||The Servant Devil||
TUBUH Haechan terasa remuk di setiap sendinya, terutama bagian selatannya terasa nyeri dan berdenyut membuat Haechan harus duduk dengan sangat hati-hati. Banyak ruam keunguan yang tercetak hampir di setiap sudut tubuhnya.
"Apa tadi malam aku benar-benar melakukannya dengan Mark? hahhhh___memalukan."
Suara pintu terbuka, menampilkan Mark yang sudah segar dan berpakaian rapi. Kamar Haechan juga sudah bersih, bekas kekacauan tadi malam juga tidak ada jejak. Bahkan seprai tempat tidurnya juga sudah diganti. Benar-benar bersih.
"Kapan kau mengganti seprainya? Dan kenapa kau menggantinya?"
Mark mendekat dan membungkuk.
"Seprainya kotor, aku tidak mungkin membiarkanmu tidur dengan alas yang kotor. Lagipula seprainya terdapat noda darah____tuan."
BLUSSHH___
Entah kenapa saat Mark mengatakan ada noda darah pada seprai yang digunakannya, pipinya tiba-tiba saja memanas namun ia tahan. Tapi, pikirannya jatuh pada kejadian tadi malam, kejadian dirinya dan Mark melakukan kegiatan yang begitu intim.
"Haechan___kau kenapa? Kenapa pipimu sangat merah? Apa ada yang sakit? Kau kepanasan?" tanya Mark semakin mendekat ke arah tempat tidur Haechan.
"Aku tidak apa, sebaiknya kau siapkan saja air hangat untuk aku berendam. Tubuhku terasa sangat sakit."
Mark membungkuk.
"Baik tuan__akan aku siapkan untukmu. Dan satu lagi."
"Apa?"
"Karyaku pada lehermu ternyata sangat cantik, itu sangat cocok denganmu. Haechan."
•
•
•
Haechan berjalan pelan karena ia masih merasakan sakit yang amat. Sedangkan Mark? hanya mengikuti sang tuan dari belakang dengan ekspresi tanpa berdosanya. Ia sudah menawarkan diri untuk menggendong sang majikan, namun dengan keras Haechan menolaknya.
"Haechan nanti siang kau memiliki jadwal dengan tuan Wisle untuk membicarakan masalah dagang."
"Argghh___batalkan saja. Aku tidak ingin ada pertemuan terlebih dahulu."
"Baik tuan."
"HAHAHAHAHA." tiba-tiba dari arah dapur Haechan mendengar seseorang yang tengah tertawa. Langkahnya terhenti dan ia membuka pintu itu pelan.
KRIEETT___
Langkah Haechan terhenti.
"Kau? bukankah kau adalah pelayan pribadi Yang Mulia Ratu? Untuk apa kau ada di dapur mansion ku?"
"Ahh___tuan Haechan. Maafkan aku bila keberadaanku menjadi gangguan untukmu."
"Haechan__kau tidak tau? Tapi yang selalu membawakan pesan pribadi Yang Mulia adalah Lucas."
"Jadi selama ini?"
"Jika itu menyangkut surat umum bukan aku yang membawakanmu tuan Haechan, tapi jika itu adalah surat pribadi dari yang Mulia, maka itu adalah kewajibanku." tutur Lucas dengan gemas.
"Jadi? Tugas apa yang kau bawa kali ini Lucas?" kini giliran Mark yang bertanya.
Lucas menaruh cangkir teh yang dia pegangnya di atas meja kemudian berdiri di hadapan Haechan.
"Ada sebuah gereja di pinggiran Preston, tempat itu terbakar saat era reformasi. Namun tempat itu kini digunakan oleh sekumpulan penganut aliran sesat. Aku dengar mereka memiliki buku yang bernama Domesday atau hari penghakiman. Buku itu bisa mengetahui kebaikan dan kejahatanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[04][pt.1] The Servant Devil
Fanfiction[COMPLETED ] [Dark] [Fantasy] Mark Chaiden, seorang pelayan berdarah iblis yang terikat kontrak dan harus mengabdi pada Haechan Pantomhive seorang remaja berusia 20 tahun yang yatim piatu dan memimpin keluarga besar Pantomhive serta perusahaan perme...