1. Awal

5.7K 302 43
                                    

"Ini tentang perjalanan, jangan dipikirkan endingnya, tapi nikmati saja proses nya."

* * *

Cia berjalan menuju rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cia berjalan menuju rumahnya. Dia sangat takut, karena hari ini keluar hasil ulangan mata pelajaran Bahasa Inggris nya, Cia mendapatkan nilai 75. Cia menjadi takut jika Bunda dan Papanya akan memarahi, bahkan memukulnya.

"Assalamualaikum." Cia mengucapkan salam ketika sampai dirumah.

Niken---Bunda Cia menjawab, "Waalaikumsalam."

"Ouh, iya. Mana nilai ulangan Bahasa inggris kamu?" Cia menundukkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan dari Niken.

"Kenapa diem? Bunda lagi nanya, mana hasil ulangan kamu, Gracia!" sentak Niken membuat nyali Cia menciut.

"I-ini bund." Cia menyerahkan kertas ulangannya dengan gugup.

Niken membelalakkan matanya, lalu membentak, "Gracia! Kenapa nilai kamu segini, hah?"

Cia berusaha untuk tidak menangis, walaupun dia merasa takut.

"Lihat Acha! Dia nilai nya 90, sedangkan kamu?" tambah Niken yang semakin marah. "Sini, kamu ikut Bunda!" Niken menarik tangan Cia dengan kasar.

"Lepasin, Bunda! Tangan Cia sakit." Cia memberontak saat Niken membawanya ke dalam kamar mandi.

Niken menyalahkan shower dan menyiramnya ke tubuh gadis kecil itu.

"Ampun, Bunda ... Ampun." Cia merengek sambil menggigil akibat air yang mengguyur tubuhnya terasa dingin.

"Bunda bakal aduin hal ini ke Papah kamu!" ancam Niken.

"Jangan, Bundaa! Nanti aku dimarahin Papah, Cia takut," cicit Cia mencegah.

"Bunda kecewa sama kamu!" bentak Niken.

Niken mengambil gayung yang ada di dekatnya, lalu memukulkan gayung itu ke badan Cia.

"Sakit Bunda!" pekik Cia. Dia kembali meringis. "Ampun ... Bunda ...."

Niken mengunci pintu kamar mandi, lalu meninggalkan Cia dengan keadaan menggigil.

"Bundaa ... buka pintunya, Bundaaa!" teriak Cia sembari menggedor pintu. "Cia kedinginan, Bunda ...," rintihnya. "Buka pintunya, Bunda! Cia janji bakalan rajin belajar. Tapi, Cia mohon bukain pintunya, Bunda." Cia terus meracu, memanggil-manggil Bundanya agar segera membuka pintu ini. Hingga akhirnya, suara Cia sudah tidak terdengar. Cia mendudukan dirinya di belakang pintu, berharap bundanya mau membuka'kan pintu untuknya.

Namun, tiba-tiba Bundanya membuka pintu dengan kencang. Cia terlonjak kaget ditambah Bundanya langsung menyiram wajahnya dengan segayung air.

"Enak bangett yaa? Malah tidur!" murka Niken.

Cia hanya menunduk takut.

"Noh, di panggil sama Papah!" Setelah mengucapkan itu, Niken pergi meninggalkan Cia yang sudah ketakutan.

Cia menghampiri Nino---Papahnya. Sepertinya, Nino baru pulang kerja.

"Bener nilai ulangan Bahasa Inggris kmau 75?" Nino bertanya pada anak gadisnya dengan tatapan mengintimidasi.

Cia mengangguk lesu.

"Cia! Sudah berapa kali Papa ingetin kamu untuk terus belajar, 'kan? Kenapa bisa nilai kamu 75, Hah?" omel Nino yang merasa geram akibat nilai anaknya yang tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan.

"Sini, kamu ikut Papa, sekarang!" Nino menarik tangan Cia k edalam kamarnya. Kemudian, Nino mengambil penggaris besi yang ada di meja belajar Cia.
"Kenapa nilai kamu gak sebesar nilai nya Acha?" sentak Nino.

Pletak

Satu pukulan mendarat mulus mengenai tangan Cia.

"Sakit, Pah, sakit ...," rintih Cia.

Cia mulai terisak.

"Cia Minta maaf, Pah. Cia janji bakal rajin belajar."

"DIAM KAMU!" Bentakan itu mampu membuat tubuh gadis kecil itu bergetar.

Selanjutnya, Nino kembali memukul bagian tubuh Cia.

"Ampun, Pah!" Cia terus merintih kesakitan.

"Ini hukuman buat kamu Gracia! Kalo nilai kamu lebih jelek dari Acha, Papah bakal hukum kamu lagi!" Setelah mengucapkan itu, Nino meninggalkan Cia yang masih nangis sesegukkan.

Cia pergi menuju kasurnya, dia merebahkan tubuhnya diatas kasur dan mencoba untuk memejamkan matanya. Kamar dia dan kamar Acha terpisah. Tubuh Cia sangat sakit. Pantas kah seorang Ayah memukul anaknya? Bahan, anak kandungnya sendiri.

Cia tidak suka dibanding-bandingkan dengan Acha, bukan kah setiap anak memiliki perbedaan bukan? Cia ingin seperti Acha.

🧚‍♀️ 🧚‍♀️ 🧚‍♀️

Tbc.

Ini Story kedua Araa yaps

Spam, next dong🤧

So, jngn lupa Votmen yaw!🤗❤️

*JIKA ADA TYPO DI SETIAP PART INI ATAU PART SELANJUTNYA, JIKA BERKENAN MOHON DI TEGUR (KOMEN) DAN JIKA INGIN MEMBERI KRISAR BISA DM SAYA!

Gracia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang