11

1.6K 379 24
                                    

Dewi bersiap akan mengikuti rapat dengan Dewa di lantai atas. Dia mempersiapkan dirinya karena bagaimana pun dia tidak ingin membuat Dewa malu.

"Mau ngapain kamu Dewi?" Tanya Dita

"Ikut rapat mbak" Jawab Dewi

"Mana pernah anak magang ikut rapat, ini bukan urusan kalian" Ucap Dita

"Tapi mbak saya...".

"Dewi dengarkan deh ya, jangan karena kamu di kenal oleh pemilik perusahaan ini kamu bisa seenaknya. Kamu harus di anggap sama seperti anak magang yang lain" Ucap Dita

"Iya mbak aku tahu tapi...".

"Mana laporan yang kemarin?" Tanya Dita

Dewi memberikan laporan yang sudah di kerjakan kepada Dita. Dia berlalu sambil membawa berkas laporan itu.

"Kamu beli aja kopi untuk kita di ruangan ini" Ucap Dita sebelum dia keluar dari ruangan.

Dewi hanya diam, padahal Dewa yang meminta dia sendiri untuk ikut dalam rapat ini. Dewi sudah akan turun ke bawah untuk membeli kopi jika Michael tidak menahannya.

"Dewi mau kemana?" Tanya Michael
"Beli kopi di suruh mbak Dita" Jawab Dewi.

"Suruh OB aja, itukan udah tugas OB. Kamu ikut saya ke ruang rapat, pak Dewa minta kamu ikut rapat juga" Ucap Michael.

"Iya pak" Ucap Dewi dan dia menuju ke ruang rapat bersama Michael.

Masuk ke ruang rapat, tatapan Dita pada Dewi seolah ingin membunuh. Dewi duduk di dekat Michael dan menunggu Dewa masuk ke dalam ruangan. Saat Dewa masuk, dia tersenyum pada Dewi. Dewi sampai merona malu karena senyuman Dewa padanya.

"Baiklah rapat kita mulai" Ucap Rico saat melihat Dewa sudah duduk di kursinya.

Michael mulai berdiri dan mulai berbicara tapi Dewa menghentikannya.
"Stop" Ucap Dewa

"Ada apa?" Tanya Michael

"Aku mau dia yang menjelaskan semuanya" Tunjuk Dewa pada Dita.

Dita terkejut karena Dewa tiba-tiba menunjuknya dan dia bangga bisa menjadi perhatian di dalam ruangan ini.

Dita bangkit berdiri dan mulai berbicara, melaporkan laporan mengenai proyek yang sedang mereka laksanakan.

"Jelaskan lebih terperinci hasil dari angka akhir ini, kau hanya menjelaskan secara garis besar" Ucap Dewa.
Dita terdiam, jelas dia hanya bisa terdiam karena laporan ini yang membuatnya adalah Dewi. Dia bahkan tidak memeriksa lagi hasil pekerjaan Dewi. Dia langsung mengambilnya dari Dewi dan meminta Dewi mengirimkan langsung ke Michael tanpa dia membacanya lagi.

Dita mulai emosi karena dia menganggap Dewi yang bersalah.

"Kenapa kau diam? Kau yang membuat laporannya kan? Jelaskan dengan benar, saya gak suka main-main dalam hal pekerjaan" Ucap Dewa tegas

"Iya pak maaf tapi laporan ini Dewi yang mengerjakannya. Kesalahan dalam laporan ini adalah tanggung jawab dia padahal saya sudah meminta dia berhati-hati" Ucap Dita. Dia tidak mau di salahkan oleh Dewa dan malu di dalam rapat ini. Cara yang paling ampuh adalah menyalahkan Dewi dan dia yakin Dewa tidak akan membela Dewi jika memang gadis itu bersalah.

Wajah Dewi mulai berubah, dia takut karena sudah membuat orang lain terkena imbas kesalahan dia. Apalagi dia hanya anak magang yang tidak tahu apa-apa.

Dewa menggebrak meja dengan keras membuat semua yang ada di sana terdiam dan terkejut.
"Beraninya kau berbohong kepadaku, kau sudah cukup lama bekerja di sini tapi kelakuanmu seperti anak baru yang sok tahu. Kau pikir aku tak tahu kalau kau bahkan tidak mengecek dan mempelajari lagi laporannya. Apa kerjaanmu hah! Mau jadi bos? Mau sombong dengan anak magang yang ada?" Bentak Dewa

DEWA & DEWI (Sudah Ada Versi Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang