Seventeen - Feels So Wrong

25.4K 4.5K 703
                                    

SUARA rintik hujan yang deras terdengar dari balik jendela, Taeyong terduduk di ruang tamu apartemen Mingyu dengan pikiran yang melayang jauh, ada rasa berdenyut di dalam dada yang tidak bisa ia ucapkan dengan kata-kata. Taeyong tidak pernah berpikir bahwa ia akan membalas ciuman Mingyu, seolah refleks di tubuhnya bekerja lebih cepat dari pada hati dan otaknya.

Jaehyun, bagaimana keadaan lelaki itu? Taeyong mengigit bibir bawah dan memainkan jemarinya gugup, merasa sedikit tidak nyaman dengan atmosfer di sekitar, feromon Mingyu memenuhi udara dan hal tersebut membuat dadanya terasa sedikit sesak.

"Ada apa?" tanya Mingyu seraya menaruh secangkir cokelat panas di atas meja, ia mendudukkan diri di samping Taeyong, memeluk pinggul si lelaki cantik, "aku ingin menghabiskan waktu bersamamu."

Taeyong mengigit bibirnya semakin kencang hingga ia bisa merasakan asin di mulut. "Mingyu, bisakah kau membawaku pulang?"

Sebelah alis Mingyu terangkat. "Kita baru saja sampai dan di luar hujan turun cukup deras, aku tidak ingin berkendara di tengah-tengah hujan seperti ini." sejujurnya itu hanya alasan klise yang mungkin bisa berguna untuk menahan Taeyong, "lagi pula aku ingin membicarakan banyak hal bersamamu, Taeyong."

Lagi, denyutan nyeri memenuhi dada Taeyong, ia hanya bisa diam ketika Mingyu mengeratkan pelukan di tubuh, mengusap pinggul hingga punggung Taeyong. Jujur, sentuhan Mingyu membuatnya nyaman hingga tidak ingin beranjak, tapi sekali lagi, hatinya sama sekali tidak bisa menerima hal ini. Bukankah aneh?

Entah, apa ini karena Taeyong sudah bersetubuh dengan Jaehyun? Jadi ingatan tentang lelaki bermarga Jung itu jauh lebih kuat dari apapun, bahkan Mingyu yang di takdirkan untuk bersamanya tidak bisa menghilangkan bayang-bayang Jaehyun secara permanen.

Kedua kelopak mata Taeyong terpejam, ia menunduk dan tanpa sadar menyandarkan kepala di bahu Mingyu. Taeyong lelah, ia terlalu banyak berpikir. Namun sepertinya Taeyong mengambil pilihan yang salah, karena saat ia memejamkan mata, Taeyong bisa melihat wajah Jaehyun dengan sangat jelas, tersenyum padanyaㅡmenampakkan kedua titik cacat di pipi yang selalu menjadi favorit Taeyong.

"Kurasa aku tidak akan pergi menjauh lagi, aku memang belum yakin terhadap perasaanku, tapi aku ingin mencoba untuk mengenal Taeyong lebih jauh. Aku mau meyakinkan perasaanku sendiri, membuang jauh egoku dan membalas perasaanmu, Lee Taeyong. Kuharap ini belum terlambat."

Seketika kata-kata Jaehyun berputar di kepala, di saat lelaki tampan itu sudah mulai menerima Taeyong setelah ciuman panas mereka di kamar mandi sekolah. Taeyong tersenyum kecil, ia bisa mendengar suara Mingyu yang berusaha mengajaknya bicara, namun suara milik lelaki bermarga Kim itu perlahan memudar.

"Tapi ketika melihatmu bersama Alpha lain, instingku bergerak terlebih dahulu, berusaha meraih dan menggapaimu. Bibirku berbicara tanpa perintah, mengatakan bahwa kau adalah milikku dan Omegaku."

Karena saat ini, suara Jaehyun yang mengisi kepala Taeyong hingga ia tidak bisa mendengar apa yang Mingyu bicarakan ataupun suara hujan deras di luar apartment. Taeyong mengepalkan kedua tangan, ia merindukan Jaehyun, yang ingin Taeyong lakukan saat ini adalah berlari ke pelukan lelaki bermarga Jung itu.

"Aku bilang di awal jika aku akan membutuhkan waktu untuk menyukai dan membalas perasaanmu. Kurasa itu adalah omong kosong karena saat ini aku merasa bahwa aku sudah jatuh pada pesonamu."

Sekali lagi, Taeyong ingin berteriak, bertanya kepada takdir. Apakah harus seperti ini?

Perjuangannya untuk mendapatkan Jaehyun cukup sulit, Taeyong bahkan rela menurunkan harga dirinya demi menarik Jaehyun ke dalam dekapan dan mencium lelaki bermarga Jung itu terlebih dahulu. Rasanya sangat tidak adil ketika Mingyu datang secara tiba-tiba, menggapainya dengan mudah dan Taeyong sama sekali tidak memiliki kuasa untuk memberikan perlawanan.

Queen Of Omega《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang