Chapter 8. Reflection

152 20 7
                                    

Hikaru no Go (2020) fanfic

Casts: Yu Liang, Shi Guang, and many more

Genre: Hurt/comfort, angst, fluff, friendship, slow burn, romance, M/M, poetry, mental instability

.

.

Satu seblakan tangan membuka kelambu tipis yang menutupi jendela. Cahaya matahari yang telah meninggi menyeruak masuk ke dalam ruangan yang gelap remang-remang. Kedua kelopak mata yang tenang mengatup kini terusik dan mengerut. Berdenyut-denyut kesilauan.

"Bangun, Shi Guang. Sudah siang." Sebuah suara berat nan lembut membisik di telinganya. Perlahan kelopak matanya membuka. Berusaha sekuat tenaga beradaptasi dengan cahaya terang, awalnya mengabur dan lama-lama menjelas. Mengerjap lemah setelahnya. Netra bulatnya mendapati seorang lelaki menatapnya teduh. Badannya sedikit menghalangi cahaya yang menjatuhi kulit wajahnya.

"Yu Liang...?" Shi Guang mendesah pelan dan mulai mengangkat badannya untuk duduk. Rambut berantakan dan wajah bangun tidur yang polosnya menghantarkan senyum di bibir Yu Liang. "Kapan kau pulang?" tanya Shi Guang parau.

"Dini hari. Kau sudah tidur." Diam melingkupi. Tapi dua pasang mata itu hanyut memandangi satu sama lain. Ada sedikit kekalutan dan kekhawatiran dalam tatapan itu. Yu Liang mengulurkan tangannya untuk merapikan rambut Shi Guang yang berantakan, alih-alih mengelus kepalanya. "Tidurmu nyenyak?" tanyanya.

Shi Guang menggigit bibir. Matanya nanar menatap Yu Liang yang tersenyum lembut penuh perhatian. Spontan, Shi Guang beringsut memeluk tubuh di hadapannya. Meletakkan dagunya di sisi bahu. Mencari ketenangan dari hangat-hangat tipis tubuh teman satu flatnya. Yu Liang terkesiap.

"Semalam aku bermimpi tentang hujan." Dekapan Shi Guang mengerat seiring ia berbicara. Yu Liang meregangkan otot-otot tubuhnya. Tangannya membalas pelukan sahabatnya itu.

"Ada yang kautakutkan?" Yu Liang merasakan sebuah anggukan di bahunya.

"Hujannya sangat deras di malam gelap yang dingin. Mereka merenggut semua yang kumiliki... termasuk kamu. Dan meninggalkan ketakutan bagiku." Yu Liang tertegun. Suara lemah karena efek kantuk yang belum reda itu menyusup ke telinganya dan mencelup begitu saja ke dalam dadanya. Ia hanya diam mendengarkan. "Aku bersembunyi di dalam lemari kosong, dan menangis kencang sambil memeluk lutut. Tapi kemudian aku merasakan sebuah dekapan lembut seseorang, dan itu meredakan semua kekalutanku. Membuat tangisku jadi tangis haru." Shi Guang menjeda. "Di bagian itu... terasa sangat nyata. Sampai sekarang, rasanya aku masih bisa merasakan dekapan itu. Rasanya lembut, tapi sarat akan kekhawatiran. Pelukan itu seakan takut terjadi apa-apa padaku."

Yu Liang menatap nanar di balik punggung Shi Guang. Ia teringat kejadian semalam yang membuatnya benar-benar diserang kepanikan. Shi Guangnya mimpi buruk hingga histeris, dan itu menakutinya. Ini semua akibat kecerobohannya tempo hari. Ini adalah kesalahannya.

"Aku di sini. Kau tak perlu takut lagi," ujarnya seraya mendekap tubuh Shi Guang yang masih lemah lebih dalam. Membuat lelaki dalam dekapannya sedikit terkesiap.

'Ah, perasaan apa ini? Begitu menenangkan... dan menyenangkan.'

Shi Guang merasa tersentuh dan terbuai. Aliran lembut dan hangat ini terasa berbeda dari biasanya. Ia merasa dijaga dan dilindungi dengan tulus. Kedua matanya menutup, menyerap momen menenangkan ini lebih dalam. Perlahan ia mengangguk kecil.

Pagi Yu Liang disambut oleh pelukan yang hangat dari Shi Guangnya. Yu Liang kemudian menyalurkan semua sesal, maaf dan kenyamanan sebagai balasan.

Andai waktu bisa mereka hentikan, mereka ingin terjebak dalam momen ini selamanya.

Rasanya seperti terbang melayang. Padahal kedua kaki tetap menginjak bumi.

I Burn [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang