29

1.4K 360 12
                                    

Agung menatap tidak senang pada Dewa saat Dewa ikut hadir dalam rapat penentuan proyek. Perusahaan milik keluarga Anggara yang sekarang di kelola oleh Arjuna yang mendapatkan proyek itu karena campur tangan Dewa. Mereka percaya pada perusahaan Anggara karena Dewa yang berada di belakangnya. Selain pemilik saham terbesar, Dewa juga yang sudah menjadi investor terbesar untuk perusahaan Anggara yang baru akan kembali bangkit itu.

Dewa juga berhasil menyakinkan mereka bahwa Arjuna yang terbaik dan Arjuna pasti akan bisa menjalankan proyek baru ini dengan baik dan tidak mengecewakan.

"Selamat ya" Ucap Agung pada Arjuna dan Dewa saat mereka sudah berada di luar ruangan.

"Terima kasih" Ucap Arjuna dan Dewa hampir bersamaan.

Dewa tahu bahwa Agung terlihat sangat tidak suka tapi dia pandai menutupinya. Setelah itu Agung segera meninggalkan mereka.

"Kak,lihat gak dia terlihat tidak senang" Ucap Arjuna.

"Jangan pikirkan hal itu, mulai sekarang kau harus fokus pada proyek ini. Aku yakin kau bisa Arjuna. Selamatkan perusahaan keluarga Angga karena darah Anggara juga mengalir di dalam tubuhmu. Kembalikan kejayaan kakek kita, kau mengerti" Ucap Dewa

"Iya kak, aku mengerti. Terima kasih sudah membantuku, aku tidak akan mengecewakanmu" Ucap Arjuna.

"Bagus, ayo kita pergi. Aku juga harus segera kembali ke kantor" Ucap Dewa.

Di parkiran gedung, Dewa melihat Agung sedang bercumbu mesra dengan seorang wanita. Dewa hanya menggelengkan kepala sekilas. Bercumbu di depan umum dengan resiko akan di lihat banyak orang. Agung termasuk berani melakukannya karena itu bisa berimbas pada reputasinya.

Saat di dalam mobil, Dewa baru sadar bahwa wanita yang sedang di cumbu oleh Agung adalah Ria. Teman kuliah Dewi yang suka membuli Dewi.

Dewa mengambil ponselnya dan menghubungi Arjuna.
"Halo kak, ada apa?" Tanya Arjuna.

"Berhati-hatilah pada Agung, aku yakin dia tidak ajan tinggal diam" Ucap Dewa

"Aku mengerti kak" Jawab Arjuna.

Dewa mematikan teleponnya dan segera melajukan mobilnya melewati jalan lain agar tidak melewati Agung dan Ria yang sedang asyik bercumbu.

***
"Halo mas" Ucap Dewi

"Ada apa sayang telepon mas?" Tanya Dewa

"Aku mau pergi ke mall ya dengan Sissy, aku hari ini gak mual dan benar-benar fit" Ucap Dewi.

"Iya tapi di antar supir dan gak boleh lama, dua jam aja" Ucap Dewa

"Hah, dua jam. Bentar banget mas" Protes Dewi

"Mau atau gak boleh pergi" Ucap Dewa

"Oke, dua jam" Ucap Dewi pasrah

"Ya udah hati-hati ya sayang" Ucap Dewa

"Oke mas" Jawab Dewi.

Dewi kemudian mematikan teleponnya dan segera pergi menjemput Sissy di rumahnya. Hari ini dia ingin bersantai dan sudah lama dia tidak menghabiskan waktu bersama Sissy.  Hari ini anak dalam kandungannya tidak rewel dan dia bisa bersantai sejenak.

Sissy sudah menunggu di depan rumahnya dan segera masuk ke dalam mobil saat Dewi datang menjemputnya. Mereka menuju ke sebuah mall yang tidak jauh dari rumah Dewi.

"Wah akhirnya bisa ke mall juga" Ucap Dewi bahagia

"Tapi kamu gak mual kan hari ini? Pusing?" Tanya Sissy.

"Gak, tenang aja. Ayo kita belanja sepuasnya, mas Dewa sudah mengizinkan" Ucap Dewi.

Sissy hanya melongo saat melihat Dewi bukannya belanja tas, sepatu atau pakaian tapi cemilan dan makanan yang dia inginkan. Dia malah asyik duduk sambil makan cemilannya dan Sissy jadi mengurungkan niat belanjanya. Dia menemani Dewi makan cemilan sambil duduk di bangku yang ada di sana.

"Gak belanja?" Tanya Dewi

"Gak, lebih seri lihatin kamu makan" Ucap Sissy

"Maaf ya, aku kepingin banget makanan ini" Ucap Dewi sambil mengunyah bakso goreng yang dia beli.

"Iya santai aja, makan yang kenyang biar dedek di perut bahagia" Ucap Sissy sambil tertawa.

Saat mereka asyik mengobrol, mereka melihat Ria berada tidak jauh dari mereka.
"Ishh ada nenek lampir" Ucap Sissy

"Siapa?" Tanya Dewi

"Itu" Ucap Sissy sambil melihat ke arah Ria.

Dia sana Ria sedang berjalan sambil membawa paper bag yang banyak. Seorang pria menghampirinya dan langsung mencumbunya membuat semua mata yang ada di sana menatap mereka.

"Ishhh jijik" Ucap Sissy sewot

"Biarin ajalah Si" Ucap Dewi.

Ria memdekati Sissy dan Dewi sambil tersenyum mengejek.
"Hai Dewi, hai Sissy. Lama ya gak ketemu" Ucap Ria. Dia sengaja ingin pamer pada Sissy dan Dewi karena dia menggandeng seorang pria mapan yang selalu bisa mendukung hidup mewahnya.

"Iya ya setelah kita tidak satu kampus lagi" Ucap Sissy sinis.

"Siapa mereka?" Tanya pria yang ada di samping Ria.

"Teman kuliahku, yang ini istri dari pemilik perusahaan Dewantara Abadi" Ucap Ria

"Istri pak Dewa ya, kenalkan saya Agung" Ucap Pria itu sambil menatap Dewi penuh arti.

"Kami duluan ya" Ucap Dewi sambil menarik tangan Sissy.

Mereka menuju ke mobil Dewi dan segera pulang.
"Aku malas lihat tatapan pria yang bersama Ria tadi. Menjengkelkan dan terlihat merendahkan" Ucap Dewi.

"Iya aku juga merasakan itu, dia seperti melecehkan pandangannya" Ucap Sissy.

"Semoga gak ketemu lagi" Ucap Dewi.

"Iya kau benar" Ucap Sissy.

Dewi mengantarkan Sissy pulang setelah itu Dewi segera pulang kerumahnya. Dewa ternyata sudah menunggunya di rumah. Dewi keluar dari mobil dan supir segera membawa barang belanjaan Dewi.

"Mas" Panggilnya manja

Dewa mencium kening Dewi sambil mengelus perut Dewi.
"Belanja apa sayang?" Tanya Dewa

"Cemilan, aku ingin makan itu jadi aku beli. Aku gak beli tas atau yang lainnya" Ucap Dewi

"Kenapa gak beli?" Tanya Dewa

"Gak mas, aku maunya cemilan aja". Dewi tersenyum pada Dewa.
"Mas tadi di mall aku ketemu Ria dan pacarnya" Ucap Dewi sambil duduk di sofa.

"Ria teman kuliahmu kan?" Tanya Dewa

"Iya tapi mas aku segera mengajak Sissy pulang karena aku gak nyaman di pandang seperti itu oleh pacarnya Ria".

"Emang dia mandang kamu seperti apa?" Tanya Dewa.

"Tatapannya seperti meremehkan, sinis dan sedikit melecehkan" Ucap Dewi

"Mulai sekarang hindari Ria dan pacarnya itu karena pacarnya itu gak senang kalah proyek dari perusahaan Anggara" Ucap Dewa

"Oh begitu, iya mas aku akan menghindari mereka" Ucap Dewi.

"Bagus, itu baru istri mas. Oh iya, kamu capek gak, mau mas pijitkan gak" Tawar Dewa.

"Mau mas".
Dewa mengangkat kaki Dewi ke pangkuannya dan memijat pelan kaki Dewi. Dewi merasa bahagia di perhatikan Dewa seperti ini. Bagi Dewa diperhatikan dan dicintai Dewa adalah segalanya.

---&---

DEWA & DEWI (Sudah Ada Versi Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang