07. Teabagging

412 87 27
                                    

vote & comment juseyo.

•••

40 menit sebelum syuting hari kedua dimulai.

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini semua persiapan dilakukan di dalam ruangan karena mulai sekarang syuting akan berlangsung di ruangan tertutup.

Para pemain —yang sedang duduk pada kursi lipat nyaman dengan nama mereka yang tertempel di bagian belakang kursi, terlihat sibuk membaca naskah dengan pakaian dan juga riasan sesuai peran masing-masing.

Namun tidak demikian dengan Skyla, perempuan itu sedang berjalan sambil memandangi sekeliling dengan mata yang mencari-cari. Ia sedang mencari keberadaan Lea namun gadis itu tidak terlihat di manapun.

"Apa kau melihat Lea?" tanya Skyla pada seorang staf yang kebetulan sedang berada di sekitarnya.

Staf itu hanya menjawab dengan gelengan kepala dan juga permintaan maaf.

Skyla menepuk dahinya, "Baiklah, terima kasih," ucapnya sambil melanjutkan langkahnya.

Saat ini, ia sangat membutuhkan bantuan Lea untuk memperbaiki riasannya. Sebenarnya Skyla bisa membenarkannya sendiri, namun ia tidak bisa menemukan alat yang dibutuhkannya. Oleh karena itu ia harus bertanya langsung pada Lea.

Langkahnya terhenti ketika Skyla berdiri di ujung koridor.

"Apa mungkin Lea ada disini?" gumam Skyla memandang lorong panjang dengan lampu remang-remang.

Skyla sudah mengitari tempat ini untuk mencari gadis itu, kecuali ruangan yang berada di hadapannya. Sebuah ruangan dengan pintu kayu yang terletak di ujung lorong.

Tanpa berpikir panjang, Skyla melangkah maju. Ia mengangkat alisnya, memikirkan berbagai spekulasi yang mungkin terjadi jika Lea memang berada di dalam ruangan itu.

Gelap, sunyi, seram, pemandangan ini mengingatkannya pada sesuatu yang pernah terjadi padanya bertahun-tahun lalu. Jauh, mungkin di bagian lubuk hatinya yang paling dalam, muncul sebersit perasaan takut. Namun ia bersikeras untuk menepis perasaan itu, karena sebuah bayangan terlintas di pikirannya. Ia punya firasat jika sesuatu terjadi pada gadis itu.

Skyla membuang napas panjang, ia tidak tau harus berbuat apa jika spekulasinya benar.

Brak!

Dorongan tangan Skyla membuat pintu itu terbanting hebat. Namun ia tidak memperdulikan kerusakan itu karena matanya langsung tertuju pada seorang pria yang sedang berdiri membelakanginya. Skyla menurunkan pandangannya, mendapatkan Lea yang tengah berlutut tepat di hadapan pria itu.

Skyla tidak akan marah atau mungkin ia akan menyesal karena sudah menganggu keduanya. Tapi tangannya langsung mengepal kencang saat menatap tangan pria itu yang sedang menjambak rambut Lea, amarahnya semakin memuncak saat mendapatkan Lea yang sedang menangis. Ternyata spekulasinya benar.

"Wah wah" Skyla menggelengkan kepalanya, takjub.

Sementara pria itu langsung melepas cengkraman tangannya dari rambut Lea dan cepat-cepat memakai celananya kembali.

Skyla berjalan mendekat. Tangannya bergerak menarik dagu pria itu, memaksanya untuk memandang ke depan agar ia bisa melihat wajahnya dengan jelas. Akan aku ingat wajah ini baik-baik.

"Kali ini siapa yang suka bertindak sesuka hati?"

Pria itu meneguk ludahnya kasar. Terlebih saat tangan Skyla bergerak turun dan meraih kartu nama yang tergantung di lehernya.

MoonBiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang