Domestic

1.6K 286 6
                                    

⚠️ // language, violence


"Kenapa panas banget sih... Gila, kenapa banyak banget selimut disini?"

Sky membuka matanya perlahan. Kepalanya sedikit pusing dan badannya terasa gerah. Kaos yang ia kenakan lengket karena keringatnya. Ia baru saja akan menendang selimut-selimut yang menyelimuti dirinya itu dan hendak membuka kaosnya, tapi ia menyadari ada tangan melingkar di pinggangnya.

Ia tidak sendiri.

Michele sedang tertidur lelap disampingnya. Di tangannya juga ada kain handuk yang ia cengkram dengan kencang.

"Huh?" Pikir Sky.

Sky melihat ke jendela luar, hari sudah terang. Ia perlahan membuka selimut-selimut itu, ia benar-benar berkeringat hebat, bajunya sudah basah karena ia kepanasan. AC ruangannya pun dalam kondisi off. Ia tidak tahu berapa lama ia sudah tertidur. Yang ia ingat hanya ia tadi malam kelelahan lalu ia tidur pulas.

Ia melihat ke nakas di samping tempat tidurnya, ada mangkuk sup yang baru dimakan separuh. Ia lalu mengingat jika ia berusaha muntah tapi tidak ada yang keluar. Ia ingat badannya mengigil kedinginan dan ia jadi sangat manja pada Michele. Ia ingat menggengam bajunya erat sehingga Michele tidak bisa pergi dari ranjangnya. Ingatannya masih blur, tapi setidaknya ia ingat sedikit.

Sky merasa tenggorokannya gatal dan ia ingin batuk. Ia memalingkan wajahnya ke samping dan berusaha untuk menahan batuknya agar tidak membangunkan Michele. Tapi usahanya sia-sia karena batuknya justru keluar dan terdengar lebih kencang.

Michele langsung membuka mata dan mendongakkan kepalanya pada Sky yang sudah terduduk disampingnya.

"Oh, sudah bangun. Kamu gapapa? Masih dingin ngga?" Tanya Michele bertubi-tubi. Ia menaruh telapak tangannya di dahi Sky dan menghela nafas panjang ketika kening yang semalaman ia kompres itu sudah tidak panas.

"Aku nggak papa kok." Jawab Sky lirih.

"Iya sudah nggak demam." Kata Michele.  "Pusing nggak?"

Sky menggeleng, "Nggak terlalu. I am okay."

"Aku panasin sup ya." Michele pun langsung keluar tanpa aba-aba. 

Sky masih duduk diam diatas kasurnya, ia merasa tidak punya tenaga bahkan untuk berdiri sekalipun.

Tak lama, Michele pun masuk dengan semangkuk krim sup ayam hangat di sebuah mangkuk. Ia lalu duduk di samping Sky diatas kasur mereka.

"Perut kamu masih kosong, ayo dimakan sedikit biar ada tenaga, ya. Kata Kak Irene kamu suka krim sup, jadi aku bikinin. Mungkin nggak seenak punya mami kamu sih." Jelas Michele.

Sky pun tidak berkata apa-apa dan hanya membuka mulutnya lebar. Pertanda ia ingin di suap oleh Michele.

Michele pun tanpa bertanya menyuapi Sky yang bersandar pada headrest kasur mereka secara pelan. Sky tidak bisa makan banyak, tapi paling tidak perutnya terisi.

"Aku...  tidur berapa lama?" Tanya Sky pelan.

"Seharian. Kemarin pagi kamu demam, terus seharian tidur, bangun makan dikit dan jalan ke kamar mandi sendiri dua kali. Sisanya kamu tidur. Syukur deh sekarang udah gapapa."

"Winter dimana?" Lanjutnya.

"Sama Selena dan Jimmy. Aku mau titip kak Irene tapi mereka di Semarang dan papi mami kamu di Singapore. Maaf ya aku nitipin dia ke Selena dan Jimmy. Aku panik kemarin dan bingung mau titip ke siapa."

Sky pun mengangguk. Ia percaya jika Selena dan Jimmy bisa menjaga Winter.

"Kaos kamu basah, ganti yang baru ya. Atau kamu mau mandi? Aku siapin bathup pake air hangat."

Winter | wenga [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang