2. Bukan Salah Cia!

2.4K 217 20
                                    

Hari ini Cia pergi sekolah dengan menggunakan sepedanya. Dia ingin seperti Acha yang selalu diantar jemput oleh Bundanya. Tapi Cia bisa apa.

Sepanjang perjalanan Cia selalu menyanyikan lagu anak-anak kesukaannya. Sesaat, matanya melihat seekor anak kucing yang sedang berdiam diri di tengah jalan. Anak kucing itu terlihat ragu-ragu untuk maju, memang jalanan itu tidak begitu ramai tapi kelihatannya anak kucing itu sangat takut. Cia turun dari sepeda nya dan berlari menuju anak kucing itu.

"Mpus, kamu ngapain? Ntar ketabrak loh," Katanya sambil menggendong anak kucing itu. Setelah itu Cia menurunkan nya di pinggir jalan.

"Dadah pus, Cia berangkat sekolah dulu ya!" Pamitnya pada kucing itu.

Saat sampai disekolah, Cia memarkirkan sepedanya. Dia berjalan santai menuju kelasnya. Bel pelajaran pertama pun berbunyi.

Cia belajar dengan serius, sesekali dia mencatat apa yang gurunya minta.

"Oke anak-anak, ada yang ingin ditanyakan?" Tanya Bu Nisa wali kelas nya.

"Tidak bu." Jawab mereka serempak.

"Baiklah, bentar lagi bel istirahat bunyi, Kalo gitu ibu permisi." Tepat setelah mengucapkan itu, bel istirahat pun berbunyi. Semua murid Genius Elementary School Berhamburan menuju kantin. Tapi tidak dengan Cia, dia memilih untuk tetap berada di dalam kelas nya. Acha dan teman-teman nya menghampiri Cia yang sedang menggambar.

"Cia kamu kenapa ga ke kantin?" Tanya Acha.

"Bukan urusan kamu." Balas nya.

"Eh Cia, Acha itu cuma nanya!" Ucap salsa, salah satu teman Acha.

"Oh," Balas nya ketus.

"Ih nyebelin!" Kata Cila yang berada di samping kanan Salsa.

Cila menjambak rambut Cia. Cia yang tak terima mendapatkan perlakuan seperti itu mendorong kencang tubuh Cila hingga terbentur meja.

"Hiks.. Sakit!" Isak Cila.

"Hayo loh Cia, Cila nya nangis." Kata Acha.

Acha dan teman-teman nya pergi membawa Cila ke ruang guru. Cia hanya bersikap acuh seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia melanjutkan aktivitas menggambarnya yang sempat tertunda.

Tiba-tiba saja Acha datang menghampiri Cia.
"Cia, kamu dipanggil ke ruang guru. Bunda sama papah juga udah ada disana." Jelasnya.

Deg

Seketika tubuh Cia menenggang saat mendengar bahwa kedua orang tua nya datang kesekolahan nya. Cia mengikuti Acha dari belakang.

"Pah, ini Cia nya." Kata Acha.

"Cia sini kamu." Cia menghampiri Nino dengan kepala menunduk.

"Ada apa, Pah?" Tanyanya.

"Kamu bilang ada apa? Liat Cila nangis. Katanya didorong sama kamu!" Jelasnya.

"Itu bukan salah aku Pah! Dia yang ganggu Cia duluan!" Cia berusaha membela dirinya. Dia takut dipukul lagi.

"Ayo pulang!" Nino menarik tangan Cia hingga kedalam mobil.

Saat sampai dirumah, Nino menarik Cia kedalam kamarnya.

"Kenapa kamu dorong temen kamu, hah?!" Bentak nya.

"Bukan aku duluan Pah!" Bantah Cia.

"Dia ganggu aku duluan!" Cia sudah berusaha menahan tangis nya namun gagal. Dia sudah kembali terisak.

"Papah ga nyuruh kamu nangis Gracia!" Cia sangat takut jika Papahnya memanggil nya dengan sebutan Gracia. Cia hanya menundukan kepala berusaha keras menahan isakan nya.

"Jangan melawan orang lain Cia! Jika kamu buat ulah lagi disekolah. Papah bakal pukul kamu lagi pakai penggaris!" Setelah mengucapkan itu, Nino mengunci kamar Cia.

Cia terduduk lemas.

"Bukan Cia yang salah, Pah..."

"Cia janji ga bakal nakal lagi...."

"Cia janji."

* * *

Tbc.


Yuhuuu up lagi! Maap lo slow up bngt🤧

Jangan lupa vote+coment yaw🤗

Gracia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang