10. Curhat

11 3 0
                                    

Happy reading

----------

LDKS OSIS dan MPK yang tinggal beberapa hari lagi membuat seluruh calon anggota sibuk mempersiapkannya. Begitu juga dengan Rian, Varel, Aksa, dan Rey--teman Aksa di MPK yang berbeda kelas dengan Rian, Varel, dan Aksa.

Kini mereka berkumpul di rumah Aksa berniat untuk mempersiapkan barang-barang yang dibutuhkan ketika LDKS nanti. Namun apa yang terjadi? Mereka malah sibuk bermain game di PlayStation milik Aksa. Tentunya kalian tahu bagaimana keadaan kamar cowok bermata sipit itu sekarang.

Varel yang sibuk video call dengan cewek berambut ombre di sebrang sana, mengambil alih tempat tidur milik Aksa hingga sprai yang menutupi kasur itu sudah tidak beraturan lagi.

Rey yang sibuk dengan sebatang rokoknya duduk di jendela kamar, sambil memperhatikan Aksa dan Rian yang tengah mengotak-ngatik stik PSnya.

"Heh, saria teh baruk rek nyiapkeun jang LDKS," ujar Varel mengingatkan tujuan awal mereka berkumpul, setelah sambungan telepon dengan 'pacar'nya terputus.

"Ya elo malah VCan mulu," balas Rey sebelum menghisap rokok dan menghembuskan asap dari mulutnya.

Varel menyengir kuda yang saat itu juga Rey melemparkan bantal ke wajah cowok itu. "Huntu sia tah, koneng!_Gigi lo tuh, kuning!"

"Anjing!" umpat Varel tak terima.

"Anjing juga.." ucap Rey dengan wajah menyebalkan yang membuat keduanya tertawa seperti orang gila.

"WUHUYYY GUE MENANG!" sorak Aksa mengepalkan kedua tangan dan mengangkatnya ke udara membuat Rian berdecak.

"Baru menang sekali aja bangga, lo. Gue yang udah tiga kali, b aja tuh," ucap Rian menyombongkan diri.

"Bodo amat yang penting menang,"

"Eh, Yan, gimana tadi?" tanya Varel perihal kejadian tadi siang saat Rian menemui Fanny.

Rian mengerutkan alis bingung terhadap pertanyaan Varel, namun sesaat kemudian ia paham apa yang cowok itu tanyakan. "Iya, bener, yang minta edit itu si Fanny anak IPS. Tapi gue gak jadi editin, videonya gak ketemu katanya."

"Fiks modus." celetuk Rey.

"Modus dari mananya, nyet?" tanya Aksa membuat Varel si fuckboy tertawa. "Kasih paham, Rey," titah Varel.

"Bisa aja videonya udah ada, tapi dia bilang gak ada biar bisa ketemu lagi sama lo, Yan." tutur Rey yang langsung disetujui Varel dengan petikan jari jempol dan jari tengah.

"Bener oge," gumam Aksa yang saat ini terlihat berpikir. "gaskeun, Yan," lanjutnya kemudian dengan menepuk punggung Rian membuat tubuh cowok itu sedikit terhuyung ke depan.

"Ah gak tau lah! bodo amat gue, gak akan mikirin yang begituan dulu." ujar Rian membuat semuanya berdecak.

Sungguh, teman-temannya tak habis pikir dengan Rian. Padahal sangat jarang cewek secantik Fanny mau mengejar cowok lebih dulu. Biasanya kan cewek cantik gengsian.

"Mending bahas peralatan LDKS maraneh teh," usul Varel kemudian yang disetujui oleh semuanya.

"Tuda macem-macem bae peralatanna teh," kesal Rian mengingat perlengkapan yang harus dibawa sudah seperti MOS saja, mengharuskan mereka untuk menebak arti dari kata-kata yang diberikan. Contohnya seperti nasi pocong--yang berarti lontong.

"Santai aja kali, masih lama ini."

"Matamu!" serbu Rian, Varel, dan Rey bersamaan menanggapi ucapan Aksa.

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang