"Itu saja materi untuk hari ini, selamat siang."
Saatnya untuk merdeka. Pintu keluar menjadi sasaran semua mahasiswa. Semua saling menabrak dan mendahului, seolah-olah sedang simulasi gempa bumi. Ada apa gerangan? Ah, mereka sedang berusaha menghindar dari eksekusi mati dosen sundel.
Kelas kosong melompong hanya dalam satu kedipan mata. Eoh? Masih ada satu makhluk yang bertahan. Sudah dua jam ia duduk mendengar ocehan Ms. Sooyoung—total sebelas lembar catatannya tapi ia tidak bisa mengerti apa-apa.
"Karina? Ayo keluar, kita istirahat."
"Duluan aja. Gue nyusul."
Nyali harus diatur matang-matang sebelum beradu kening dengan Ms. Sooyoung. Langkah gagah berani, tangan mengepal, jantung abnormal. Jangan takut Karina, Ms. Sooyoung bukan kanibal.
Wanita berumur 27 tahun dengan proporsi tubuh seronok erotis itu masih sibuk dengan urusannya. Yah, memang terlihat sedikit kacau disana. Berkas-berkas penting tersebar di seluruh meja.
"Selamat siang Ms. Sooyoung."
Wanita itu menyorotinya tajam. Itu bukan tatapan yang baik. Predator menargetkan rusa, nyawa Karina bisa hilang kapan saja.
"Siapa kamu?" Tanya sang dosen.
"Nama saya Karina, saya mahasiswi pindahan."
Formalitas untuk kesan sopan. Meskipun dosen tidak pernah peduli dengan nama-nama muridnya, setidaknya akhlak tetaplah yang utama.
"Mahasiswi pindahan." Gumam Ms. Sooyoung. Tampang Karina tidak terlalu menarik perhatian Ms. Sooyoung, ia kembali sibuk dengan berkas-berkasnya.
"Uh... tentang materi hari ini. Saya kurang paham di bagian pemecahan teknik musikal dan delapan baris tan-"
"Tugas saya hanya menjelaskan. Bukan urusan saya kalau anda masih tidak paham."
Percayalah, nyali Karina sudah menciut sejak tatapan wanita ini tiba-tiba mengarah kepadanya. Belum selesai bicara saja sudah ditolak, lantas bagaimana ia bisa mendapat materi incarannya? Karina, ayo berpikir!
"Saya sungguh tertarik dengan pembawaan materi Ms. Sooyoung dan saya yakin materi ini akan menjadi bekal saya di masa dep-"
Brak!
Hentakan buku tebal mengguncang hebat raga kadet rupawan. Rumor tentang dosen ini benar adanya. Dia tempramental. Satu jilid materi berjudul 'Pemecahan Teknik Musikal & Delapan Baris Tangga Nada' tergeletak di atas meja. Buku itulah yang menjadi incaran Karina. Ketakutan menyelimutinya. Maksudku, ayolah. Karina hanya ingin berkas materinya saja, tidak lebih.
"Kembalikan ini di meja saya besok siang sebelum pukul 12. Jangan coba-coba menyalin isinya kecuali anda ingin berurusan dengan saya."
Dosen itu berbalik—pergi meninggalkan Karina tanpa mengucapkan kalimat perpisahan.
That was very intense.
Nyawa Karina masih hidup. Waktunya hanya satu hari untuk menghapal seluruh isi materi ini. Tak masalah, dia sudah terlatih untuk belajar cepat.
Namun makanan tetaplah sumber energi utama. Organ di bawah sana sudah berteriak kelaparan. Waktu istirahat tak banyak, saatnya menyusul Giselle ke kantin. Semoga harga makanan disana tidak terlalu mahal.
Begitu ia beranjak menuju pintu keluar, seorang kurcaci lucu menghadangnya. Kedua tangannya terbuka lebar berusaha menutup akses jalan.
"Eh, ada Minjeong." Sapa Karina riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Roommate (HIATUS)
FanfictionKarina harus sekamar dengan penguasa kampus yang luar biasa gilanya. Entah berapa kali ia mengajukan surat pindah kamar, namun permohonannya selalu ditolak. Tidak hanya kesabaran Karina yang diuji tapi seluruh aspek hidupnya otomatis menjadi milik s...