6. Tatapan Aneh

21 6 4
                                    

Selamat pagi semuaa!!

Sarapannya ditemenin CHOOSE ya!

Happy reading

----------

Seorang cewek tengah memilih bunga plastik di toko bunga tentunya. Dengan cengiran yang sangat lebar, ia terus bersenandung sambil sesekali melompat berpindah tempat ke sana kemari.

Pilihannya jatuh pada setangkai bunga palsu berbentuk mawar berwarna merah, dan tanpa pikir panjang ia langsung membelinya.

Sambil menunggu angkutan umum di pinggir jalan, ia terus menikmati keindahan bunga yang dibelinya itu. Ia tak sabar memberikannya pada seorang cowok yang 'sempat' membuat dirinya gila setengah mati.

Cewek berambut hitam lurus hasil smoothing dengan warna oren di ujung rambutnya itu mengedarkan pandangan hingga senyumannya tercetak saat mendapati dua orang cowok yang salah satunya membawa gitar di tangan kirinya.

"Damar, Jaka!"

Damar dan Jaka menoleh ke arah cewek yang kini tengah melambaikan tangan sambil berlari menghampiri mereka.

Bukannya menghampiri balik atau berdiam di tempat menunggu cewek itu tiba, Damar dan Jaka malah berbalik arah sambil berlari sekencang mungkin.

"Jak, buruan larinya, Jak." pekik Damar sambil terus menambah kecepatan berlarinya.

"Susah, gue bawa gitar ini!" balas Jaka.

"WOY!! TUNGGUIN!" teriak cewek itu yang masih berusaha  mengejar keduanya.

Sampai di persimpangan jalan, mereka berpapasan dengan seekor anjing hitam, yang langsung menghentikan langkah Damar dan Jaka.

"Mampus," gumam Jaka.

Saat Jaka akan kembali berlari, Damar memegang pundaknya membuat langkah Jaka terhenti. "Diem Jak, jadi patung."

Jaka pun mengikuti apa yang dikatakan oleh Damar. "Lo yakin bakal berhasil?" bisik Jaka.

"Berhasil lah." sahut Damar seolah benar-benar yakin.

"Lo pernah?"

"Enggak juga. Gue cuma ikut apa kata orang aja."

Sungguh, Jaka ingin menyumpal mulut Damar dengan kaos kakinya saat itu juga, namun ia urungkan saat melihat anjing itu semakin mendekat. Mulutnya terus komat-kamit memanjatkan do'a dengan posisinya yang benar-benar mematung.

Hingga hewan berbulu hitam itu tepat berada di kakinya membuat Jaka menahan napas berharap anjing itu segera pergi. Harapannya sirna ketika anjing tersebut membuka mulutnya.

Damar dan Jaka menutup mata rapat-rapat, pasrah dengan kejadian yang akan menimpa mereka selanjutnya.

"Selamat tinggal dunia," lirih Damar.

Tukk

Sebuah batu terlempar tidak sampai mengenai anjing tersebut, namun itu berhasil membuatnya pergi dari hadapan Damar dan Jaka yang masih membatu ditempat.

Mereka masih tidak membuka mata sama sekali, tentu tidak menyadari bahwa anjing itu telah pergi.

"WOY!" Keduanya terlonjak kaget saat ada yang menepuk bahu mereka. Damar dan Jaka membalikkan tubuh mendapati seorang cewek yang mereka hindari sejak tadi.

"Udah pergi ANJINGnya." ucap cewek itu dengan menekan kata 'anjing'.

Damar menggaruk tekuknya yang tidak gatal, sedangkan Jaka sibuk menetralkan detak jantungnya.

"Eh, Santi, udah lama gak ketemu ya," sambut Damar. "btw, makasih ya."

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang