Sudah terhitung dua hari semenjak Zenitsu dan Inosuke menemukan secarik kertas yang bertuliskan dengan noda darah, dan disekitar kertas tersebut juga ada beberapa bercak darah yang mengering.
Dikelas 10 yaitu kelas Tanjirou dan teman-teman. Terdapat Zenitsu Agatsuma tertidur pulas, Inosuke Hashibira memakan bekal buatan Aoi Kazanki, Hinata Shoyo bersurai orange sedang bermain handphone sembari membuka aplikasi belanja online, Dazai Osamu yang sedang minuman bervitamin yang dibekali ibunya dan duduk didekat jendela kelas, Muichiro Tokitou yang sedang menggambar dibuku gambarnya dan ada juga Tanjirou kamado yang lagi berbicara dengan teman sekelasnya sesekali Ia tertawa dan tersenyum.
Dan masih banyak lagi aktivitas murid yang dikelas Tanjirou, kelas mereka sedang FreeClass jadi mereka bebas ingin berbuat apa, asal jangan yang macam-macam.
Brakk!
"PANGGILAN UNTUK TANJIROU KAMADO, ZENITSU AGATSUMA, MUICHIRO TOKITOU, INOSUKE HASHIBIRA, HINATA SHOYO DAN DAZAI OSAMU KALIAN BERENAM IKUTI SAYA KE RUANG MEETING ROOM." ucap seorang dengan suara lantang dan jelas menyebutkan nama enam remaja yang masih terkejut, akibat pintu dibuka dengan kasar.
Setelah menetralkan rasa terkejut yang dialami, mereka pun mengikuti langkah orang itu dan mereka mencoba menyeimbangi langkah yang menurut Muichiro terlalu cepat.
。:゚゚:。。:゚゚:。。:゚゚:。。:゚゚:。。:゚゚:。。:゚゚:。
Sekarang mereka berenam-- ralat berempat belas termasuk kepala sekolah dan wakilnya, Yang sekarang berada di ruang meeting room.
Tanjirou yang sedari tadi celingak-celinguk disekitar ruangan pun bingung, Zenitsu hanya menundukkan kepalanya karna dari tadi Ia di tatap seseorang berwajah teriplek.
"Baiklah... Azusagawa apakah hanya mereka? Atau masih ada yang lain?" Tanya kepala sekolah yang bernama tag ‘Sosuke Aizen’. Azusagawa Sakuta dari kelas 11 pun menggeleng sebagai jawabannya.
"Ehm... Baiklah akan saya mulai, tapi terlebih dahulu saya ingin bertanya kepada anak berambut kuning dan gadis--"
"Maaf pak jika bapak memanggil saya dengan sebutan gadis? Saya pergi" sahut Inosuke yang tidak terima dipanggil Gadis oleh kepala sekolah.
"Maksud saya kamu, dari mana kalian menemukan kertas ini?" Pak Aizen memberitahu kertas tersebut.
"Saya dan si Kuning ini ditempat sampah kelas 11, bapak bertanya saya dan dia sedang apa? Saya sedang dikejar oleh dia hingga nyasar ke kelas 11 terimakasih" Zenitsu mengangguk mendengar penuturan temannya.
"A-ano pak, saya izin tanya... Kenapa bapak memanggil kami kesini, dan ada hubungan apa kami semua dengan secarik kertas ini? Apakah ada hal penting" tanya Tanjirou yang mencoba untuk berhati-hati saat berbicara dengan orang didepannya.
Pak Aizen tersenyum tipis kearah Tanjirou, "saya mendapat laporan dari Azusagawa Sakuta, Levi Ackerman, Sasuke Uchiha, Oreki Houtarou, Tatsuya Shiba dan Tetsuya kuroko tentang terjadinya kembali peristiwa permainan yang menyangkut nyawa. Dan permainan itu yang pernah dimainkan oleh alumni disini, dan mereka berhasil menangkap pelaku pembuatan permainan ini... Dan saya baru mendapatkan laporan baru dari mereka berenam jika pelaku atau dalang yang sebenarnya masih berkeliaran bebas.
Dan membuat sekolah menjadi resah kembali, dan ini buktinya yang sempat ditemukan oleh teman kalian Zenitsu dan Inosuke... Ada 2 Kemungkinan permainan maut itu akan dilaksanakan kembali oleh dalang itu, dan kemung--"
Pranggg!
Bruk!
Belum sempat pak Aizen menyelesaikan kalimatnya, dari kaca jedela sebelah kanan. Ada yang melempar batu bata, seketika mereka menoleh kemana asal batu itu dan yang benar saja!
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare
Mystery / Thriller❝kalian semua udah ngambil keputusan yang salah❞