"Ka-kak K-kuro... Kenapa bisa Kak?" tanya Shoyou yang shock. Sedangkan lawan bicaranya yang tak henti mengucapkan kata ' penghianat, pembunuh dan pembohong. ' ingin rasanya remaja itu bertanya apa maksudnya Ia bilang begitu, namun tak jadi ketika mendapat tatapan tajam dari Sakuta.
"Sasuke, kenapa bisa gini? Lo gak apa-apa kan?" kini giliran Sakuta bertanya, namun responnya tetap sama.
Shiba melepaskan seragam sekolah yang Ia pakai, lalu menutupkannya ke wajah Kuroko yang sudah sangat pucat.
"Sasuke kita tau lo shock, tenangin diri lo. Tarik napas buang lakuin itu tiga kali, kalau udah jelasin kenapa dia bisa gini?" Sasuke mengikuti saran dari Shiba, setelah sedikit lebih tenang Ia menceritakan semuanya hingga terjadi suara tembakan.
"Guna nya ada ponsel buat apaan? Kan lo bisa kabarin gua atau yang lain!" bentak Sakuta, Sasuke langsung menunjukan ponselnya kearah Mereka bertiga.
"Gak bisa, udah di coba tetep aja gak bisa. Sinyalnya tiba-tiba ilang, sama kaya dia kalau udah nyaman malah ngilang." kata Sasuke.
"Lah emang Kak Sakura ngilang gitu Kak?" tanya Shoyou. Tidak ada angin dan tidak ada hujan kepala mereka berdua mendapat hadiah yaitu pukulan kesayangan dari Shiba.
"Please serius ini malah curhat. Sinyal ilang? Tiba-tiba gitu?" Sasuke mengangguk. Shiba mengecek ponsel miliknya juga, "lah kok ilang, padahal tadi masih ada."
"Nah kan gua bilang juga apa, eh tunggu. Sas, bukannya lo sama Dazai? Dia dimana?" tanya Sakuta yang baru sadar Dazai tidak ada disekitar mereka.
Sasuke yang sadar langsung melebarkan kedua matanya dan melesat pergi tanpa kata.
"Woi! Mau kemana lo Kak?!" tanya Shoyou sambil berteriak.
"Nyusul si Tinggi dulu" balas Sasuke lalu Ia menghilang di kegelapan.
K.1
(Zenitsu, Levi dan Tanjirou)Berbeda dengan kelompok satu ini yang terdiri dari dua adik kelas dan satu kakak kelas. Zenitsu lebih banyak berbicara di bandingkan Levi dan Tanjirou.
"Kak, lo tau gak? Sekolahan ini angker lho ada anak cewek yang bunuh diri disini. Setiap malem jum'at tu cewek keliling iih serem."
"Kak tempat yang lo injek potongan badan si cewek lho, gak takut apa?"
"Merinding gua astaga!"
Oke, begitulah ocehan dari Zenitsu Agatsuma. Mari kita lihat ke Levi yang dari awal mukanya sudah datar tambah datar seperti tembok sekolah.
"Zen, lo diem napa. Berisik kasihan Kak Levi dengerin ocehan lo yang ga faedah." tegur Tanjirou.
"Apaan si Tan, gua ngomong pelan kok gak berisik-berisik amat." elak Zenitsu.
"Pelan your head!"- batin Levi.
Lalu Zenitsu memilih untuk berjalan dahulu meninggalkan Tanjirou dan Levi. Zenitsu berbelok kearah kanan dan menghilang di kegelapan malam.
"Zen, lah kok ngilang Kak?" tanya Tanjirou. Levi menggedikkan pundaknya.
"Zen woi! Kemana lo, jangan bercanda." teriak Tanjirou, langsung di geplak oleh Levi.
"Bakka berisik." tegur Levi yang kesal mendengar teriakkan adik kelasnya dan entah kemana perginya bocah kuning itu. Yang pasti Levi ingin sekali mencopot kepala Zenitsu ketika sudah bertemu.
"Aish... G.. gomen tapi Zenitsu ngilang Kak!" kata Tanjirou sambil mengusap kepalanya.
"Iya tau, tapi jangan teriak juga jidat lebar." sinis Levi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare
Misterio / Suspenso❝kalian semua udah ngambil keputusan yang salah❞