34. Intimacy

577 66 18
                                    

“Yeoboseyo?”

“Heumm... Kini kami sudah masuk dalam proses mixing

“Ah jika soal promosi dan kawan-kawan aku tidak tau, tanyakan saja langsung pada Doy”

Seseorang sedang berbicara di telepon. Tidak terlalu kencang, namun suaranya berhasil mengusik tidur nyenyak Skyla.

Perlahan kelopak matanya terbuka. Pandangannya buram, Skyla terdiam cukup lama sampai akhirnya tersadar jika saat ini ia masih berada di rumah produksi.

Dan yang lebih mengejutkan adalah, ternyata Skyla tertidur di dalam dekapan Mark. Pria itu membiarkan Skyla bersender pada biseps sementara jarinya berada di kepala Skyla, membelainya lembut. Sedangkan tangan kanannya memeluk tubuh Skyla yang tak terlapisi apapun selain bra dan celana.

“Apa?! Jadi aku harus mengulang semuanya?”

Suara itu kembali terdengar. Semakin lama suara dan langkah sepatunya terdengar semakin dekat, membuat Skyla bergerak panik begitu ia sadar jika orang itu adalah Joanna.

“Mark” Skyla mendongak sedikit, jari tangannya bergerak menyentuh rahang dan dagu Mark.

Dia tertidur sangat nyenyak dengan dengkuran kecil yang membuat siapapun yang melihat tidak akan tega untuk membangunkannya. Tapi saat ini Skyla terpaksa harus menganggu tidur Mark.

“Hey... bangun!”

Mark menggeliat saat merasakan sentuhan tangan yang mengelus wajahnya. “Hmm?” ia mendeham dengan kedua mata yang masih tertutup rapat.

“Bangun, ini sudah pagi dan Joanna sudah datang!”

“Joanna?”

“Aku masih memiliki semua catatannya. Tak apa, aku akan menyelesaikan secepatnya” suara yang berasal dari pintu depan berhasil membangunkan Mark. “Baiklah, sama-sama”

Bunyi kunci yang saling menghantam membuat mereka berdua saling bertukar pandang, dan langsung bangkit begitu sadar jika sebentar lagi pintu ruangan ini akan dibuka.

Oh damn Mark merapikan rambutnya yang acak-acakkan, memaksa tubuhnya untuk bergerak disaat nyawanya belum terkumpul.

“Ahh” Skyla merintih saat mencoba untuk bergerak.

Selangkangannya sakit. Tapi ia tidak memperdulikan itu karena saat ini ia tidak mengenakan atasan. Skyla memungut kemejanya yang ada di lantai, ia menggigit bibir saat melihat bajunya yang kusut dan dipenuhi lipatan.

“Rambut mu, Sky”

Mark datang mendekati Skyla yang sibuk mengancingkan kemeja, ia membenarkan rambut Skyla yang berantakan dan tepat setelah ia selesai pintu ruangan pun terbuka.

“Eh...?” langkah Joanna terhenti saat matanya menemukan dua sosok yang berdiri tak jauh darinya. Matanya membulat sempurna, sedangkan mulutnya terbuka karena terlalu terkejut.

“MOON?!” teriak Joanna masih enggan percaya dengan apa yang sedang ia lihat.

Skyla tersenyum ramah sembari melambaikan tangan pada Joanna. Merasa benar-benar lega karena ia selesai mengaitkan kancing pada kemejanya tepat waktu.

“Ya Mark Lee!” tatapan Joanna langsung berpindah pada Mark.

“Anna, k—”

“Sebentar potong Joanna cepat.

Matanya tertuju memperhatikan pakaian Mark, pria itu masih mengenakan baju semalam —kemeja putih dengan celana hitam.

Sebenarnya Joanna tidak ingin ikut campur, tapi dasi dan juga ikat pinggang yang berada di lantai sudah menjelaskan semuanya. Untuk yang pertama kalinya Joanna melihat pemandangan seperti ini di kantor.

MoonBiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang