1. Pesan

119 14 3
                                    

Hai guys! Apa kabar? Aku mendadak kehilangan mood nih buat ngelanjutin cerita "DIALOGUE"

Jadi selama ini aku cari inspirasi buat bikin cerita baru. Dan, ya! Aku menemukannya! Aku terinspirasi dari salah satu temanku.

Kalo ada typo atau penulisan kata yang salah, komen ya, aku juga butuh saran dari kalian;D

Ini kisahnya. Semoga kalian suka ya...

Happy reading

----------

Mata tajam yang sedikit sipit, alis tebal, rambut hitam pekat, sedikit mendeskripsikan seseorang yang sedang berjalan menyusuri koridor menuju sebuah ruangan.

Hari ini merupakan hari pertamanya bersekolah sebagai murid SMA.

Tidak. Lebih tepatnya calon, karena ia harus melewati masa pengenalan lingkungan sekolah terlebih dahulu sambil menunggu keputusan mana yang masuk ke jurusan MIPA maupun IPS.

Kini dirinya berada di ruang kelompok tiga, yang merupakan kelas sementara sebelum ditetapkannya jurusan masing-masing. Bahkan kali ini tempat duduknya pun diatur oleh panitia MPLS sesuai abjad.

"Dari mana?" tanya Rian pada seseorang yang duduk di sebelahnya.

Yang ditanya pun terkejut karena Rian tiba-tiba memulai pembicaraan. "Dari tadi." jawabnya tak minat.

Sial. Padahal Rian berharap pasangan duduknya adalah cewek cantik, tapi kenyataannya ia harus duduk dengan cowok sok cool yang menyebalkan.

Namun tanpa disangka, seperkian detik kemudian cowok itu malah mengulurkan tangan. Dengan bingung, Rian membalas uluran tangan tersebut.

"Rumah gue deket dari sini. Nama gue Aksa Edzard Matteo. Panggil aja Aksa." tutur Aksa.

Rian balas memperkenalkan diri sebelum keduanya melepaskan tautan tangan mereka. "Gue Adrian Arkanza Putra. Rumah gue juga gak begitu jauh dari sini. Lo bisa panggil gue Rian."

Tak lama setelah itu, panitia memasuki ruangan. Masa pengenalan lingkungan sekolah pun dimulai. Rian memperhatikan betul-betul materi yang disampaikan oleh kakak-kakak panitia yang terdiri dari pengurus OSIS tersebut.

Sampai Rian tak sadar bahwa ada seseorang yang terus memperhatikan dari sudut belakang dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.

~~~

Sepulang sekolah, Rian mendudukkan tubuhnya terlebih dahulu di kursi yang ada di teras rumah. Ia memejamkan mata menikmati semilir angin yang perlahan membawa pergi rasa lelahnya.

Drrrtt

Ponselnya bergetar. Ia merogoh saku kemudian memeriksanya. Seketika ia menegakkan tubuh ketika mendapati sebuah notifikasi pesan dari nomor yang tak dikenal.

"Nomor siapa ini?" tanya batinnya.

+62 88909876***

Hai Rian

Awalnya Rian pikir itu adalah nomor Aksa. Rian bergidik ngeri saat membayangkan cowok jutek itu menggunakan kata 'hai' padanya. Rian mengirimkan balasan untuk memastikan. Setelah itu ia masuk ke rumah, ia rindu rebahan di kasur kesayangannya.

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang