11. Hilang

9 2 0
                                    

Happy reading

----------

Pagi ini setelah mandi Rian melaksanakan sholat subuh terlebih dahulu sebelum bekerja. Beberapa kali ia menutup mulutnya dengan tangan saat menguap.

Semalam ia tidak bisa tidur karena ucapan Dino. Padahal hanya kalimat ringan saja, namun itu berefek besar pada Rian.

Rian bergegas menuruni satu persatu anak tangga di rumah ini karena waktu sudah menunjukkan pukul 04.27, dan seluruh pegawai di pertokoan Aryo memulai pekerjaan di pukul setengah lima pagi.

Brakk!

"Eh maaf maaf," kata yang pertama kali terlontar saat Rian bertabrakan dengan seorang wanita.

"Maaf maaf, liat nih, semua pakaiannya jadi berantakan!" sungut wanita itu menunjuk pakaian yang berserakan di lantai.

Rian melongo saat tahu siapa yang ia tabrak barusan. "Ibu ini.. Mba Suki kan?" tanya Rian sedikit ragu.

"Dasar anak muda jaman sekarang, pintar-pintar mengalihkan pembicaraan," cibir mba Suki dengan senyum miring di wajahnya.

Tidak salah lagi, wanita ini adalah mba Suki. Rian sangat ingat dengan tatapan sinis mba Suki beberapa waktu lalu,  dan saat ini ia melihat tatapan itu lagi jauh lebih jelas dan dekat.

"Ah maaf mba, mari saya bantu rapikan lagi,"

"Jangan sentuh!" bentak mba Suki membuat Rian sedikit terkejut.

Rian menarik kembali lengannya. Rian tidak mengerti dengan wanita di hadapannya saat ini. Ia berbicara bahkan menatap Rian seolah-olah Rian telah melakukan kesalahan sebelumnya.

Nada bicara itu, tatapan itu, seperti tersirat kebencian di dalamnya.

"Apa? Sampeyan ora suka saya bentak, hah?" tanya mba Suki dengan logat medoknya.

Rian menggeleng cepat, ia sangat kaku dan bingung mau melakukan apa sekarang. Demi menghilangkan kegugupan di wajahnya, Rian memeriksa jam di tangan kirinya.

Tersisa satu menit lagi untuk Rian bisa sampai di toko. Jarak dari sini ke pertokoan sekitar 500 meter, membutuhkan waktu sekitar 5 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki dengan kecepatan tetap 1,6 m/s.

"Gak usah sok sok-an mau bantu, wong sampeyan juga telat kan? Sana pergi!" usir mba Suki tak ramah.

Rian berada di ambang kebingungan sekarang. Namun tak lama ia lebih memilih untuk berangkat ke toko. Toh sepertinya mba Suki juga tidak suka jika dirinya berlama-lama disini.

~~~

"Bang, mba Suki emang orangnya gitu ya?" tanya Rian pada Dino di sela-sela pekerjaannya.

"Gitu gimana?"

"Jutek, galak, gitu deh, serem aing mah," Rian bergidik ngeri saat membayangkan tatapan mba Suki.

Dino terkekeh mendengarnya. "Masa sih mba Suki gitu ke lo?"

"Beneran, kek punya dendam gitu ke gue." jawab Rian menggebu. "Emang ke lo gak gitu, bang?" tanya Rian.

"Kagak lah, gua mah anaknya baik, sopan, dan rajin menabung, gak kaya lo!"

"Sejak kapan DINOsaurus rajin menabung?" ucap Rian menekan kata 'dino' berniat mengejek nama lawan bicaranya saat ini.

"Oh sekarang lo mulai berani ya ngejek abang sepupu lo yang ganteng ini?" tanya Dino dengan wajah bak preman pasar, kedua tangannya bertepuk dengan tempo lambat.

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang