:-14

8.7K 1K 21
                                        

Terang sekali, sampai membuat Argan mengerjab beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatannya. Putih, disekitarnya serba putih.

Dan yang dilihatnya adalah Leora berdiri tak jauh darinya, membelakanginya. Leora yang ada di Masa Depan.

"Leo-" ucapan Argan tertahan, saat dia lihat seorang pria tampan berjalan mendekati Leora.

Memeluknya dengan erat dan mendapatkan ciuman hangat dari Leora, itu..seharusnya Argan lah yang mendapatkannya.

"Leora..Leora tunggu Argan!" seru Argan panik saat melihat Leora berjalan bergandengan tangan bersama pria asing itu.

Semakin Argan mencoba mengejar, semakin rumit, dia menoleh ke kanan dan melihat cerminan dirinya dalam tubuh Arta.

Ini..berarti Argan masih terjebak di tubuh Arta. Dia segera menggeleng ribut dan berteriak histeris.

"LEORA!! KAMU UDA JANJI KALAU KITA BAKALAN BALIK BARENG!!..hiks..JANGAN TINGGALIN AKU LEORAAAA!!!" teriak Argan dengan suara Arta.

Argan semakin panik. "Enggak, aku gamau terus jadi Arta, aku gamau..hiks..aku mau kembali ke tubuhku..hiks..LEORAAAAA!!!!!" teriak Argan semakin histeris.

Sampai akhirnya, punggung Leora semakin jauh dan mulai menghilang, meninggalkan Argan yang terjebak di tubuh Arta sendirian.

"JANGAN TINGGALIN AKUUUUU!!! LEORAAAAAAA!!!"

"YANG MULIA RATU!!"

Arta membuka matanya dengan napas yang terburu, mengerikan sekali, apa yang barusan dia mimpikan.

Aku...masih di dunia ini..

Arta berusaha bangun dan terduduk di kasur "Xerion.." bisiknya lemas, dia masih di dunia ini, dia belum kembali ke dunia nya.

Xerion mengusak matanya yang berair, dia tak sanggup mengabarkan hal ini pada Arta. "Dimana Raja..hiks..dimana dia.." lirih Arta pilu.

Xerion menunduk, dia masih menggendong bayi laki-laki yang baru tertidur setelah menangis sedari tadi.

"Katakan!!"

"Yang Mulia...dia.."

Brak!

Arta menoleh, Leo dan pengikutnya masuk ke dalam kamar dengan congkahnya. Ditangan kanannya ada kepala Leon yang sudah mengeluarkan banyak darah.

Mata Arta sontak membelalak tak percaya, tangannya bergetar kuat saat melihat kepala itu. Insting murni tubuh Arta mengambil alih.

"Le..on.." lirihnya tak percaya.

"Leora..."

Leo tertawa penuh kepuasan, dia melempar kepala itu sampai menggelinding ke dekat tempat tidur Arta.

"Suamimu sudah mati, dan kini saatnya kau memilih. Untuk menjadi Ratuku, atau mati ikut dengan suamimu" ujar Leo angkuh.

Arta tak mendengarkan ucapan Leo, dengan tangan yang lemas tak berdaya, dia mengambil kepala Leon dengan gemetar.

Dibawanya ke pangkuannya, dielusnya rambut Leon, dikecupnya perlahan dahi dingin itu. "Hiks..Leon..hiks..LEOONNN JANGAN TINGGALIN AKUU!!" tangisnya histeris seketika.

Dia memeluk kepala Leon dengan perasaan hancur, tangisannya memilukan untuk didengar.

"TIDAK!! LEORA..hiks..LEORA KAMU NINGGALIN AKU DISINI!! LEORAAAAAAA!!!"

Tangisan Arta membuat anaknya ikut menangis, mendengar ibunya menangis, membuat bayinya mau tak mau ikut menangis.

Menyesakan, ini hal menyesakan yang menggetarkan hati beberapa orang disana.

























Tbc.

Mr.Queen & Mrs.King [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang