16

2.4K 201 11
                                    

Hay guys, di chap kemarin aku mengambil ukuran asli kurama di serinya, bisa di bayangin kan betapa kecilnya hinata 😂😂

Baca terus ya, happy reading guys

.

.

.

.

.

Ada rasa kecewa pendengar semua pernyataan naruto. Naruto membeberkan segalanya kepada hinata, tak ada yang ia kurangi. Mulai dari dirinya yang seorany dewa inari, sampai dimana ia membuat kebohongan kepada hinata. Tak lupa ia juga memberi tahu tentang clan zenko yang selalu mengincarnya, menjadikannya sebagai kelemahan hinata agar naruto dapat tergantikan posisinya sebagai dewa inari. Hinata mencoba mencerna semuanya secara perlahan, ia memang mengerti mengapa naruto mengambil langkah itu. Namun semua hal itu masih tak bisa di benarkan, tetapi ia mencoba menerima segalanya dengan baik.

"Maaf kan aku hinata aku sungguh terpaksa melakukan itu semua, a.aku hanya takut kau menolakku"

Ucap naruto sembari menundukkan kepala nya, rambut emasnya yang berkilau di depan senja membuat pria itu nampak mempesona. Hinata mengeluarkan rona merah di pipinya, ia memang lemah kalau disuguhkan pemandangan naruto begini.

Hinata yang tengah duduk di pangkuan naruto mulai tersenyum sembari mengelus pipinya.
"Aku mengerti, tapi semua kebohongan yang naruto kun buat membuatku kecewa, membohongi hanabi dan ayah juga merupakan kesalahan.tapi..."

Napas naruto tercekat kala mendengar penuturan hinata. Ia sadar betul akan kelakuannya selama 3 bulan lebih membohongi kekasihnya beserta keluargaanya. Tapi ia tak punya pilihan, atau ia akan mendapat penolakan serta ditinggalkan hinata. Pengantin yang ia tunggu ribuan tahun, wanita yang ditakdirkan hidup bersamanya. Namun mendengar perkataan hinata yang mengantung membuat naruto sedikir gelisah. Hinata yang melihat kegelisahan itu langsung mencium kening naruto pelan dan cukup lama. Membuat naruto memejamkan matanya, meresapi setiap aliran kasih sayang yang hinata berikan kepadanya.

"Jika aku pikir kembali aku juga pasti akan menolak naruto kun karena takut"

Ucap hinata dengan sedikit kekehan kecil, membuat naruto justru semakin ketakutan. Kalau naruto jujur dari awal apa yang akan terjadi? Hinata menolaknya sudah pasti naruto langsung gila.

"Aku bisa memaklumi semua itu naruto kun, asalkan naruto kun juga harus memberitahu hanabi dan ayah. meski semua kebohongan itu tak bisa di benarkan tapi aku yakin naruto kun punya alasan kuat. Dan aku sudah melihat kebenaran itu, aku juga yakin mereka dapat memakluminya. aku hanya ingin berterima kasih karena naruto kun sudah terbuka padaku. Terimakasih naruto kun"

Ucapan hinata membuat naruto bisa menghirup angin segar, tuhan terimakasih telah memberikan hinata di hidupnya. Naruto menggenggam tangan hinata yang masih bertengger di wajahnya. Mengecupnya dengan sayang dan penuh cinta.

"Tidak hime aku yang berterima kasih"

Naruto pun mencium bibir manis hinata, dan hinata membalasnya dengan sepenuh hati. Ia melumat bibir hinata dengan lembut, bahkan mulai memasuki lidahnya kedalam mulutnya. Mengekspos semua benda yang berada di rongga mulutnya. Hinata merasa begitu terbang, naruto memang pencium hebat. Ia begitu menikmati ciumannya, sembari melenguh pelan akibat permainan lidah naruto.

Kedua insan yang tengah bercumbu dengan backround pantai dan indahnya langit malam membuat mereka semakin gencar menukar rasa kasih sayang.

Naruto yang mengetahui hinata mulai membutuhkan pasokan oksigen langsung menyudahi ciuman panasnya. Kening mereka saling menyatu dengan deru napas hinata yang yang begitu berat. Sedangkan naruto yang terlihat baik-baik saja, sungguh perbedaan fisik yang signifikan. Mereka berdua terkekh pelan.

THE KITSUNE BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang