Dua belas

150 21 7
                                    

Hara terus berada di dekat Rafael. Pria itu tak membiarkannya jauh sedikitpun. Sementara dirinya merasa Hunter terus meliriknya diam-diam.

"Ada apa?" bisik Rafael saat menyadari gadis di sebelahnya merasa tidak nyaman.

Hara menggeleng. "Sudah setengah jam kita berjalan dan tidak ada titik cerah sedikitpun."

"Ya, lihatlah ulah siapa ini. Aku sudah bilang seharusnya tadi kita memilih jalan yang satu lagi. Tetapi, pria jelek itu terus memaksa untuk memilih jalan ini." Rafael segera menatap Hunter sinis.

Hunter mendengus. "Percayalah, sebentar lagi kita akan menemukan tanaman Geora dan menjadi pemenang."

"Aku hanya berharap kita tidak tersesat dan mati kelaparan di sini," cibir Rafael sebal.

Mereka berjalan menelusuri hutan lebih dalam. Semakin dalam, semakin gelap. Suasana pun semakin suram dan menyeramkan.

"Kau yakin ini jalan yang benar?" tanya Hara mulai meragukan pilihan Hunter.

Tiba-tiba dedaunan di sebelah kiri Hara bergerak. Tampaknya ada seseorang di baliknya. Lagi, ada dedaunan bergerak, tetapi kali ini di sebelah kanan Hunter.

"Apa itu?" cicit Hara seraya mengernyitkan matanya.

Rafael menarik Hara semakin mendekat padanya. "Tidak apa, kau akan aman bersamaku," ujarnya. Wajahnya tampak serius.

Tiba-tiba sesosok yang terlihat seperti manusia—bedanya kulitnya sangat putih, bibir merah, dan matanya besar hitam kelam—keluar dari balik dedaunan dengan senyuman miring.

"Lama tak berjumpa, Alpha Rafael," ujarnya dengan suara berat.

"Deon?" panggil Rafael, lalu terkekeh sinis, "Apa yang terjadi hingga pemimpin klan vampire hebat sepertimu datang kemari?"

"Oh, ayolah, ucapanmu terlalu berlebihan. Aku hanya ingin melihat-lihat ... bagaimana kondisi dari Alpha yang tidak memilih kubu mana pun."

Rafael tertawa keras. "Kau datang menemuiku karena hal itu? Kau sangat lucu. Kenapa? Kau ingin membujukku agar memihak Sky Pack?"

Deon menyunggingkan senyuman miring. "Inilah yang kusukai darimu ... kau cepat tanggap."

"Apa yang bisa kudapat dengan memihak Sky Pack? Seorang vam-wolf?"

Ucapan Rafael sukses membuat Hara, Hunter, dan Kiko melotot kaget. Sementara Deon tertawa terbahak-bahak.

"Leluconmu sangat lucu, membuatku ingin mengisap habis darah gadis di sebelahmu," ujar Deon dengan nada tersirat ancaman.

Rafael menaikkan alisnya. "Kau berani?" tantangnya dengan angkuh, padahal tangannya yang berada di bahu Hara semakin mengerat.

Rafael dan Deon saling mengadu tatapan tajam. Hara dapat merasakan aura sekitarnya semakin dingin dan menyeramkan, hingga tawa pria vampir itu memenuhi seisi hutan.

"Aku hanya bercanda. Mana berani aku mengusik milikmu," ujar Deon penuh penekanan di kata terakhir. Lalu, terkekeh renyah.

Rafael hanya diam. Matanya terus menatap sekitar dengan waspada. Ia yakin, lelaki di hadapannya tidak akan berani datang ke hadapannya sendirian. Deon pasti membawa pasukannya.

"Baiklah ... aku tidak akan mengganggu perjalanan kalian lagi. Sampai jumpa nanti, Alpha Rafael dan ...," jeda Deon hanya untuk menoleh pada Hara dan melemparkan kedipan genit, "Luna Hara."

Rafael menggeram kesal. Jika saja tidak ada puluhan pasang bola mata hitam yang mengawasi pergerakannya, sudah pasti kepala Deon akan terpisah dari tubuhnya.

Deon berbalik dan menghilang begitu saja dari pandangan mereka. Jangan berpikir Deon memiliki kekuatan menghilang, karena lelaki itu berlari dengan kakinya. Hanya saja, kecepatan berlarinya memang di luar nalar manusia.

Rafael akhirnya mengendurkan genggaman tangannya di bahu Hara. Ia menghela napas kasar sambil menatap gadis di sebelahnya.

"Kau tak apa?" tanyanya.

Hara mengernyit. "Apa yang bisa terjadi denganku jika kau merangkulku dengan erat seperti itu?" tanyanya.

Rafael terkekeh, tangannya tergerak untuk mengacak rambut Hara sekilas. Lalu, matanya menatap Hunter dengan kesal.

"Semua ini salahmu, bocah jelek! Jika saja kau tidak keras kepala dan memilih jalan ini, kita tidak akan bertemu vampir sinting itu!" omelnya panjang lebar.

Hunter memutar bola matanya, lalu melanjuti langkah kakinya yang sempat berhenti tadi.

"Bocah sialan itu!" geram Rafael karena merasa diabaikan.

"Mulutmu itu tidak bisa mengatakan hal baik, ya?" Hara melotot saat Rafael hendal mengumpat kembali.

"Perkataan baik hanya khusus untukmu." Rafael mengedipkan sebelah matanya.

Gadis di sebelahnya bergidik jijik. Melihat itu, Rafael mengernyit tak suka. "Ada apa dengan ekspresimu? Mengapa kau hanya begitu padaku?" tanya Rafael.

"Tadi saat vampir sinting itu mengedipkan matanya padamu, kau tidak berekspresi seperti itu, tuh. Mengapa hanya padaku? Kau sangat pilih kasih! Hei, kenapa kau meninggalkanku?"

Hara mengabaikannya dan ikut melangkahkan kaki, menyusul Hunter.

"Ada apa dengan pria itu? Berisik sekali?" bisik Hunter saat Hara berada di sebelahnya.

Hara mengangkat bahunya tak acuh. "Abaikan saja."

~Bersambung

.
.

Jumpa lagi dengan aku~
Iya, sadar aku, tuh, suka telat update😭
Aku bakal menebus semuanya.
/dari kemarin ngomong gini melulu/

Follow akun IG @chocostoryy untuk konten menarik She is My Mate, ya~~
.

.

~Thanks, God:)

She is My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang