5. Menyebalkan

38 6 0
                                    

Akhir-akhir ini capek banget!! Seriusan sibuk banget nih, bukan sok sibuk lagi. Ditambah besok PTS lagi.

Jadi kalian tau kan cara menghargai penulis? Gampang kok tinggal vote, komen, dan share aja. Bahagia banget aku kalo ada yang klik tanda bintang di pojok bawah😭❤️

Btw, SEMANGAT PTS!!!

Happy reading

----------

"Ray, tolong catetin siapa aja yang hadir hari ini ya!" titah Laila, sang ketua paduan suara.

Raya mulai mengabsen satu persatu. Baru setengahnya mengabsen, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dengan kencang sehingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.

Brakkk

"Awas awas!" usir cowok berkulit hitam dengan gitar di tangan kanannya.

"Awas awas, jalan lega juga."

"BENER!" Raya terlonjak kaget saat Fanny membalas ucapannya. Sejak kapan Fanny berada disampingnya?

Laila bertanya kepada empat orang cowok di hadapannya, "Ngapain kalian?"

"Ngapain? Ini kan ruangan kita, wajar dong kalo kita kesini kapan aja. Kalian kan cuma numpang!" terang Candra dengan menekan kata 'numpang' di akhir ucapannya.

Hani tak terima dengan ucapan Candra. "Jangan asal ngomong ya lo! Emang ini ruangan punya lo, hah?"

Candra berdecih, hingga cowok di samping Candra mengampiri Laila dan merangkulnya. "Laila sayang, maaf ya ganggu waktunya. Kita mau latihan nih, ada event band dadakan soalnya,"

"Tapi kan, Mas, ini giliran padus yang gunain ruangan ini. Kalian kan bisa sewa studio kalo mau latihan."

"Hah? Masih pacaran udah manggil pake sebutan mas?" bisik Raya pada Sekar tapi suaranya masih bisa terdengar oleh yang lainnya. "Iya, kan cowok itu namanya Dimas, Rayaaa..."

Mereka ber'oh' ria mendengar penuturan Fanny.

Lagi-lagi Raya dibuat heran. Siapa sih cewek ini? Dari tadi nyaut mulu. Mana tau nama gue lagi! ucap batinnya.

"Punya ruangan sendiri, kenapa harus sewa studio?" balas seorang cowok yang disetujui oleh teman-temannya dengan anggukan.

"Gue setuju sama omongan Jaka." sahut Candra.

"Lo siapa hah? Lo kan bukan anak sekolah kita!" sulut Laila menatap tajam ke cowok bernama Jaka tersebut.

"Sayang.. Kamu jangan gitu dong sama Jaka. Walaupun dia gak sekolah disini, tapi kan dia temen aku," bela Dimas.

"Kumaha sia lah! Yuk Lay, keluar aja, gak guna ladenin si tumbila!" sungut Hani kemudian menarik tangan Laila keluar dari ruangan.

"MAAF YA SAYANG," teriak Dimas.

Anggota paduan suara yang lainnya celingukan seperti anak ilang. "Kita ngapain?" tanya Fanny memulai pembicaraan.

"Keluar lah, ayo!" ucap Dafa, satu-satunya anggota paduan suara berjenis kelamin cowok yang hadir hari ini. Ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan diikuti anggota paduan suara yang lain.

"Ray, lo waktu itu ikut lomba nyanyi di gedung seni ya?" tanya Fanny. Ia ingat saat Raya memperoleh juara dua di perlombaan tersebut.

"Kok tahu?"

"Gue juga kan waktu itu ikut. Tapi gue nyanyi dangdut."

Kening Raya terlihat mengkerut. Saat itu lomba yang diadakan memang berkategori. Fanny ikut di kategori dangdut karena memang basicnya di sana, begitu juga Raya yang ada di kategori pop.

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang