24

1.2K 99 3
                                    

Kabuto tengah sial saat ini karena dirinya yang gagal dalam rencana membunuh pengantin dewa Inari. Dirinya harus merencanakan hal lain sebelum ia ketauan oleh orang-orang Naruto bahwa ia suruhan klan zenko.

Dikala otaknya sedang berfikir keras tiba-tiba ia ditepuk dari belakang oleh seseorang membuat ia langsung menepis tangan itu.

"Woah tenang kawan, kau kenapa?"

Orang itu adalah Kiba membuat Kabuto tersadar.

"O.oh Inuzuka san, maaf. tadi aku pikir siapa"

"Oh ya tidak masalah, aku hanya ingin bertanya kau tau dimana Sara?"

"Aku tidak tau, kenapa kau bertanya padaku?"

"Soalnya aku melihat kau ke meja Sara tempo lalu"

Kabuto diam ia bingung harus apa, pelaku dari penaruhan jimat itu adalah dirinya. Kalau Kiba tau apa yang akan ia lakukan maka semuanya akan tamat. Rencana pertamanya gagal, ia tak bisa ambil konsekuensi untuk hal lain.

"Oh itu Sara meminjam barang padaku, jadi aku menaruhnya saja di meja"

Kiba hanya mengangguk-nganggukkan kepalanya.

"Yasudah kalau begitu Terima kasih ya"

Kabuto hanya mengangguk sembari melihat punggung Kiba yang mulai menjauh. Sementara Kiba yang sembari berjalan mulai tersenyum miring.

~~~

"Kabuto"

Ucap Naruto saat melihat nama salah satu karyawan di CV tersebut.

"Seperti kataku dia dicurigai sebagai orang yang mendalangi Sara"

Ucap Sasuke, lalu dia memberikan surat lagi padanya.

"Baik Shikamaru ataupun bagian HRD tidak pernah menerima dia sebagai karyawan. Tapi anehnya dia dapat bekerja di sini selama 6 bulan. Investigasi lebih lanjut di lakukan Inuzuka, dan aku rasa ia akan melakukan penangkapannya hari ini"

"Bagus lakukan saja, lebih cepat lebih baik."

"Baik"

Sasuke menyesap kopinya sebentar sembari menatap Naruto yang sibuk dengan kertasnya.

"Bagaimana keadaan nona?"

Naruto menggehela napasnya panjang, ia memijit pelan batang Hidungnya. Ia meletakan kertas tersebut dan mulai menyender di kursinya. Memikirkan nasib Himenya sekarang membuat nya frustasi, jujur saja Naruto juga bingung harus berbuat apa.

"Aku ingin menghapus memorinya... "

"Tapi?"

"Tapi memorinya akan kembali jika aku menjadikannya Kitsune, rasanya percuma"

Yang dikatakan Naruto memang benar, jika dia menghapus memori Hinata. Akan sangat sia-sia karena memori itu akan kembali setelah Hinata berubah menjadi Kitsune. Dan bila begitu maka Hinata justru akan merasa bersalah karena ia meninggalkan ingatan penting itu dan merasa bahwa ia lari dari kenyataan. Yang bisa Naruto lakukan saat ini ialah mendampingi Hinata, membantu nya dalam mengontrol emosional nya.

Sedangkan Hanabi, ia marah bukan main saat tau keadaan Hinata. Ia diberitahu oleh Konohamaru dan itu membuatnya kesal, ia juga sedih melihat kakaknya yang memang sudah di batasnya. Seseorang yang bersabar terlalu lama pada akhirnya memang tak bisa melakukan hal itu selamanya. Hanabi sekarang hanya ikut mendampingi Hinata, ia tetap bersekolah tapi setelah pulang ia akan ke kamar Naruto untuk menemaninya. Sedangkan Sakura dan Ino berjaga di luar kamar.

"Aku tau ini berat, setidaknya kau sudah melakukan hal yang benar"

Naruto hanya mengangguk menanggapi pernyataan Sasuke, ia pun bangkit dan segera pamit undur diri. Sedangkan Naruto langsung merapikan mejanya dan berteleport ke kamarnya. Ia melihat Hinata tengah duduk dan menatap jendela, kini Hinata tidak berteriak lagi atau menyakiti dirinya sendiri. Ia hanya berteriak ketika bangun tidur karena mimpi buruknya. Naruto mencoba mengatur mimpinya, awalnya semuanya baik-baik saja. Tapi mimpi buruk itu kembali lagi.

THE KITSUNE BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang