Chapter 12. Destroyed Dedication

83 18 14
                                    

Hikaru no Go (2020) fanfic

Casts: Yu Liang, Shi Guang, and many more

Genre: Hurt/comfort, angst, fluff, friendship, slow burn, romance, M/M, poetry, mental instability

.

.

Yu Liang membuka matanya. Di sekelilingnya hitam pekat. Hanya ada dirinya seorang dan sebuah papan Go di hadapannya. Diterangi sinar temaram tepat di atasnya. Tubuhnya sedikit bergidik. Atmosfer ruangan antah berantah ini sedikit horor. Ia bahkan mendapati biji-biji itu di atas papan itu bertambah satu-satu dengan sendirinya. Bunyi benturannya menggema memenuhi seluruh ruangan yang bagai tak bersekat itu dan menusuk indera pedengarannya.

"Kau lihat biji-biji catur ini?" Sebuah suara tiba-tiba memecah keheningan. Yu Liang tersentak. Kedua matanya gelisah menatap ke depan. Kosong tak ada sesiapa. Perlahan ia merendahkan kepalanya, mengambil atensi ke arah papan Go. "Sudah kau temukan kesalahanmu?" Yu Liang kenal suara ini. Sangat familiar di telinganya. Suara berat yang khas dan tegas. "Kalau kau meremehkan siapa lawanmu, kau tak akan bisa menang." Yu Liang menengadah. Perlahan, bayangan ayahnya menampakkan diri di hadapannya. Sepersekian detik, bola matanya membesar.

"A-Ayah? Itu kau?" tanyanya kebingungan.

"Kau adalah putraku satu-satunya. Penerusku. Pewaris segala ilmu yang kupunya." Suara itu kembali menggema, seolah tak mengacuhkan pertanyaan Yu Liang. "Kau harus menjadi apa yang kumau!"

"Go, nama baik dan harga diri adalah segalanya." Suara itu menjeda. "Sebagai putraku, kau tak boleh mengecewakanku." Yu Liang membeku. "Kau adalah bidak caturku. Prajuritku. Kudidik dirimu seperti seorang ksatria. Kau harus menunjukkan seluruh tekad dan keberanianmu. Berjuang keras, lebih keras dari siapapun." Yu Liang menatap lekat wajah keras ayahnya. "Jika kau lemah, kau akan mati!" Yu Liang terkesiap.

"Jika kau ingin mati...." Kalimat itu menggantung. Bayangan ayahnya menunjuk papan Go dengan ujung kipas. Matanya tajam menatapnya. "...matilah di atas medan perangmu dengan terhormat!"

.

.

Yu Liang tersentak membuka kedua matanya. Tubuhnya yang serasa lumpuh akhirnya bisa ia gerakan. Paru-parunya mengais-ngais udara di sekitarnya. Ia bisa merasakan keringat dingin berleleran di pelipisnya. Punggungnya basah.

Mimpi apa ini? Baru kali ini Yu Liang merasakannya. Rasanya seperti terperangkap, diikat rantai begitu kencang, dibekap erat sehingga ia benar-benar tak bisa bergerak. Yang ia rasakan hanya sesak. Seperti sekarat. Sangat mengerikan.

Yu Liang mendudukkan tubuhnya dan mengusap dahinya, menyingkap poninya yang sedikit basah. Ia menelan ludah di sela-selanya mengambil napas. Namun rasanya seperti menelan batu. Berat dan seret. Ia mendesah panjang dan mencoba menenangkan diri. Kepalanya tertunduk. Kedua matanya kosong menatap jaket biru-kuning di pangkuannya. Ia baru ingat, semalaman ia tertidur di kamar Shi Guang sambil memeluk jaketnya. Sejenak dia termenung biru.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi di sisi meja. Lantas Yu Liang menoleh dan meraih benda berisik itu. Ada sebuah pesan singkat dari Fang Xu. Jemarinya menekan-nekan tombol membuka pesan itu. Matanya yang masih malas untuk berkonsentrasi dipaksanya untuk fokus, membaca pesan itu seksama. Yu Liang terbelalak lebar. Seketika ia berubah panik. Sesekali kepalanya menoleh kiri-kanan mencari sesuatu.

Jadwal bertanding.

Tangannya membuka amplop dan mengeluarkan kertas di dalamnya. Yu Liang tercekat bukan main. Kepalanya lantas beralih ke arah jam dinding.

I Burn [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang