Chapter 17. Be Reconciled

107 22 29
                                    

Hikaru no Go (2020) fanfic

Casts: Yu Liang, Shi Guang, and many more

Genre: Hurt/comfort, angst, friendship, slow burn, romance, fluff, M/M, poetry, mental instability

*

*

As time passes by...

Memories and people fell.

You'll have to learn to let it go.

Dua bulan kemudian.

Penghujung musim dingin, awal tahun 2009

Tak terasa, hari berganti hari, minggu-minggu berlalu dan dua bulan sudah lewat bagai sekejap. Musim dingin sudah mencapai ujungnya, dan tahun baru tahu-tahu sudah menyapa. Gemerlap momen malam hitung mundur tahun baru seolah hanya angin lalu. Tak ada yang istimewa. Hujan salju kini berubah jadi rintik hujan yang sering sekali turun, dan tumpukan-tumpukan salju putih mulai mencair. Jalanan jadi lebih basah dari biasanya. Lelehan-lelehannya mengalir memasuki parit-parit dan sungai.

Yu Liang berjalan menyusuri trotoar sambil menaungi dirinya sendiri dengan payung transparan. Sesekali, ia akan mendongakkan kepalanya. Menatap butir-butir air di payungnya, gedung-gedung menjulang atau langit mendung. Berbalut coat motif kotak-kotak dan syal hitam, tubuhnya terlihat sedikit tenggelam. Kaki jenjangnya yang tertutup celana denim dan sepatu boot cokelat melangkah lambat. Satu tangannya dimasukkan ke saku coat.

Ia melihat orang-orang yang masih terus membalut tubuh mereka dengan jaket dan syal berseliweran, membawa setia payung warna-warni ke manapun mereka pergi. Wajah mereka terlihat lebih sumringah dan menyimpan banyak harapan di tahun yang baru ini, menuju musim semi. Yu Liang tertegun setiap kali mendapati senyum-senyum itu. Diam-diam menatapnya lekat hingga orang-orang itu berlalu. Kiri dan kanan. Ia pun mendesah.

Selalu seperti ini.

Musim semi sebentar lagi tiba. Tapi Yu Liang masih belum bisa menyunggingkan senyum yang layak. Adakalanya, ia jadi miris sendiri. Menyembunyikan wajahnya di balik payung. Ia seolah menjadi manusia paling berbeda di antara yang lain. Saat mereka yang lain melebur, ia jadi satu-satunya salju yang belum mencair. Netranya menatap sendu ke depan. Tak sengaja, lirikannya tertumbuk pada satu toko yang sering ia kunjungi di waktu-waktu ke belakang. Kios bunga Florista. Yu Liang terpaku.

.

.

Di sebuah gedung, di dalam sebuah hall yang lumayan luas, sedang berlangsung final Turnamen Go Profesional Beregu Tingkat Nasional Musim Dingin yang diadakan oleh Asosiasi Go Hong Kong dan Tiongkok. Tak ada suara yang berarti selain suara biji Go dan tangan menekan jam timer. Raut wajah serius, menekur dalam hingga frustasi menjadi pemandangan di ruangan ini. Beberapa terlihat berusaha bertahan dan beberapa akhirnya menyerah.

Shi Guang dengan seragam perwakilan dari tim Klub Go FangYuan tengah menguras pikirannya ke atas papan Go di hadapannya. Ia menyatukan telapak tangannya di depan dagunya. Dengan tenang memikirkan langkah yang akan dia ambil. Tak lama jemarinya menjepit biji Go dan meletakkannya di titik yang ia pikirkan. Sedetik kemudian, lawannya bereaksi. Shi Guang melirik, sudut bibirnya naik saat mendapati pemandangan itu.

"Aku menyerah." Mendengar kalimat itu, satu tangannya mengerat di balik meja.

"Terima kasih atas permainannya," ujarnya sambil membungkuk. Dengan santai ia membereskan biji-biji caturnya, kontras dengan lawannya yang terburu-buru dan langsung pergi. Sejenak, ia rebahkan punggungnya ke sandaran kursi. Pandangannya mengedar ke arah tim WeiDa G.C. Shi Guang tercenung menatap kursi pemimpin tim mereka. Kursi itu diisi oleh Mu QingChun. Bukan Yu Liang. Perasaannya berubah getir. Ia menyesali ketidakhadiran Yu Liang di turnamen kali ini. Tidak adanya sosok yang biasa menjadi pemantik semangatnya dalam bertanding membuat turnamen ini terasa tak berarti. Mungkin, ini yang Yu Liang rasakan ketika dirinya dulu mengalpakan diri dari Go berbulan-bulan lamanya. Kini hal itu juga ia rasakan. Shi Guang menghela napas panjang, lalu bergegas pergi dari kursinya.

I Burn [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang