"Oke, pegang sapu terbangmu."
Rafael mengangguk. Ia memegang sapu terbangnya yang berada di bawahnya dengan erat.
"Relaks. Tidak perlu terlalu tegang."
Rafael hanya mengangguk dengan tatapan lurus ke depan. Ia bersumpah, mencabik-cabik tubuh lawan dengan cakar dan taringnya lebih mudah dibandingkan mengendalikan sapu terbang sialan ini.
"Ah, tidak bisa. Kau terlalu tegang! Bagaimana aku bisa mengajarimu kalau kau mengeluarkan keringat dingin seperti ini?" tanya Hara kesal seraya mengeluarkan sehelai kain dari sakunya.
Ia mengelap bulir-bulir keringat yang keluar dari pelipis laki-laki itu. "Tenanglah, lemaskan sedikit bahumu." Hara menepuk pelan bahu Rafael.
Rafael menelan ludah susah payah lalu mencoba sedikit melemaskan tubuhnya.
"Oke, sekarang elus sapumu dan bilang sapu oh sapu, terbanglah!"
Rafael menoleh ke arah Hara dengan tatapan tak percaya. "Kau bercanda?"
Hara berdecak dengan sudut bibir yang berusaha mati-matian menahan tawa.
"Wajahku seperti sedang bercanda? Cepatlah, itu adalah mantra sihir agar sapumu dapat terbang."
Rafael mendengus. Mau tak mau, ia mengucapkan mantra konyol itu, "Sapu oh sapu ... terbanglah!"
Satu ... dua ... tiga, tidak ada yang terjadi. Rafael menatap Hara dengan bingung.
"Kenapa dia diam saja?" tanya Rafael menunjuk sapunya, "kau mengerjakan—AAAA!"
Tawa Hara meledak seketika. "Kau tidak sabar sih!" katanya lalu menyusul Rafael dengan sapu terbangnya.
Tawanya semakin pecah saat melihat Rafael memeluk erat sapu terbangnya yang terbang bebas dan sedikit brutal.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Hara sedikit mengeraskan suaranya.
"APA? KAU BILANG APA? AKU TIDAK DENGAR!" teriak Rafael tampak nyaris menangis.
"AKU TANYA KAU TIDAK APA-APA?" Hara balik berteriak dengan tawa yang masih setia menghiasi bibirnya.
Rafael membuka sebelah matanya. Ia berdeham pelan lalu mencoba menegakkan tubuhnya.
"T-tentu, aku adalah Alpha dari Zero Pack. Memangnya aku bisa kena—"
"RAFAEL!" teriak Hara kaget saat Rafael dan sapu terbangnya menukik ke bawah.
Dalam beberapa detik, Hara dapat mendengar bunyi benturan yang cukup besar. Hara pun segera turun ke bawah.
Seketika tawa Hara kembali meledak. Ia melihat serigala Rafael yang terkapar di sana dengan mata terpejam dan memeluk sapu terbangnya erat.
"Kau tidak berniat membantuku?" tanya Rafael saat kembali berubah menjadi wujud manusianya.
Hara pun lantas bergerak maju dan membantu Rafael untuk berdiri.
"Tidak ap— Kau berdarah!" pekik Hara terkejut saat melihat pelipis Rafael mengeluarkan darah.
Rafael mengangguk dengan wajah cemberut. Ia juga menunjukkan kedua lutut dan sikunya yang lecet.
"Oh Tuhan! Ayo ikut aku!" Hara menarik—oh lebih tepatnya menyeret Rafael menuju sebuah pohon yang besar.
Ia mendorong Rafael agar duduk di sana. Rafael membulatkan matanya saat wajah Hara mendekat ke arahnya dengan mata terpejam.
"Ap-apa yang mau kau lakukan?" tanya Rafael terbata-bata saat Hara meniup luka di pelipisnya untuk beberapa detik. Lalu, gadis itu kembali menjauhkan wajahnya dengan senyuman lebar.
"Tentu saja mengobati lukamu!" jawab Hara.
Rafael meraba luka di pelipisnya dan benar saja! Luka beserta darahnya menghilang. Hara juga meniup lutut dan siku Rafael.
"Sudah! Ada yang luka lagi?"
Rafael mengangguk.
"Di mana?" tanya Hara bingung. Ia menatap Rafael dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Tidak ada tuh?"
Rafael berdiri dan mendekat ke arah Hara. Lalu, menyejajarkan wajahnya dengan wajah gadis itu.
"A-apa?" tanya Hara gagap.
Rafael menunjuk bibirnya. "Di sini."
~Bersambung
.
.Akhirnya update lagi!
Ada yang nungguin? Ada yang senang? Hihihi ... semoga ada ya.
Buat yang ingatin aku ngelanjutin cerita ini lewat komentar ataupun DM, terima kasih banget ya!Aku enggak mau janji-janji cepat update lagi. Tapi bakal aku usahakan.
Sampai jumpa di next chapter!
.
.~Thanks, God:)
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Mate
Werewolf[Spin off My Handsome Alpha] Rafael telah menanti kehadiran mate-nya selama bertahun-tahun. Ia bahkan sudah mencari ke seluruh ujung dunia, tetapi tetap tidak membuahkan hasil. Hingga seorang gadis datang dengan aroma tubuh yang kini menjadi candu...