Chapter 6. The Red Roses

161 27 3
                                    

Hikaru no Go (2020) fanfic

Casts: Yu Liang, Shi Guang, and many more

Genre: Hurt/comfort, angst, fluff, friendship, slow burn, romance, M/M, poetry, mental instability

.

.

Tsim Sha Tsui, Hong Kong

Turnamen Nasional Beregu Go Profesional 2008

Turnamen nasional Go profesional beregu kembali diadakan di musim gugur ini. Seluruh pemain Go profesional yang mewakili distrik dan kota di penjuru Hong Kong turun dalam turnamen kali ini. Kota FangYuan mengirim dua tim yaitu tim dari klub WeiDa G.C dan klub Go Konstruksi FangYuan. Tujuan mereka semua hanya satu, yaitu Piala Kejuaraan Go Nasional dari Kepala Eksekutif Hong Kong. Turnamen ini akan berjalan selama dua hari, dengan tiga sesi pertandingan setiap harinya dan jeda istirahat di sela-sela sesinya. Dimulai dari pukul sepuluh pagi hingga pukul empat sore.

Menuju pertengahan musim gugur dan akhir bulan September, sesekali hujan akan turun. Membuat pertandingan yang tengah berjalan panas terasa kontras dengan cuaca di luar. Bunyi benturan biji catur di atas papan terdengar renyah dan berbaur dengan samar-samar suara hujan di balik jendela.

Yu Liang baru saja menyelesaikan pertandingannya ketika hujan deras turun. Ia membungkuk pada lawannya dan segera membereskan biji-biji caturnya.

"Kukira memang hanya desas-desus, tapi Yu Liang Dan-4 ternyata memang sekuat ini." Yu Liang mendongakkan kepalanya ketika mendengar gumaman lawannya. Senyum seringai tersungging di bibir merah wanita di hadapannya. Bunyi 'tuk' terdengar lembut saat wanita itu meletakkan wadah biji caturnya. "Kau pasti berat menanggung bayangan ayahmu yang sudah pensiun. Mau tidak mau kau harus jadi penerusnya." Si wanita akhirnya berdiri dan melangkah pergi. Meninggalkan Yu Liang yang terpaku bersama biji-biji caturnya yang masih berantakan.

Setelah semua biji caturnya dibereskan dengan rapi, Yu Liang menolehkan kepalanya ke arah jendela di sisi kanannya. Pemadangan Tsim Sha Tsui tertutup tirai hujan yang lebat. Gedung-gedung menjulang yang nyaris menembus langit dengan sombong itu seperti tertutup kabut berwujud tetesan air yang datang berkeroyok. Netranya menangkap butiran cair yang menyentuh jendela dan mengalir turun. Dalam diam, ia terhanyut dalam lamunannya sendiri.

Masih tetap seperti itu. Pandangan orang-orang masih sama. Di mata mereka, Yu Liang tak lebih dari sekadar ekor bayangan ayahnya. Sudah empat tahun berlalu sejak ia resmi jadi pemain Go profesional, dan sudah dua tahun sejak ayahnya pensiun sebagai pemain Go profesional.

Bunyi meja diketuk dua-tiga kali membuyarkan lamunannya. Anak berkulit putih susu itu terkesiap dan menoleh ke sumber suara. Ia menaikkan kedua alisnya sebagai isyarat.

"Aiyaaa... Yu Liang si melankolis. Menikmati hujan sambil melamun. Ckckck...."

"Shi Guang...."

"Apa yang kau pikirkan ketika melamun memandangi hujan? Terkadang aku bertanya-tanya melihatmu betah sekali diam seperti itu. Tidak di rumah, flat, bahkan di ballroom hotel setelah selesai bertanding." Shi Guang menjatuhkan tubuhnya ke kursi di hadapan Yu Liang dan bersedekap. Kepalanya menggeleng lemah dan lidahnya mendecak-decak. Entah antara kagum atau terheran-heran. Yu Liang akhirnya menegakkan badannya dan berdehem.

"Tidak... aku hanya suka memandangi hujan."

"Apa bagusnya? Sampai menyedot duniamu seperti itu."

"Entahlah, tapi hujan membuatku tenang."

"Hooo...." Shi Guang mencibir bercanda. Melihat Shi Guang menggodanya, Yu Liang merasa risih. Sambil mendecak ia menendang tulang kering Shi Guang di balik meja hingga temannya itu mengaduh lalu terkekeh.

I Burn [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang