39. Play with Me [🔞]

1.2K 72 15
                                    

“Anna, apa kau baik-baik saja?”

Joanna mengangguk meski saat ini ia kedinginan. Wanita itu memejamkan mata, merasakan angin dingin yang masuk melewati celah jaket dan menyerang kulitnya. Bagaimana ia bisa menggigil kedinginan saat penghangat dalam ruangan ini sudah menyala?

Tidak ada sarung tangan di sini, karena itu Joanna menjepitkan tangan di lipatan lututnya yang hangat.

“Johnny, sepertinya kau harus mengantar Anna pulang” Skyla melepas selimut besar yang sejak tadi menutupi tubuhnya.

“Tidak usah, kau saja yang pakai” tolak Joanna saat Skyla hendak menyelimutkan kain tebal itu padanya.

Skyla menghela napas dan bangkit berdiri. Selimut panjang yang menutupi tubuhnya terseret saat ia berjalan menuju meja untuk menyeduh teh. Skyla membuka laci, mendapatkan banyak dus dengan berbagai macam jenis teh. Ada teh hijau, teh hitam, teh kamomil, bahkan Skyla juga menemukan dus teh hibiscus dari bunga rosella. Namun ia memutuskan untuk mengabaikan semua teh itu dan meraih satu teh celup peppermint.

Ia meraih cangkir, memasukan teh celup, dua sendok madu, dan mengaduk menggunakan sendok setelah air panasnya sudah tertuang ke dalam cangkir. Harum khas dari daun teh peppermint langsung menyerang penciuman Skyla. Harum yang sangat menyegarkan dan menenangkan pikiran.

“Pelan-pelan, tehnya masih panas” Skyla memperingati saat Joanna menerima gelas teh itu darinya. “Aku selalu membuat teh peppermint saat merasa tidak enak badan. Minumlah, kau akan merasa sedikit lebih baik”

“Terima kasih banyak”

Skyla tidak membalas, ia menempelkan telapak tangan pada dahi Joanna. “Anna, badanmu panas sekali”

“Sepertinya ini hanya demam” Joanna menyentuh kedua sisi pipinya secara bergantian. “Ini tidak akan lama, besok aku pasti sudah sembuh”

“Bagaimana jika besok sakitnya malah menjadi semakin parah?” Johnny yang sedang berdiri di samping jendela ikut berbicara.

Sebelah alis Joanna terangkat. “Kau mendoakanku?”

“Aku hanya bertanya”

“Pertanyaanmu tidak terdengar seperti sebuah pertanyaan”

“Jangan mengalih pembicaraan, Jo”

“Aku tidak mengalihkan pembicaraan”

“Lihat, kau malah mengalihkannya lagi” sanggah Johnny. Ayolah, ia sudah berteman lama dengan Joanna. Ia sudah mengenal wanita itu luar dan dalam.

“Menyebalkan” desis Joanna. Ia tidak mengerti mengapa pria itu selalu berhasil menyudutkannya. “Sudahlah John. Besok aku pasti sembuh”

“Kau tidak akan sembuh jika tidak mau mendengar dan menuruti ucapanku”

“Memangnya kau bilang apa?”

“Aku menyuruhmu tidur, tapi kau malah bermain game pada ponselmu”

“Menyuruh tidur? Benarkah?”

Johnny mengangkat alis dan beranjak dari posisinya. Ia hanya membutuhkan beberapa langkah untuk menghampiri Joanna yang sedang duduk di atas sofa. Tanpa mengucapkan apapun, Johnny berjongkok.

“Apa?” heran Joanna karena sejak tadi Johnny terus menatap.

“Kau lupa?” tanya Johnny.

“Lupa apa?”

Johnny merebut cangkir teh dari tangan Joanna lalu meletakannya di atas meja. “Apa aku harus mengatakannya lagi?”

Tidur, Jo. Kau ingin tidur sendiri, atau aku yang harus menidurkanmu?’

MoonBiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang