12. The Engagement & The Morning

430 82 102
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Acara pertunangan mereka berdua akhirnya sudah sampai di hari H.

Dengan konsep outdor party, dekorasi cantik bernuansa hijau, putih, dan cokelat terlihat begitu cantik menghiasi halaman rumah Indah yang luas nan asri. Rangkaian-rangkaian bunga diletakkan di setiap sudut guna mempercantik hari yang begitu bahagia ini.

Indah yang sudah cantik pun jadi semakin cantik dengan riasan ringan yang tampak segar. Menunggu kedatangan sang pangeran hati beserta keluarganya untuk datang mengatakan maksud sekaligus melamar dengan resmi. Para tamu undangan pun sudah menempati kursi masing-masing.

....

Tak sampai 20 menit, Dewa beserta orangtua, Gibran, Roseanne, dan keluarga lainnya pun tiba, membawa banyak seserahan lamaran untuk diberikan kepada gadis pujaan.

Senyuman Indah mengembang manis tatkala melihat pria yang sangat ia cintai memasuki area halamannya. Mengenakkan celana dan jas putih, lengkap dengan dasi kupu-kupu hitam yang membuat pria itu semakin tampan dan menggemaskan.

Mereka saling bertukar tatap dan senyuman dari kejauhan. Dan baru begini saja, Indah rasanya sudah ingin menangis karena bahagia.

Sampai di titik utama, di tempat dekorasi yang didekor dengan paripurna, Dewa langsung mencium tangan Pak Sudira selaku ayah dari calon istrinya. Setelah itu, acara yang berkaitan dengan 'sepatah-dua kata' pun dimulai.

Dimulai dengan Pak Zidan selaku ayah dari Dewa, mengatakan kalimat-kalimatnya tentang hubungan sang anak dengan kekasihnya, Indah. Sekaligus menyatakan niat mereka untuk melamar secara gamblang dan resmi pastinya.

Setelah Pak Zidan, giliran Pak Sudira yang mengatakan kata sambutan serta kalimat-kalimat yang ingin ia utarakan berkaitan dengan harapan ke depan, tentang putrinya dan calon suami putrinya.

Selesai dengan dua pria paruh baya itu, sekarang giliran Dewa yang akan berdiri dan mengutarakan keinginan pada gadisnya, Indah.

Mereka berdua berdiri berhadapan, lantas bertatapan. Senyuman gugup malu-malu pun tercetak jelas di wajah keduanya.

Sudah memegang microphone, Dewa siap mengeluarkan kata-kata lamaran, yang akan terdengar sedikit baku dan semoga tidak cringe.

Rasanya agak gugup harus melamar di depan tamu-tamu undangan. Pertunangan resmi seperti ini lebih mendebarkan daripada lamaran versi gaul yang Dewa lakukan beberapa minggu lalu.

Pemuda itu mulai menatap gadis yang ada di depannya, dengan si gadis yang menatapnya juga meski sesekali mengalihkan pandangan karena begitu berdebar menatap si pria.

Iya, karena gelora asmara Indah pada Dewa bahkan tak pernah reda walau sudah 8 tahun bersama.

"Indah." Dewa memanggil halus. "Aku, dan Indah... sudah kenal sejak kelas 1 SMA. Kita berteman dekat, sampai akhirnya... aku ingin Indah menjadi kekasih hatiku—"

Bukan Dewa namanya kalau tak bisa membuat orang-orang tertawa atau minimal tersenyum. Dan benar saja, para tetamu tak ayal tersenyum dan terkekeh mendengar ucapan Dewa yang lucu itu. Apalagi, pihak keluarga.

"—Kita berdua sudah 8 tahun menjalin hubungan, aku sudah mengenal Indah, Indah sudah mengenal aku. Keluarga kita berdua sudah sangat dekat, teman-teman kita berdua juga selalu mendukung cinta kita... dan berharap kita berdua akan selalu begini selamanya. Jadi, rasanya... sudah lebih dari pantas kalau kita berdua melangkah ke jenjang yang lebih jauh ke depannya." Dewa menjeda, lalu tersenyum dengan lembut untuk Indah. Pancaran cinta jelas terlihat dari sorot mata. Maniknya pun sedikit berkaca setelah mengatakan kalimat-kalimat barusan.

Dan Indah, sungguh terharu tiada tara, bahkan matanya sudah memanas meskipun Dewa belum selesai dengan kalimatnya.

Dan Indah, sungguh terharu tiada tara, bahkan matanya sudah memanas meskipun Dewa belum selesai dengan kalimatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEWA-NYA INDAH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang