Syafira menyemangati dirinya, ini pilihannya. Apapun yang akan terjadi nanti, ia harus menerimananya.
"Go move on Ira kamu pasti bisa!"
"Syafiraaaaaaa!!!"teriak danial dari atap menggema. Syafira sempat menghentikan langkahnya.
"Maaf, aku tidak bermaksud melukai perasaanmu, Danial." tanpa menoleh Ira melanjutkan langkahnya. Danial bergegas berlari menuruni tangga mengejar Syafira."Ira!!"teriak danial.
"Danial multajam?" Langkahnya terhenti mendengar suara yang familiar.
"Pa lugi," sapa Danial menghampiri. Beliau adalah guru bimbingan Syafira saat olimpiade.
"Apa yang sedang kamu lakukan disini? Sekolah akan segera ditutup." Danial terdiam, "ada apa dengan lenganmu?" Pak Lugi melihat jemari Danial yang terluka.
Pak Lugi hanya menghela nafas, karena Danial hanya terdiam seakan bibirnya kelu untuk berkata. Pak Lugi membawa Danial ke kantornya.
"Obati lenganmu," ucap beliau sembari memberikan kotak p3k.
"Terimakasih pak," lirih Danial.
"Ada masalah apa? Kenapa kamu tidak pulang bersama Syafira?" tanya Pak Lugi karena ia tahu jika mereka berdua adalah teman dekat.
"Kami sedang memiliki sedikir masalah," jawab Danial, Pak Lugi hanya mengangguk seakan sudah mengerti.
"Apa ira, sering datang kesini?"
"Kalian tidak datang bersama?" tanya pak Lugi.
Masalah dalam pertemanan antara dua insan itu rasa, sepertinya Syafira telah menceritakan semuanya pada Danial. Melihat dari sorot matanya yang penuh penyesalan. Sebenarnya pak Lugi tahu perasaan Syafira. Karena saat akan pergi olimpiade dia menangis melihat seseorang yang amat ia sukai memilih bersama orang lain tanpa memperdulikan perasaannya.
"Tidak pak hanya kebetulan melihatnya kemari jadi saya mengikutinya karena dia sendirian." jelas Danial.
"Sejak kelulusan bapak tak pernah bertemu syafira lagi. Tapi setahun kemudian, Syafira sering datang kemari dan pergi ke atap sendirian. saya khawatir karena dia seakan bersiap untuk pergi"ucap pak lugi sembari tersenyum. Ia teringat saat Syafira menceritakan apa yang ia rasakan. Rasanya sudah seperti mendengar keluhan putrinya sendiri.
"Jadi, syafira sering kesini?"
Pak Lugivmengangguk.
"Mungkin diam di atap sudah menjadi rutinitas nya.""Oh ya, jika bertemu dengan Syafira tolong berikan ini. Dia meninggalkannya." pak lugi memberikan sebuah buku journey pada Danial.
"Baik pak, ngomong-ngomong terimakasih atas obatnya, saya permisi." Pamit Danial.
Saat melewati koridor menuju gerbang, ia kembali teringat semua kenangan yang telah ia lalui bersama Syafira. Karena ia merasa nyaman saat bersama Syafira tanpa perduli dengan apa yang Ira rasakan."Ini buku apa ya," Danial membuka buku tersebut
"My journey
Syafira Aulia""Ini buku catatannya."
Danial mulai membaca buku tersebut, syafira benar-benar mencatat apapun yang dia lakukan. bahkan bertemu dengan siapa saja ia tulis, namun ada hal yang lebih menarik bagi Danial Banyak foto ira dan dirinya.
Hello my heart how are you? Are you ready for today ?
Apakah kamu siap terluka kembali?
Berbahagialah, karena ia akan mendapat apa yang dia inginkan. menangislah sekarang, jangan sampai ia melihat air matamu barang setetes.
Kau sadar, rasa ini hanya sebuah angan! kau sudah terbuai dalam fatamorgana berbungkuskan persahabatan.(Pict yang diambil oleh Ira, saat Danial menggandeng tangan amelia)
Bahkan orang yang selama ini menjadi prioritasmu akan pergi. maka dari itu pegilah, hilanglah dari kehidupannya, jangan mengusiknya. kau hanya benalu!
Tapi aku tak bisa! Hatiku terlalu rapuh untuk pergi.
Mungkin setelah kelulusan ini berakhir, aku takkan pernah bertemu dengannya lagi.Danial mencari catatan terbaru syafira.
"Mungkin ini yang telah tuhan tentukan.
See you jerman, semoga kita bisa berteman yah.
untuk diri segeralah sembuh agar kau tahan dengan belati yang ada dihadapan.Ia tersentak saat membaca Ira akan pergi ke jerman.
"Apa dia serius akan pergi ke jerman?" Batinnya.
Tak lama ada panggilan masuk dari rian, menyadarkannya dari gejolak batin.
Ia segera mengangkatnya."Hallo, ada apa?"
"..."
"Tapi gue kehilangan jejak dia,"
"..."
"Oke,oke kayaknya gue tau dia kemana."
".."
"Yaudah gue tutup dulu bye,"
Danial pun turun dari bis saat pemberhentian di taman kota, berharap ia akan menemukan Syafira. Karena ini adalah salah satu tempat favoritnya.Danial mencari cari syafira hampir setengah jam ia berkeliling namun tak juga menemukannya, "Harusnya, dia datang kesini."
Danial menghela nafas berat. "Apa dia gak ke taman kota ya, terus kemana?"
Iapun duduk di salah satu kursi tribun di lapangan basket, menelungkupkan wajahnya frustasi. ia baru sadar sepertinya Syafira tidak akan datang lagi ke tempat ini, setelah ia ingat malam saat Syafira datang kesini karena kebodohannya.Tepat di hadapan Danial, syafira duduk di tribun yang berseberangan dengannya.
Dengan cepat ia berdiri dan berlari kearah syafira."Syafira!" Danial mencekal lengan syafira dengan nafas yang masih tersengal sengal.
"Jangan pergi ke jerman!" ucap Danial setelah mengatur nafasnya.
"Dengan alasan apa, kenapa aku gak boleh pergi?"
"Karena itu bahaya buat kamu!" ucap Danial.
"Makasih udah khawatir. Tapi, tenang saja aku akan baik-baik saja. tenanglah! lagi pula ini hidupku," ucap syafira
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
RomanceRasa itu rumit, Move on itu pilihan bukan keharusan. karena yang menjadi pilihan tentu saja menjadi keharusan yg akan dilakukan. Namun tetap saja, move on dari masa lalu membutuhkan proses. Semua perihal waktu.