真実か挑戦か?-6

39 22 38
                                    

Setelah menempuh perjalanan 30 menit, akhirnya mereka semua sampai dirumah Zenzen tercinta.

Mereka masuk, dan melakukan kegiatan masing-masing seperti. Inosuke dan Oreki bermain Game online di ponsel mereka, Shoyou sebagai pemandu sorak jika Inosuke kalah dan sebaliknya.

Ada trio S yaitu, Sasuke, Sakuta dan Shiba sedang nongkrong indah nan cantik di dapur Zenitsu sehingga peralatan dapur berantakan dilantai dengan Aesthetic nya. Mari kita tunggu kemarahan dari seorang Zenitsu Agatsuma.

Ada yang paling kalem dan anteng yaitu Mui dan Tanjirou sedang mengerjakan tugas yang diberikan Bapak Hidan Akatsuki tadi disekolah. Rajin sekali mereka hmmm.

Kuro sedang tidur nyenyak disebelah Tanjirou, hingga tak terasa ada iler yang terjun bebas disela bibirnya. Lalu Ia menarik ujung baju Tanjirou yang keluar dan menjadikan lap untuk ilernya itu. Untung saja Tanjirou tidak tau, jika tau? Mungkin akan ada perang dunia dirumah Zenzen.

Lalu Levi sedang bergelud ria dengan peralatan kebersihan milik Zenitsu, dengan rajin Ia mengelap meja ruang tamu dan meja-meja kecil yang terdapat dirumah Zenitsu dengan kain. Kain apa itu? Tentu saja baju Zenitsu tersayang.

"salah sendiri naroh lap tersembunyi amat, jadi ya jangan salahin gua kalau baju lo jadi korban Zen" pikir Levi dan melanjutkan kegiatannya yaitu menyapu.

Dan terakhir mari kita lihat sang tuan rumah, sepertinya dia senang kedatangan makhluk-makhluk yang entah dari mana. Dengan tersenyum terpaksa Ia menyusun semua sepatu temannya yang berserak begitu saja di depan pintu:). Tanpa disusun di rak sepatu.

"Zenzen sabar kok mamih, suer deh. Tapi gak tau nanti sore atau malem, tunggu kabar ditv aja ya mi:)" Zenitsu Curhat dengan sepatu yang bercorak hidung ngik dan ngok. Siapa lagi kalau bukan milik Inosuke.

Oke setelah adegan jadi pembantu, curhat dan jadi babu. Tugas siang sekarang sudah selesai, dan sekarang giliran sang bulan yang ditemani langit yang bertaburan bintang yang indah.

Dua belas remaja sekarang sedang makan malam di meja makan, dengan khusyuk tanpa gangguan. Yang terdengar hanyalah dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

Setelah selesai makan ada empat orang yang bertugas mencuci piring Shiba dan Kuro bagian mencuci piring, lalu inosuke dan Sakuta membersihkan meja makan.

Shiba, Kuro dan Inosuke telah selesai membersihkan dibagian dapur. Sekarang mereka ke ruang tengah dimana teman-temannya sudah bersantai disana.

"Enak ya lo pada, gua, kak Shiba sama kak Kuro yang banting tulang bersihin bagian dapur. Kalian malah enak-enak nongkrong disini." oceh Inosuke sambil berkacak pinggang. Namun tak dihiraukan oleh yang lain.

"Yaelah udah diem, mending duduk aja dari pada ngoceh gak jelas" celetuk Shiba. Kuro mengangguk, Inosuke mendengus kesal dan duduk disebelah Dazai.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan pun terdengar dari pintu depan rumah Zenitsu. "Zen, buka noh pintu" perintah Inosuke yang masih dengan posisi rebahan.

"Zin, biki nih pinti." ledek Zenitsu, "dih kok merintah si piggy?" Zenitsu beranjak dan berjalan menuju pintu depan.

Kriieettt

Pintu terbuka, angin dimalam hari menerpa wajah laki-laki bersurai kuning itu. Kosong? Batin Zenitsu.

Zenitsu keluar melihat kiri dan kanan, siapa tahu ada orang iseng yang mengetuk pintu dimalam hari seperti ini. "Sumpah, kalau ini kerjaannya anaknya tante Diana gua jadiin sate bener dah." gumam Zenitsu.

Truth or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang