Twelve - The Queen

39.1K 6.1K 977
                                    

RASA nyeri dan pegal mendera seluruh tubuh Taeyong dari leher hingga ujung kaki. Kelopak matanya perlahan terbuka, ia menghirup udara untuk mengisi paru-paru yang terasa kosong. Hawa hangat yang berasal dari belakang tubuh menyadarkan Taeyong bahwa punggungnya menempel dengan dada Jaehyun; lelaki tampan itu mendekapnya erat.

Taeyong meringis saat mencoba menggerakkan tubuh, pinggulnya mati rasa! Ini sungguh gila, Jaehyun bahkan tidak sedang berada di dalam fase 'rut', tapi kenapa lelaki bermarga Jung itu tidak mau berhenti memakai tubuhnya?

Baiklah, Taeyong mengerti bahwa ini pertama kali untuk mereka, namun ia tidak tahu jika Jaehyun akan se-excited itu.

Hari apa ini? Entahlah, Taeyong merasa ia menghabiskan banyak waktu bersama Jaehyun tanpa bisa memikirkan hal lain. Oh, Taeyong tidak sempat berpikir karena Jaehyun terus mengisi penuh lubangnya dan memonopoli mulut Taeyong hingga hanya desahan yang keluar.

"Oh benar," Taeyong bergumam, ia melepaskan tangan Jaehyun yang melingkar di pinggulnya dan mencoba untuk duduk. "Mommy akan membunuhku karena tidak pulang ke rumah."

Di mana ponsel Taeyong? Ia yakin benda pipih itu berisi ratusan panggilan dari Ibu dan Ayahnya. Apa yang harus Taeyong jelaskan pada keduanya? Orang tua Taeyong memang tidak pernah menentang pilihan yang Taeyong ambil; tentang siapa Alpha yang akan menjadi pasangan hidupnya.

Tapi seks sebelum menikah atau terikat? Yoona dan Donghae jelas pasti akan membunuh Jaehyun karena sudah berani menyentuh Taeyong sebelum mengucapkan janji suci di altar. Sial, tidak ada yang bisa Taeyong lakukan, feromon Jaehyun memenuhi tubuhnya.

"Taeyong?"

Kepala Taeyong menoleh ke belakang, ia terdiam ketika menyadari bahwa kini kamar Jaehyun sudah tidak berbentuk. Seluruh barang berserakan di lantai, bahkan lampu tidur yang terletak di samping nakasㅡterbelah dua karena jatuh ke lantai. Taeyong menghirup napas panjang, aroma sperma dan keringat memenuhi ruangan itu.

Jaehyun mengerang pelan, ia tidak tahu sejak kapan ia terlelap. Tangannya meraih pinggul ramping Taeyong, memeluk tubuh si lelaki cantik sementara kepalanya kini berada di paha Taeyong.

For information, they're still naked.

"Kau sudah sadar sekarang?" tanya Taeyong seraya mengusap pelan rambut hitam Jaehyun, menyelipkan jemarinya di antara surai si lelaki tampan, "tidak ada arwah yang merasukimu kan, Jaehyun?"

Kening Jaehyun berkerut dalam. "Apa maksudmu, hm?" ia mengecup lembut paha Taeyong, menempelkan hidungnya di sana untuk menghirup aroma si lelaki cantik.

"Kau tidak berhenti sekalipun aku menangis." jari Taeyong kini mengusap cuping telinga Jaehyun, "ruangan ini bahkan di penuhi aroma sperma dan keringat, Jaehyun. Kau tidak terganggu dengan hal tersebut?"

Jaehyun terkekeh pelan. "I love the smell of it."

Taeyong memutarkan bola matanya jengah. "Fakta terbaiknya, kau tidak mengeluarkan sperma-mu di dalam." ia menyingkirkan kepala Jaehyun dan berdiri, rahangnya mengeras; menahan rasa sakit di tubuh, "aku harus pulang. Kedua orang tuakuㅡ"

"Siapa yang bilang jika kau boleh pulang, Taeyong?" iris Jaehyun yang semula berwarna hitam kini berganti warna menjadi emas terang, ia tersenyum miring, "aku belum ingin melepaskanmu."

Oh tidak, ternyata Jaehyun memang belum sadar sepenuhnya. Insting Alpha lelaki bermarga Jung itu masih mendominasiㅡterus menginginkan Taeyong tanpa jeda. Tapi sayang, kali ini Taeyong sudah memiliki pikiran rasionalnya kembali, kemarahan Donghae jauh lebih menakutkan, Taeyong bahkan tidak tahu bagaimana cara menghadapi Ayahnya itu.

Queen Of Omega《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang