Bila Natt adalah protagonis dalam novel romansa komedi, tentu saat matanya terbuka ia akan disambut oleh heroine cantik yang mendekapnya dengan penuh kasih sayang. Namun, saat ini Natt masih tersungkur di lantai ruangan yang dingin. Sendirian. Tanpa tahu sudah berapa lama ia telah terbaring di sana.
Pendingin udara masih terus menambah kegigilan yang ia rasakan. Natt berusaha bangkit untuk mencari kehangatan. Sayangnya, ia tidak bisa. Sekujur tubuh yang menggigil terasa lemas; tak bertenaga. Pipi dan tangan kanannya bagai melekat oleh sesuatu yang lengket. Meski matanya berusaha memastikan, Natt hanya melihat cairan merah yang telah mengeras. Natt mencoba berpikir. Tetapi, kepalanya mendadak pusing dan secara perlahan kesadarannya kembali hilang.
Sekali lagi Natt tersadar. Kali ini seolah kehangatan telah menyelimuti seluruh tubuhnya. Ia mencoba berkedip beberapa kali lalu menyadari bahwa dirinya telah berbaring di ranjang empuknya. Natt mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi, tetapi aroma segar dari masakan yang mendidih pun tercium dan mengalihkan seluruh fokusnya.
"Sup, ya? Sudah lama sekali aku tidak makan ... Tunggu dulu! Siapa yang sedang memasak sup?" Natt seketika terbangun oleh gelombang kejut yang menyambangi benaknya, tetapi rasa sakit yang menyetrum tengkuk membuatnya kembali terbaring dan melepaskan sedikit jeritan.
Natt mencoba meluruskan lehernya dan menahan rasa sakit yang sempat merayap. Seiring rasa sakit yang belum mereda, keringat juga mulai mengalir di wajahnya.
"Natt?" Suara itu berasal dari pintu kamarnya yang terbuka.
Natt belum mampu menolehkan kepala sepenuhnya, namun dari bentuk suara dan siluet tubuh, ia sangat yakin kalau itu seorang wanita. Hingga sosok tersebut telah terlihat dengan sempurna di matanya, Natt tertegun bukan main.
"R-Rachel?"
Benar. Sosok wanita yang memakai kemeja putih panjang berlapis celemek dan menguncir kuda rambutnya itu adalah Rachel. Kaca mata berlensa jernih dengan frame plastik merah jambu menambah kesannya yang benar – benar santai. Penampilan yang ia perlihatkan mirip seperti seorang istri muda yang baru saja selesai memasak untuk suaminya.
"Ah, selamat pagi, Natt. Keringatmu .... Tunggu sebentar, aku ambilkan handuk."
Rachel bergegas ke luar kamar dan kembali membawa handuk. Ia duduk di tepi ranjang dan mulai menyeka keringat yang ada di wajah dan lengan sang lelaki.
Natt sedang dalam mode panik. Tetapi, ia tidak punya energi yang cukup untuk mengungkapkannya ke dalam mimik wajah. Bagaimana tidak? Saat ini ada wanita yang tiba – tiba ada di kamarnya dan bertingkah layaknya suster yang sedang mengurus pasiennya.
"B-bagaimana kamu bisa tahu apartemenku, Rachel?" Dari segala pertanyaan, malah ini yang terlintas dari bibirnya.
"Oh, itu?" Rachel tampak berpikir. "Aku melacaknya dengan kode pabrik RNS-DC milikmu."
"Bukannya itu ... ilegal?" Natt menatap Rachel dengan serius.
"Oh, benarkah? Kamu tidak perlu khawatir," jawab Rachel dengan santai.
"Lagian, bagaimana caranya kamu bisa masuk ke dalam apartemenku?" tukas Natt.
"Tenang saja. Aku sudah meminta seorang profesional untuk menggantinya seperti baru. Tentu dengan merek yang sama. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Jawaban datar itu membuat Natt sedikit kesal. Namun, ia tidak punya cukup tenaga untuk beradu argumen dengannya saat ini.
Setelah Rachel selesai menyeka keringat, ia berpesan agar Natt tidak terlalu menggerakkan lehernya. Kemudian ia beranjak keluar untuk membawa sarapan. Sementara itu, Natt mencoba untuk duduk dan bersandar sembari mengingat pesan Rachel. Ia melepas selimut dan mendapati dirinya telah mengenakan pakaian yang berbeda dari kemarin malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROWN OF SIX : LEGENDARY DISABLER
Fantasy"Tidak semua yang ada di dalam virtual realita adalah kepalsuan." Natt Presmana adalah salah satu dari empat belas anggota party Legendary Disabler yang terkena banned permanen sebab insiden Fake Catastrophe yang mereka lakukan. Suatu hari, sebuah e...