Sepuluh

161 38 172
                                    

Rafael berjalan memasuki pack-nya dengan langkah mantap. Informasi yang dikirimkan Betanya beberapa saat lalu melalui mindlink cukup membuatnya kepikiran.

"Alpha!" sapa sang Beta begitu Rafael memasuki ruang kerjanya.

"Jelaskan!" kata Rafael serius.

"Terjadi perselisihan antar Sky Pack dan Orbit Pack. Alpha Sky ingin membentuk pack baru, tetapi Alpha dari Orbit Pack menentangnya."

"Alasan?"

"Terdengar desas-desus bahwa pack yang dibentuk Alpha Sky bukan pack biasa."

Rafael menaikkan alisnya, mengisyaratkan agar Betanya itu agar kembali lanjut berbicara.

"Beberapa minggu yang lalu, ada beberapa warrior Orbit yang pergi berburu. Tak sengaja, mereka melihat Alpha Sky dan kawanannya melakukan sesuatu yang aneh. Tak hanya ada kaum Sky Pack, mereka juga melihat pemimpin klan Vampire."

"Maksudmu Deon?"

Yong—Beta Rafael—mengangguk.

"Apa mereka berkelahi?"

Yong menggeleng. "Menurut kesaksian warrior Orbit, Deon dan Alpha Sky tampak bersahabat dan bekerja sama melakukan sesuatu."

"Sesuatu?" gumam Rafael mulai merasa janggal.

"Ya, mereka menduga, Alpha Sky ingin membentuk pack yang berisi vam-wolf."

"Vam-wolf? Vampire werewolf?" celetuk Rafael sedikit terkejut.

Yong mengangguk. "Mereka berusaha menggabungkan dua klan tersebut dan membuat suatu kaum yang kuat hingga tak terkalahkan."

"Kegilaan macam apa ini?" gumamnya tak abis pikir, "Ini baru dugaan, 'kan?" tanya Rafael.

Yong mengangguk. "Tetapi karena perselisihan kedua pack tersebut, pack kita disuruh memilih."

"Memilih? Bagaimana dengan Xander?" tanya Rafael memijit pangkal hidungnya pusing.

"Jawaban Alpha Xander tergantung dengan pack kita."

"Dasar, Serigala gila!" umpat Rafael jengkel. Ia bangkit dari duduknya lalu mendekati Yong. "Bagaimana menurutmu? Kita harus berpihak pada pack mana?"

Yong terdiam, tampak juga bingung harus memilih pihak yang mana. Karena masalah ini cukup serius. Jika salah memilih, maka kemungkinan akan terjadi perang besar.

Rafael menatap lurus ke arah pintu. Ia tampak tenang dan berpikir, hingga akhirnya ia mengulas senyuman miring.

"Katakan pada mereka; Zero Pack tidak akan memihak pack mana pun. Jangan libatkan Zero Pack. Dan katakan pada serigala gila itu; buatlah keputusan sendiri, bodoh!" umpat Rafael kesal, lalu berjalan keluar dari ruangannya.

Sebelum melangkah lebih jauh, ia berbalik dan menatap Yong yang juga melihatnya bingung.

"Apa?" tanyanya saat Yong tampak hendak bertanya akan sesuatu.

"Alpha akan pergi lagi?" tanya Yong ragu.

Rafael menaikkan alisnya lalu terkekeh renyah. "Tentu. Aku sedang berjuang membawa pulang Luna untuk kalian."

***

Saat ini Hara sedang duduk di aula Choco Magic Academy. Entah untuk alasan apa, para penyihir mendadak diminta berkumpul di tempat ini.

"Perhatian, semuanya!" Profesor Zach berdiri di podium depan sana. "Dalam rangka academy ini yang akan berulang tahun minggu depan, aku ingin kalian semua berpatisipasi dalam Festival Sihir yang akan diadakan tiga hari lagi."

"Festival Sihir?" gumam Moza yang duduk di sebelah Hara.

"Ya, Festival Sihir," jawab Profesor Zach seolah mendengar pertanyaan Moza, "para profesor akan membuat beberapa sayembara di mana akan diikuti semua penyihir di tempat ini, sesuai dengan keahliannya."

"Wah, ini gila!" Atlas yang sudah pasti berada di sebelah Moza, berdecak kagum.

"Jadi, persiapkan diri kalian. Daftar sayembara yang akan diadakan telah dibagikan di kamar masing-masing. Pikirkan, lalu segera daftar ke profesor penanggungjawab. Aku harap kalian semua dapat menikmati festival ini. Terima kasih, kalian boleh kembali."

Seluruh penyihir buru-buru meninggalkan aula dan pergi ke kamar masing-masing. Choco Magic Academy sangat jarang mengadakan festival. Itulah mengapa mereka tampak antusias. Tak terkecuali Moza yang saat ini berlari sambil menarik tangan Hara dan Atlas.

"Pelan-pelan, Sayang," ujar Atlas yang sukses membuat Hara mual.

Mereka masuk ke dalam kamar Moza dan Hara. Di sana ada sebuah kertas yang berisikan daftar-daftar sayembara.

"Sayembara meracik ramuan acak, sayembara terbang cepat, sayembara by one sihir? Gila! Oh, dan sayembara kelompok?"

"Sayembara kelompok?" tanya Atlas bingung.

Moza mengangguk. "Di sini tertulis setiap kelompok akan masuk ke dalam hutan barat untuk mencari tanaman Geora."

"Tanaman Geora?" Mata Hara melebar. Bukankah itu tanaman yang sangat langka dan susah dicari? Bahkan, ada yang bilang bahwa tanaman itu sudah punah.

"Menarik!" celetuk Atlas semangat.

"Tapi, di sini tertulis satu kelompok berisi empat orang. Sedangkan, kita hanya ada tiga orang," keluh Moza menunjuk sederet tulisan di kertas itu.

"Tambahkan namaku juga."

"Rafael?" seru Atlas, "Kau sudah kembali?"

Rafael mengernyit. "Mengapa harus kau yang tampak senang saat aku kembali?" tanyanya datar. Lalu, tersenyum lebar saat melihat gadisnya berdiri tak jauh darinya.

Rafael melambaikan tangannya. "Hai!" sapanya dengan cengiran khas.

"H-hai," balas Hara kikuk.

"Oke, kalau begitu, mari kita ikut sayembara kelompok ini!" putus Moza antusias.

~Bersambung
.
.
.

Maaf, aku janji terus mau update, tapi enggak update-update :(
Semoga suka ya sama bab ini.



.
.

~Thanks, God:)

She is My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang