🍃 Chapter 30:: Jiwa [ Epilog ]

2.6K 344 27
                                    

|| The Servant Devil ||

"Kau berbohong, kau bilang akan bertahan sampai aku memegangmu."

"Ya, aku berbohong."

"Kau tidak boleh mati sekarang tuan."

"Ya, kau benar. Kau tidak pernah berbohong. Boleh aku bertanya sesuatu?"

"Apa itu tuan?"

"Kau yang sekarang ini adalah siapa?"

"Pertanyaan bodoh, selama aku bersamamu. Sekarang dan selamanya, aku tetap menjadi iblis pelayanmu."

Keadaan London hari demi hari semakin membaik, sudah hampir satu minggu setelah kejadian kebakaran yang terjadi di kota London, pembangunan mulai dilakukan. Perbaikan atas bangunan yang terbakar membuktikan bahwa London akan memasuki era baru.

"Ini merupakan ujian dari tuhan untuk menguji kekuatan hati kita. Setelah kejadian ini, mari kita sambut London yang semakin bercahaya. Dan di masa depan, mari kita buat London menjadi 'Great Britain' sesungguhnya."

Semua orang bersorak mendengar pidato dari sang ratu. Untuk pertama kalinya, sang ratu menampakkan wajahnya di depan umum. London akan menjadi kota yang sangat maju.

"Ratu palsu itu berdiri di atas reruntuhan bangunan London. Dia memang cocok memerankan itu."

"Tuan Randalf?" panggil yang lebih muda.

"Aku tidak peduli jika dia adalah ratu palsu atau yang asli. Apa kau belum menemukan anak itu?"

Yang lebih muda menggeleng.

"Tidak tuan, tidak ada jejak yang meninggalkan kemana kepala Pantomhive pergi. Tidak ada yang tahu sejak kejadian kebakaran itu terjadi."

Randalf memandang ke arah kerumunan, melihat sang ratu palsu yang melambaikan tangannya pada rakyat yang mempercayai sang ratu. Ia kemudian berlalu pergi.

Jauh di tengah hutan yang diselimuti kabut tebal. Di sebuah aliran sungai, sebuah gondola sedang melaju dengan membawa Haechan di dalamnya. Mark membawa gondola itu dengan hati-hati. Di atas gondola, Haechan masih tertidur menggunakan suit berwarna hitam dengan bunga putih di kantung jasnya.

Mata itu perlahan terbuka. Haechan dengan kesadaran yang masih kecil bangun dan duduk di atas gondola.

"Tuan, kau sudah sadar."

Haechan mengedarkan pandangannya, dimana sekarang dia hanya melihat kabut di segala arah. Burung-burung terbang di atas dirinya, walau samar Haechan dapat melihat bayangan itu melintas di atas dirinya.

"Kita dimana Mark?"

"Apa kau ingin tahu tuan?"

"Tentu saja, aku bertanya karena ingin tahu. Tapi, walaupun aku tidak tahu. Entah mengapa aku sangat nyaman dengan suasana ini."

Haechan menyentuh mata kirinya.

"Rasanya aku sudah tertidur sangat lama," Haechan menghadap ke aliran sungai, ada sesuatu yang dilihatnya di atas permukaan air. Kenangan dirinya. "Mark, apa ini?"

"Itu adalah cinematic record-mu tuan, itu terbawa sampai ke sini."

"Ouh__jadi inilah hidupku selama ini." ucapnya dengan mata yang masih sayu. "Aku sudah mati." lanjutnya lagi.

[04][pt.1] The Servant DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang