Dewa menatap Dewi yang sedang tertidur lelap di sampingnya. Beberapa hari ini Dewi terganggu dengan rasa mual di pagi harinya. Bukan hanya itu selera makannya juga terganggu. Dewa tidak tega melihat Dewi seperti ini.
Dewi membuka matanya dan menguap. Dia melihat ke arah Dewa dan terkejut karena Dewa sedang memperhatikannya.
"Mas udah bangun ya?" Tanya Dewi
"Iya udah dari tadi, kamu masih mual?".
"Gak mas, aku hanya merasa capek aja. Sepertinya tidurku kurang tapi sebenarnya tidurku udah cukup".
"Ya udah kamu istirahat aja" Ucap Dewa.
"Gak mas, aku harus bangun. Selama gak mual aku gak apa-apa mas" Ucap Dewi.
"Ya udah terserah kamu, mas mau siap-siap dulu". Dewa bangun dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Dewi sendiri masih berbaring di atas tempat tidur. Saat Dewa keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya, Dewi jadi terpesona. Dewi bangun dan mendekati Dewa.
"Kenapa?" Tanya Dewa
"Aku suka wangi sabunnya, beda dengan punyaku" Ucap Dewi
"Sabunnya sama dengan sabun yang kau pakai juga sayang jadi kenapa kau seperti ini" Ucap Dewa."Aku suka yang sudah menempel di tubuh mas, lebih seksi wanginya" Ucap Dewa dengan wajah polosnya.
Dewa menjadi gemes saat melihat Dewi seperti itu. Apalagi Dewi malah memeluknya dan membenamkan wajahnya pada dada bidang Dewa.
"Mas" Panggilnya manja
"Aku bisa gak ke kantor jika kau seperti ini sayang" Ucap Dewa.
"Biarin aja" Ucap Dewi sambil cekikikan.
"Tapi hari ini aku sibuk sayang, maaf ya" Ucap Dewa.
"Gak apa mas, aku paham. Izinkan aku peluk sebentar lagi ya" Ucap Dewi
"Iya sayang" Dewa mengecup puncak kepala Dewi. Istrinya itu sangat manja di saat kehamilannya sekarang.
Setelah Dewi puas memeluknya, Dewa segera memakai pakaiannya dan bersiap pergi ke kantor. Dewi keluar dari kamar bersama Dewa dan menuju ke ruang makan.
Di atas meja sudah tersedia sarapan dan mereka sarapan bersama. Rutinitas yang di sukai Dewa dan Dewi adalah sarapan bersama.
***
Hari itu Dewa mengunjungi Gibra di penjara. Bagaimana pun Dewa juga tidak bisa terlalu lepas tanggung jawab pada Gibra karena permintaan Yanti. Yasinta sedang sakit bahkan dia tidak ingat sudah memiliki anak dan Heriawan sudah tiada."Bagaimana kabarmu?" Tanya Dewa saat melihat Gibra menghampirinya dan duduk di hadapannya.
"Aku baik kak, mamaku bagaimana?" Tanya Gibra.
"Mamamu masih belum bisa di jenguk. Emosinya masih tidak stabil dan dia masih akan menyakiti orang lain yang ada di dekatnya. Setelah kau bebas, kau bisa menjenguk mamamu" Ucap Dewa.
"Iya kak, terima kasih" Ucap Gibra pelan.
"Restoranmu sementara di awasi tante Indah nanti setelah kau bebas kau langsung mengelolanya" Ucap Dewa lagi.
"Aku tahu, aku gak akan mengecewakan papa dan aku akan menunjukkan jika aku bisa" Ucap Gibra.
"Bagus, begitulah jika kau ingin menjadi seperti papa. Aku harus pulang, jaga dirimu ya" Ucap Dewa
"Terima kasih kak". Gibra tersenyum tulus. Awalnya dia marah pada Dewa tapi akhirnya dia malu karena Dewa tidak seburuk yang dia sangka selama ini. Dewa ternyata perhatian padanya dan bisa melupakan apa yang sudah terjadi kemarin asal Gibra mau berubah. Gibra bersyukur Dewa masih mau memperhatikan dia di kala ibunya sakit dan papanya sudah tiada.
***
Dewi keluar dari mobil dan masuk ke dalam gedung kantor Dewa. Dia membawakan Dewa makan siang. Hari ini dia tidak merasa mual dan pusing jadi dia gunakan untuk mengunjungi suaminya di saat makan siang."Mas" Panggilnya saat membuka pintu ruangan.
"Sayang, kenapa gak kabari mau datang? Keadaan kamu bagaimana?" Tanya Dewa sambil menyambut Dewi.
"Aku hari ini sehat banget, anak kita gak rewel. Gak buat mamanya mual dan pusing tapi buat mamanya makan terus dan rindu papanya" Ucap Dewi sambil tersenyum.
"Anak pintar" Ucap Dewa sambil mengelus pelan perut Dewi.
Dewi meletakkan tempat makanan di atas meja dan mempersiapkan makan siang untuk Dewa.
"Mas, ini aku yang masak" Ucap Dewi"Kamu gak mual? Beneran? Jangankan masak, lihat makanan aja biasa mual".
"Gak mas, hari ini aku sehat banget. Aku buatkan makanan spesial pakai cinta hari ini" Ucap Dewi
"Gombal, udah pintar ya kamu" Ucap Dewa.
Dewa segera mencicipi masakan istrinya itu. Dia tersenyum bangga dan memuji masakan Dewi. Masakan Dewi memang benar-benar enak.
"Mas, aku di sini ya sampai mas pulang kerja. Ntar pas pulang kita cari makanan, aku mau dekat dengan mas hari ini" Ucap Dewi.
"Boleh aja sayang, mas juga hari ini gak ada rapat jadi mas akan ada di ruangan ini sama kamu".
Dewi mendekati Dewa dan duduk di pangkuan Dewa. Menghirup wangi tubuh Dewa yang dia sukai.
"Mas sekarang bau keringat, kamu masih suka aja bau badan mas" Ucap Dewa
"Gak ini wangi, mana ada bau keringat" Ucap Dewi
Dewa hanya tertawa, ini bentuk manja Dewi kepadanya selama hamil. Saat Dewa sedang mendekap Dewi pintu ruangan di ketuk. Dewa melihat ke layar cctv dan melihat Indah dan Arjuna yang datang.
"Masuk" Ucap Dewa
"Ya ampun" Ucap Indah sambil tertawa saat melihat Dewi tertidur di pangkuan Dewa.
"Manja selama hamil" Ucap Dewa pada Indah.
"Bersyukurlah dia bermanja padamu, dia hanya ingin dekat denganmu Dewa" Ucap Indah.
"Iya tante aku tahu dan aku bersyukur untuk itu. Ada perlu apa tante?" Tanya Dewa.
"Arjuna yang ada keperluan denganmu, tante tadi berada cafe depan kantormu dan tante melihat Arjuna jadi tante mengikuti dia kemari" Ucap Indah.
"Ada apa Juna?" Tanya Dewa
"Maaf ya, aku sambil memangku Dewi. Kasihan tidurnya nyenyak banget"."Gak apa kak" Ucap Arjuna
"Apa kakak mengenal pemilik perusahaan Permata Buana?" Tanya Arjuna"Hanya tahu, tidak pernah kenal secara langsung. Ada apa?" Tanya Dewa.
"Dia selalu menjegal proyek yang akan di ambil perusahaan kita, apalagi perusahaan ini sedang berusaha bangkit dan dia selalu memanfaatkan kesempatan kelemahan. Apalagi aku yang memimpin dan aku baru jadi mereka meremehkanku" Ucap Arjuna.
"Kau harus berusaha Juna, aku gak bisa terus memberikan nama besarku untuk perusahaan itu. Dia harus bangkit sendiri agar kejayaan perusahaan itu kembali. Aku percaya kau bisa Juna" Ucap Dewa.
"Tapi kak".
"Kapan kau ada rapat lagi?" Tanya Dewa
"Besok kak" Jawab Arjuna
"Aku akan ikut denganmu besok dalam rapat itu. Setelah itu kau yang handle sendiri dan laporkan saja hasilnya padaku" Ucap Dewa
"Siap kak". Arjuna tersenyum.
Dewi membuka matanya dan dia terkejut saat melihat ada Indah dan Arjuna.
"Lelap tidurmu nak?" Tanya Indah
"Tante kenapa ada di sini?" Tanya Dewi.
"Kenapa? Malu ya karena kami melihatmu tidur di pangkuan Dewa. Manja banget sih keponakan tante" Ucap Indah
"Gak tahu kenapa tante, Dewi maunya dekat terus sama mas Dewa. Wangi tubuh mas Dewa tuh buat Dewi tenang terus kalau meluk mas Dewa tuh rasanya nyaman" Ucap Dewi bangga tapi dengan raut wajah polosnya.
Indah dan yang lainnya hanya tertawa saat mendengarkan perkataan Dewi. Terlihat Dewi dan Dewa sangat bahagia dengan pernikahan mereka.
---&---
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWA & DEWI (Sudah Ada Versi Ebook)
RomantikDewa adalah sosok pria yang posesif, keras, tidak terbantahkan dan kejam. trauma masa kecilnya membuat dia berubah menjadi seperti itu. dia mengenggam orang-orang yang dia sayangi dalam genggamannya. tanpa dia sadari semakin erat dia mengenggam mak...