Hai, have a nice day
Happy reading😍
🦚Rian menghela nafas mendengar penjelasan Danial, ia berharap semoga saja Danial tidak terlambat.
"Gue dukung lo ngelakuin apa aja selagi gak bahaya. Tapi, lo harus inget apa yang lo lakuin dulu membekas di ingatan syafira. jadi, lo harus siap sama akhir dari perbuatan lo!"
"Gue siap nerima konsekuensinya asal gue masih bisa lihat syafira." Rian pun memakan kuenya, sedangkan Danial hanya menatap makanannya dan larut dalam fikirannya.
"Makan napa!" ucap Rian.
"Lo aja yang makan." jawab Danial dan menyandarkan punggungnya sembari menutup matanya perlahan.
"Kalo saat ini lo ketemu syafira apa yang mau lo lakuin?" tanya Rian.
"Gue mau ... mandangin dia terus meluk dia." ucap Danial lemah dan masih memejamkan matanya
"Serius lo!" timpal Rian Danial hanya berdehem sebagai balasan."Tuh orangnya dateng, "ucapan Rian membuat mata Danial terbuka seketika dan mengikuti pandangan Rian.
"Sana lakuin apa yang lo bilang!" titah Rian. Danial berdecak sebal dan mengalihkan pandangannya."Tapi kok dia sendiri? Diakan baru keluar rumah sakit." gumam Rian yang masih bisa Danial dengar.
"Samperin gih!""Enggak, yang ada nanti dia pingsan ,udahlah."ucap danial pasrah.
"Aneh deh gue sama lo," Danial hanya mengedikkan bahunya.
"Eh dia gak sendiri." ucap Rian saat ada seseorang yang menghampiri syafira dan duduk dihadapannya.
Setelah hampir setengah jam orang yang bersama syafira pun pergi.Sementara Danial dan Rian belum juga beranjak dari duduknya dan terus mengawasi Syafira.
"Lo masih mau disini?" tanya Rian.
"Kan tadi lo yang nyuruh, gue lagi mandangin dia." ucap Danial tanpa menoleh.
"Kamvret emang!" kesal Rian sembari beranjak dari duduknya,
Bersamaan dengan syafira yang berjalan menuju pintu keluar."Dia keluar bro!" ucap rian bergegas keluar diikuti oleh danial yang terburu buru mengukuti langkah Rian di depannya.
"Dia jalan kaki?"
"Samperin gih gak tega gue," ucap Rian pada Danial yang hanya diam membeku."Sono buruan!" Rian mendorong Danial dan tanpa sadar langkah nya mengikuti syafira.
Syafira berhenti di sebuah halte bus, ia duduk dan mendengarkan musik melalui earphone sedangkan Danial menjaga jaraknya dari kejauhan. Ia mengenakan topi dan masker. "Kenapa rasanya gue jadi kayak penguntit gini." batin Danial.
bis pun datang syafira bergegas naik begitupun Danial yang mengikuti syafira.
"Kamu mau kemana sih? Sendirian lagi." batin Danial ia sembari menatap punggung Syafira. Danial duduk tepat di belakang syafira."Tring tring , pemberhentian selanjutnya SMA NEGRI 3" syafira pun bersiap untuk turun.
"SMAN3, dia pergi ke sekolah?"
Danial masih mengikuti syafira dari belakang."Lho itu guru bimbingan syafira waktu olimpiade."
"Kenapa beliau menyambut syafira ya"batinnya bertanya tanya.Jam menunjukan pukul 4 sore syafira berjalan perlahan menaiki tangga meuju atap tempat yang sering ia kunjungi bersama sahabatnya.
Angin berhembus begitu kencang syafira terasa dingin. Ia mengusap tubuhnya dan memasukan tangannya kedalam saku sweater yang ia kenakan."Hahhhh tempat ini memang selalu jadi yang terbaik namun, menjadi yang terburuk juga." ucapnya. Danial yang melihat Syafira ke atap langsung menyusulnya membuka pintu secara perlahan agar tak mengeluarkan suara.
"Mungkin nanti, aku takkan bisa kembali kesini lagi. mungkin nanti aku takkan bertemu dengannya lagi, ini pilihanku pilihan yang harus aku lakukan. Danial multajam terimakasih sempat menjadi warna yang mengisi hariku." mata syafira berkaca kaca air mata mulai membasahi pipinya kemudian ia terisak.
Danial perlahan menghampiri syafira dan memeluknya dari belakang membuat syafira terperanjak kaget. Danial menyandarkan kepalanya menghirup aroma rambut syafira.
"Menangislah jika kau ingin, berteriaklah jika memang itu membuatmu merasa lebih baik jangan memendam apa yang kamu rasa Syafira." ucap danial syafira terdiam masih dengan tangis yg mengiringi dan berusaha melepaskan pelukan yang semakin erat."Jangan balikan tubuhmu, biarkan saja seperti ini untuk beberapa saat dan dengarkan aku." ucap Danial
.
.
.Jangan lupa vote n comment
Maafkan tulisanku yang masih banyak kekurangan 🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
RomanceRasa itu rumit, Move on itu pilihan bukan keharusan. karena yang menjadi pilihan tentu saja menjadi keharusan yg akan dilakukan. Namun tetap saja, move on dari masa lalu membutuhkan proses. Semua perihal waktu.