Senang dan sedih itulah yang dirasakan dewa kitsune tersebut. Senang karena ia bisa bertemu dengan pengantinnya meskipun ia seorang manusia Naruto tak pernah mempermasalahkan hal tersebut.
Ia bersyukur pada tuhan telah di berikan pengantin cantik yang baik dan sederhana. Namun sedih kala melihat memori pengantinnya yang dipenuhi kenangan pahit, perjuangan bertahan hidup yang berat membuat dirinya merasa gagal sebagai dewa.
Naruto mengelus rambut panjang Hinata dengan sayang, rambut Hinata yang sebelumnya di kuncir satu rendah kini ia lepas. Rambut sewarna langit malam tergerai indah di punggung mungilnya.
Naruto mulai memperhatikan wajah cantik sang pengantin. Tangannya mulai berpindah ke pipi cubby Hinata merasakan betapa halusnya permukaan wajah yang putih bak porselen.
Naruto mulai mengecup pipi hHinata Hinata yang dicium sedikit terganggu mulai bergerak-begerak mencari kenyamanan di dada bidang Naruto.
Sontak hal itu membuat naruto terkekeh kala pergerakan sang pengantin sangat imut di dalam pelukannya.
Naruto sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada pengantinnya. Dan setelah melihat memori hinata Naruto akan berjanji membuat Hinata bahagia. Jika himenya menangis karna dirinya Naruto juga berjanji akan menghukum dirinya sendiri.
Saat Naruto tengah meresapi keberadaan sang pengantin terbukalah pintu ruangannya dan terdapat sikamaru yang masuk ke dalamnya.
Shikamaru yang melihat pemandangan di depannya sudah bisa menebak apa yang terjadi. "aku tidak menyangka gadis itu akan menjadi pengantin anda tuan" ucap sikamaru.
Naruto tidak mengubrisnya sama sekali atensinya masih pada pengantinnya. Sikamaru menghela napasnya panjang, "tuan sebaiknya anda mulai menyelesaikan pekerjaan anda" perkataan Shikamaru membuat Naruto ikut menghela napasnya.
Padahal ia ingin menghabiskan waktunya dengan himenya. Tapi ia juga tidak bisa lalai dari pekerjaan sebagai ceo apalagi dirinya sudah meninggalkan perusahaannya 3 bulan lamanya.
"baiklah bawakan kesini" titah Naruto membuat Shikamaru menunduk hormat dan mulai membuka pintu. Namun ia urung niatkan kala mendengar pernyataan sang atasan.
"bawakan juga dokumen tentang Hyuuga Hinata"
"baik tuan"
Setelah Shikamaru keluar Naruto kebingungan mau menaruh Hinata dimana? Di ruangannya tidak memiliki kamar khusus untuk tidur.
Tentu saja tidak ada kerena Naruto seorang dewa yang tak butuh tidur. Bahkan di manorpun kamarnya tidak terdapat kasur hanya meja dan sofa.
Naruto mencebik kesal karena kebodohannya sang pengantin terpaksa ia baringkan di sofa. "maaf my hime kamu harus tidur di sofa, besok aku akan membuatkan kamar untukmu"
Ucap Naruto sembari mengecup dahi Hinata yang tertutup poni tebal. Naruto kemudian membaringkan Hinata di sofa dengan bantal diujungnya guna menyanggah kepala hinata.
Hinata yang masih di dalam mimpi indah yang dibuat Naruto, merasa terusik sedikit dan bergerak ke samping membuatnya sedikit oleng kebawah.
Naruto dengan sigap menyanggah badan Hinata, ia bahkan membuat gerakan sehalus mungkin agar sang empu tak terbangun.
Naruto mengumpat pelan, ia benar-benar merasa tak berguna kala sang gadisnya tidur tak nyaman di sofa. Yang pada kenyataannyaa Hinata sangat nyaman dengan sofa yang ia tiduri, begitu lembut dan empuk tidak seperti kasur di rumahnya.
Apalagi dengan mimpi indah yang Naruto buat semakin dalam pula hinata hanyut dalam tidurnya.
Naruto yang sudah memastikan himenya tidur dengan aman di sofa mulai menghela napasnya lega. Ia kemudian menduduki single sofa di dekatnya. Bersamaan dengan sikamaru yang masuk dengan setumpuk dokumen yang ia telah sortir.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KITSUNE BRIDE
Fantasymungkin di zaman modern ini mahluk berbau fantasi adalah mitos belaka, namun apa jadinya bila makhluk tersebut masih ada. dan menjadi sosok yang di takluki dan dikagumi semua orang. baik karena kejayaan perusahaannya di bagian perminyakan dan real e...