooyoung gak capek apa?"
"Huh?"
"Itu. Senyum terus. Emangnya engga capek?"
Ah, akhirnya perbincangan ini.
Wooyoung menggeleng, "Kamu sendiri, kenapa engga pernah senyum?"
San menarik sudut bibirnya, tangannya mengelus bulu abu-abu Bella, kemudian menghela napas.
"Buat apa senyum kalau sebenarnya gak bahagia?"
Wooyoung terdiam setelah mendengar jawaban tersebut. Dia belum menemukan kalimat yang pas untuk membalas ucapan San.
Dan yang keluar hanya helaan napas.
Wooyoung tidak sebijak Changkyun, dia cenderung bicara sekenanya tanpa memikirkan matang-matang.
Perbincangan itu berakhir dengan begitu saja, menggantung tanpa kepastian.
-o0o-
Wooyoung emang tidak pernah memikirkan matang-matang dalam berbicara, tapi jika dalam tindakan dia akan sangat memikirkan untung-rugi dari tindakannya.
Wooyoung rasa beberapa bulan ini waktu yang cukup untuk mengenal seluk-beluk San, dan kepergian Seonghwa beserta keluarganya ke kampung halaman juga momentum yang pas untuk melancarkan tujuan utamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] The Target
ActionMenculik Choi San itu mudah. Tapi menculiknya tanpa jatuh cinta pada senyum manisnya, itu yang sulit. Started : 16 Februari 2021 Ended : 2 April 2021 warn!age gap bxb , woo!top san!bott mature content cover by; @Laxyfan_