"kenapa... Kenapa, harus ada yang pergi lagi?" lirih Dazai, pandangannya lurus kedepan dan kosong.
Bukan keadaan Dazai saja yang kacau, delapan remaja lainnya juga cukup kacau. Karena harus kehilangan untuk kedua kalinya, seorang sahabat yang sangat menyakitkan bagi siapa pun.
"Salah kita apaan coba, sampai masuk ke game gak jelas ini?!" tanya Oreki dengan nada marah dan frustasi.
Oreki tidak banyak bicara, bukan berarti acuh dengan keselamatan dan masalah yang datang. Justru ia diam-diam mengeluh dan berdoa untuk keselamatan mereka semua.
Flashback
Waktu sisa lima menit, sedangkan sisa dua orang yang harus dibebaskan oleh Inosuke dan Tanjirou.
Dia adalah Dazai dan Shiba.
"Inosuke, lo bebasin Dazai. Baru itu gua," titah Shiba, yang mulai berkeringat dingin.
Sebab ada empat pistol yang muncul dari sudut atas, yang mengarah pada dirinya dan Dazai.
"Cepet Nosuke, Tan! Udah gak ada waktu lagi buat debat!"
Inosuke malah berdebat ke Tanjirou gara-gara kunci yang untuk membuka gembok Zenitsu, macet.
"Inosuke, gua skip aja. Tolongin Kak Shiba aja, gua belakangan." ucap Zenitsu yang sudah mulai pasrah.
"Macet ini, kuncinya gabisa ditarik dari lubang gemboknya!" jawab Inosuke.
Shoyou lebih memilih untuk berdoa, agar gembok milik Zenitsu terbuka dan bisa langsung membuka gembok milik Shiba.
Click!
Tanjirou dan yang lain bersorak, gembok milik Zenitsu terbuka. Kini giliran membuka milik Shiba.
"Satu menit lagi... "
Tangan Inosuke bergetar saat mendengar waktu sisa satu menit lagi, hingga kunci yang ia pegang terjatuh. Dengan sigap, Tanjirou menangkap kunci. Agar tidak jatuh kebawah meja atau laci.
Kini Tanjirou yang mengambil alih untuk membuka gembok tersebut. Dan sialnya, kejadian seperti Zenitsu terulang kembali membuat Shiba putus asa.
Ia tersenyum kearah Tanjirou yang sedang kesusahan, dibantu oleh Zenitsu dan Inosuke.
"Udah... Biarin, kalian keluar dari sini sekarang. Sebelum peluru dari pistol itu, nembus tubuh kalian semua." usir Shiba pelan.
Inosuke, Tanjirou dan Zenitsu menolak mentah-mentah perintah Shiba, jika mereka pergi. Maka Shiba akan pergi untuk selamanya.
Inosuke mencoba lebih keras lagi untuk membuka gembok yang mengunci ikatan milik kakak kelasnya itu.
"Sepuluh... "
"Lev, kalau gua udah gak ada. Tolong kasih tau orang tua gua ya... Kalau gua sayang mereka."
Tangan Levi terkepal mendegar ucapan temannya pasrah begitu.
"Sembilan... "
"Maaf ya, kalau gua belum bisa jadi Kakak kelas dan teman yang baik buat kalian semua hahaha... " Shiba tertawa hambar disela ucapannya.
"Delapan... "
Ctakk!
Semua atensi mengarah pada Inosuke yang menggeram marah, sambil mengumpat. Karena kunci satu-satunya untuk menyelamatkan Shiba patah, akibat terlalu dipaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare
Mystery / Thriller❝kalian semua udah ngambil keputusan yang salah❞