Chapter 09 : MantiRat dan Lantai Para Dewa

5 2 0
                                    

Pertarungan masih berlangsung sengit.

Lantai yang menjadi arena pertarungan pun tak lagi mulus. Pukulan dan terjangan sang monster merusak dan menghancurkannya. Membiarkan banyak bongkahan beton berserakan di atas lantainya. Begitu pula dinding – dindingnya, penuh dengan retakan dan lubang.

Acap kali sang Assassin berhasil memberikan luka, sang monster dengan cepat membalas serangannya. Natt berusaha untuk menghindar, tetapi kombinasi serangan lengan depan dan ekor ularnya yang berbisa membuat sang Assassin kerepotan.

Natt selalu mencari celah agar ia bisa memberikan kerusakan fatal pada lawannya. Tetapi kegesitan MantiRat membuatnya sulit mendapatkan kesempatan itu.

Decitan berdesis sang monster kembali digaungkan. Tubuh besarnya semakin diselumuti oleh aura kemerahan yang pekat. Berserk Mode yang telah diaktifkan dapat menaikkan daya serang MantiRat secara terus menerus. Meski pertahanannya juga berkurang, tetapi jika tidak bisa menyerangnya balik, maka akan percuma.

Dari sekian banyak kesempatan, Natt hanya bisa menyerang dengan kombinasi skill [Penetration Blade], [Hidden Burst], [Silent Ambush 2], dan [Target Marked]. Setelah dua menit berlalu, Bar HP MantiRat hanya turun ke 78%. Sementara Bar HP Natt telah berkurang hingga 50% saat berusaha melancarkan serangannya.

Saat ini, hampir semua skill Natt masuk ke masa cooldown. Mau tidak mau dia harus menjaga jarak sampai skillnya bisa digunakan kembali. Ia masih memiliki [Recovery of Ash] sebagai kartu as serangannya. Tetapi ada persyaratan khusus untuk bisa digunakan.

"Baru lima puluh dua stack," bisik Natt, ia menggunakan [Monocle of Libra] yang masih aktif. "Kalau begini terus, aku bisa kehabisan HP lebih dulu sebelum bisa mencapai seratus."

Dalam sekejap, tinju sang monster kembali tiba di depan Natt. Tetapi Natt yang telah melempar belatinya lebih dulu berhasil menghindar berkat skill [Switch Blade] miliknya. Kemudian ia memberikan serangan balasan pada sang monster untuk menaikkan stack Superior Bleed pada lawannya.

"Cih! cuma bertambah empat," batin Natt.

"Oi oi oi! Jangan kabur terus, Rexhea. Aku mendukungmu!" Sorak sorak berupa kicauan burung menggema dalam pengapnya ruangan. "Rachel akan terus mendukungmu lho!"

"Diamlah GM tidak berguna," tukas Natt spontan.

"Kalau kasar begitu, aku tidak akan beritahu kelemahan MantiRat kepadamu."

"Aku tidak membutuhkannya."

Natt kembali memusatkan fokus. Ia tetap menjaga jarak dan menunggu cooldown skillnya selesai.

Sebuah teriakan terdengar keras dibarengi dentuman yang menggema. Sang monster sedang menepuk – nepuk lantai sembari mengeluarkan suara yang terdengar seperti sebuah provokasi. Setidaknya itu yang dapat dirasakan oleh sang Assassin.

"Dasar tikus karbitan!" Terpancing, Natt langsung merangsek maju. Kedua belatinya siap untuk menerkam mangsa.

Seolah tikus jadi – jadian itu telah memperkirakan langkah sang lawan, tepukan terakhirnya dihantamkan dengan sangat kuat hingga menimbulkan getaran yang dahsyat dan hempasan angin yang deras. Sampai menerbangkan bongkahan lantai, mendorong air ke belakang, juga membuat sang Assassin terhempas ke dinding dan menerima kerusakan.

Natt langsung bangkit dan kembali melompat ke dalam arena pertarungan. "Monster ini terlalu cerdik jika dibandingkan dengan tikus got biasa."

Natt pun memasang kuda – kuda. Ia mengencangkan pegangan pada belatinya dan sekali lagi melesat maju. Kedua belatinya terlihat bersinar dan sedikit memanjang. Itu artinya dia telah mengaktifkan skill [Penetration Blade] yang meningkatkan status penetrasi sebesar 500 sekaligus menaikkan daya serangnya.

CROWN OF SIX : LEGENDARY DISABLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang