10. Pray for Their Future Plans

371 79 128
                                    

Langit cerah, sinar matahari berpendar ramah. Baru jam 7 pagi, Dewa kita sudah ada di depan pintu rumah kakaknya, Gibran—yang hanya berbeda blok saja. Dewa menggunakan motor untuk sampai ke sana.

*tok tok tok

"Assalamu'alaikum~ Bang Gibran~" Suara riang dipadukan dengan wajah cerah ceria, menghiasi paras tampan Dewa pagi ini.

Belum mendengar respons pemilik rumah, pemuda itu mengetuk pintu sekali lagi. Tak lama, bunyi kuncian pintu yang tengah dibuka pun terdengar.

"Iya, wa'alaikumsalam," balas seorang wanita dari dalam.

Pintu pun terbuka.

"Eh, Kakak Rose." Dewa tersenyum lebar.

"Eh, Adek Dewa." Roseanne membalas.

Keduanya pun tertawa singkat.

"Jangan manggil 'Kakak' ah. Biasanya juga manggil nama," kata Roseanne kemudian.

"Ya jangan, dong. Kan, udah jadi kakak ipar meskipun seumuran." Dewa tersenyum lagi.

"Ya udah, terserah kamu. Yuk, masuk." Roseanne mempersilakan sang adik ipar.

"Kak Gibran lagi mandi, Wa. Oh iya, kamu udah sarapan? Aku baru selesai bikin telur mata sapi," ucap Roseanne lagi.

Dewa mulai menduduki sofa ruang tamu. "Kebetulan belum, hehe."

"Ya udah, nanti sarapan bareng, ya."

"Oke, deh."

....

5 menit mereka berdua bercakap, Gibran pun akhirnya keluar dari kamar. Langsung saja ia menuju ruang tamu sebab mendengar sayup-sayup suara orang yang sedang bercerita.

"Lho, Wa? Tumben udah melek jam segini? Udah jadi morning person?" tanya Gibran setelah melihat siapa yang duduk dengan istrinya.

"Yeee, serba salah, dah. Bangun siang dikatain kebo, bangun rajin juga diledekin." Dewa bersungut lucu.

Gibran tertawa saja sambil menghampiri.

"Ada apa, Dek?" tanyanya setelah duduk.

"Hehe. Ini, mau ajak Bang Gibran temenin Adek ke rumah Indah, sama Mama-Papa juga. Mau ngomongin pertunangan," jelas Dewa sambil tersenyum-senyum.

"Hmm." Gibran bergumam sok berpikir.

"Gayanya... sok-sok mikir," celetuk Roseanne.

"Emang, sok banget iye." Dewa menimpali.

"Sabar dong ya, Sayang-sayangku... iya, Abang temenin. Jam berapa?" tanya Gibran.

Dewa tersenyum gembira. "Jam 10, Bang."

Gibran mengangguk-angguk, lalu menatap istrinya. "Apakah Adinda Rose mau ikut?" tanyanya usil.

Roseanne terkekeh malu. "Enggak usah, Kak... aku mau lanjutin ngerajut aja di rumah," jawabnya kemudian.

"Ngerajut? Kakak Rose bisa ngerajut?" Dewa bertanya dengan antusias.

"Bisa lah... ini, lagi merajut rumah tangga sama Abang." Yang ditanya Roseanne, malah Gibran yang menjawab.

"Diem dulu napa, Bang... nyamber mulu kek geledek." Dewa mengomel.

Roseanne tertawa singkat, lalu menjawab, "Iya, aku suka ngerajut. Ini aku lagi proses ngerajut sweater."

"Kocak ih, manggilnya Kakak Rose," sela Gibran.

"Bawel, ye. Ya biar beda, Bang. Kalau Kak Rose, kayak Upin-Ipin. Kalau Rose doang, gak sopan karena udah jadi kakak ipar," jelas Dewa serius.

DEWA-NYA INDAH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang